Qiroat Sab’ah adalah tujuh corak bacaan Al-Qur’an yang diakui para ulama sejak abad ketiga Hijriah. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan ragam cara membaca ayat dengan perbedaan tertentu. Biasanya perbedaan itu mencakup huruf, harakat, mad, atau cara pengucapan kata. Meskipun berbeda, seluruh bacaan ini sah. Bahkan qiroat ini berasal dari tradisi para imam qiraah yang memiliki sanad kuat hingga Rasulullah SAW.
Pengertian Qiroat Sab’ah
Qiroat Sab’ah berarti tujuh bacaan Al-Qur’an yang dinisbatkan kepada tujuh imam qiraah. Setiap imam memiliki satu qiroat pokok. Lalu bacaan itu diteruskan para rawi hingga menjadi qiraat yang dipakai sampai hari ini. Qiroat ini bukan bacaan baru. Sebaliknya, qiroat ini adalah bagian dari keragaman bacaan yang diajarkan Nabi kepada para sahabat. Variasi itu muncul karena perbedaan dialek Arab yang ada di Jazirah Arab.

Tujuh Imam Qiroat
Tujuh imam qiroat yang dikenal luas adalah:
-
Imam Nafi’ al-Madani, dengan rawi Qalun dan Warasy.
-
Imam Ibn Katsir al-Makki, dengan rawi Al-Bazzi dan Qunbul.
-
Imam Abu ‘Amr al-Bashri, dengan rawi Ad-Duri dan As-Susi.
-
Imam Ibn ‘Amir asy-Syami, dengan rawi Hasyim dan Ibn Dzakwan.
-
Imam ‘Ashim al-Kufi, dengan rawi Hafs dan Syu’bah.
-
Imam Hamzah al-Kufi, dengan rawi Khalaf dan Khallad.
-
Imam Al-Kisā’i al-Kufi, dengan rawi Ad-Duri dan Abul Harits.
Ketujuh imam ini terkenal dengan bacaan yang jelas, terjaga, dan bersambung sanadnya. Mayoritas bacaan yang digunakan oleh umat Islam Indonesia adalah riwayat Hafs dari ‘Ashim.
Baca juga: Apa Arti Tartil dalam Membaca Al Quran dan Mengapa Penting?
Riwayat Hafs dan ‘Ashim Paling Banyak Digunakan di Indonesia
Qiroat Sab’ah dipakai dalam banyak tradisi pendidikan Al-Qur’an. Biasanya bacaan ini digunakan di negara yang memakai qiroat setempat sejak lama. Misalnya, riwayat Warasy dari Nafi’ banyak dipakai di Afrika Utara. Riwayat Qalun dipakai di Libya serta sebagian Tunisia. Riwayat Hafs dari ‘Ashim dipakai luas di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Bahkan banyak pesantren Indonesia mengajarkan qiroat standar melalui kajian tahsin dan tahfidz.
Baca juga: Keunggulan Pondok Tahfidz Jombang Mencetak Hafizhah Qur’an
Selain itu, qiroat ini dibahas di perguruan tinggi Islam. Biasanya kajian itu masuk dalam mata kuliah Ulumul Qur’an dan Ilmu Qiraat. Para penghafal Al-Qur’an juga mempelajari ragam qiroat sebagai penguatan sanad. Dengan demikian, umat Islam dapat memahami kekayaan bacaan Al-Qur’an secara lebih mendalam.
Qiroat Sab’ah adalah warisan penting dari tradisi bacaan Al-Qur’an. Setiap qiroat memiliki karakter yang berbeda. Namun semuanya kembali pada satu tujuan, yaitu menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an. Pemahaman tentang qiroat ini membantu umat Islam menghargai kekayaan bacaan yang diwariskan para imam qiraah.
Jika Anda tertarik memperdalam hafalan Al-Qur’an sesuai tata baca yang tepat dalam lingkungan yang terarah, PPTQ Al Muanawiyah membuka kesempatan bagi santri baru untuk belajar langsung dengan bimbingan guru berpengalaman. Informasi pendaftaran dapat diakses melalui website resmi. Anda bisa mulai menempuh perjalanan menghafal Al-Qur’an dengan lebih terarah dan menyeluruh.




