Akhlak Terhadap Guru dalam Kitab Ta’lim Muta’allim

Akhlak Terhadap Guru dalam Kitab Ta’lim Muta’allim

Dalam Islam, akhlak terhadap guru bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga bagian penting dari keberhasilan menuntut ilmu. Adab kepada guru yang baik diyakini menjadi pintu datangnya ilmu yang bermanfaat dan keberkahan dalam proses belajar. Tak heran, para ulama terdahulu menaruh perhatian besar terhadap adab ini, bahkan sebelum membahas isi pelajaran.

Adab-Adab Penting dalam Menjaga Akhlak Terhadap Guru

Pertama, seorang murid dianjurkan tidak duduk di tempat guru atau berjalan di depannya tanpa izin. Meskipun terlihat sepele, namun ini adalah bentuk penghormatan lahiriah yang mencerminkan kedalaman akhlak batin. Duduk di tempat guru atau menyalipnya tanpa sopan santun bisa mencerminkan kurangnya rasa hormat.

Selanjutnya, tidak menyela atau mendebat guru saat sedang mengajar adalah prinsip penting lainnya. Interupsi atau menyanggah guru dengan cara yang tidak sopan dapat menghalangi keberkahan ilmu. Bahkan, banyak kisah ulama besar yang menahan pertanyaan demi menjaga adab saat gurunya sedang berbicara.

akhlak adab terhadap guru ustadz yang mengajar ilmu kepada murid
akhlak terhadap guru dalam kitab ta’lim muta’allim

Tak kalah penting, murid sebaiknya datang ke majelis ilmu sebelum guru hadir. Dengan datang lebih awal, murid menunjukkan kesungguhan dan kesiapan dalam menuntut ilmu. Ini juga melatih kedisiplinan dan menumbuhkan rasa hormat terhadap waktu guru.

Selain itu, Az-Zarnuji dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim menasihati agar tidak belajar dari banyak guru sekaligus di awal perjalanan belajar. Hal ini bertujuan agar fondasi ilmu tidak tercampur dan murid tidak bingung dengan banyak perbedaan pendapat.

Terakhir, tawadhu’ dan menyadari kedudukan guru adalah puncak dari akhlak yang baik. Guru adalah pewaris ilmu para nabi. Oleh karena itu, seorang murid harus bersikap rendah hati dan memuliakan mereka dalam tutur kata maupun perilaku.

Adab sebagai Jalan Menuju Ilmu yang Bermanfaat

Menjaga akhlak terhadap guru bukan hanya tradisi, melainkan juga warisan para ulama yang terbukti mendatangkan keberhasilan. Jika ingin ilmu yang kita pelajari membawa perubahan dan keberkahan, maka akhlak kepada guru harus menjadi prioritas utama. Karena sesungguhnya, keberhasilan dalam belajar bukan hanya soal kecerdasan, tetapi juga keikhlasan dan adab yang tinggi.

Dengan mempraktikkan adab-adab ini, semoga kita menjadi murid yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan diberi kemudahan dalam memahami ilmu.

Adab Kepada Guru Menurut Kitab Ta’limul Muta’allim

Adab Kepada Guru Menurut Kitab Ta’limul Muta’allim

Dalam menuntut ilmu, keberkahan bukan hanya datang dari kepandaian dan kerja keras, tetapi juga dari bagaimana seseorang menjaga adab kepada guru. Hal ini ditekankan secara mendalam dalam kitab klasik Ta’limul Muta’allim, karya Imam Az-Zarnuji, yang telah menjadi rujukan banyak pesantren dalam membentuk karakter santri. Dalam kitab ini dijelaskan bahwa adab adalah pintu masuk utama untuk mendapatkan manfaat dari ilmu.

 

1. Memuliakan Guru dengan Sepenuh Hati

Dimulai dengan memuliakan dan menghormatinya, baik secara lahir maupun batin. Tidak membantah ucapannya, tidak menatapnya dengan pandangan meremehkan, dan tidak memotong pembicaraannya adalah bagian dari bentuk penghormatan ini. Imam Az-Zarnuji berkata,

“Barang siapa yang tidak memuliakan gurunya, maka ia tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmunya.”

Baca juga: 6 Adab Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta’lim Muta’allim

2. Sabar atas Teguran dan Didikan Guru

Seorang murid harus sabar jika guru memberi nasihat dengan keras. Hal itu bukan karena benci, tetapi bentuk kasih sayang seorang pendidik yang ingin muridnya tumbuh lebih baik. Dalam kesabaran itulah, ilmu akan menancap dalam dan menjadi bekal seumur hidup.

adab kepada guru yang dianjurkan kitab talim mutaallim, gambar ustadz menyimak hafalan al quran santri laki laki
Adab kepada guru menurut Kitab Ta’lim Muta’allim

 

3. Tidak Menyebut Nama Guru Secara Langsung

Dalam tradisi ulama, menyebut nama guru secara langsung dianggap kurang sopan. Oleh karena itu, gunakan panggilan yang menunjukkan penghormatan seperti “ustadz”, “guru kami”, atau “syaikh”. Ini menunjukkan ketawadhuan dan penghargaan terhadap peran guru.

4. Mendoakan Guru

 Termasuk mendoakan kebaikan untuknya, baik di hadapan maupun di belakangnya. Doa untuk guru yang tulus adalah bentuk cinta dan terima kasih atas ilmu yang telah ia wariskan.

Menjaga adab kepada guru bukan hanya soal sopan santun, tapi juga kunci terbukanya ilmu yang bermanfaat. Dalam dunia pendidikan Islam, guru bukan sekadar pengajar, tapi pewaris ilmu para nabi. Maka, siapa yang menjaga adab kepada guru, insyaAllah akan dimuliakan oleh ilmu dan kehidupan.

6 Adab Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta’lim Muta’allim

6 Adab Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta’lim Muta’allim

Dalam Islam, adab menuntut ilmu merupakan syarat utama agar ilmu menjadi berkah. Tanpa adab, ilmu bisa menjadi sia-sia. Oleh karena itu, santri dan pelajar muslim perlu mempelajari tata krama saat belajar, bukan hanya materi pelajaran. Salah satu kitab rujukan utama yang membahas hal ini adalah Ta’limul Muta’allim, karya Imam Az-Zarnuji. Kitab ini sudah menjadi pedoman di berbagai pesantren dan madrasah Islam.

Imam Az-Zarnuji menjelaskan bahwa keberhasilan dalam menuntut ilmu bergantung pada enam hal penting. Inilah kiat sukses belajar dalam Islam yang patut dipegang oleh setiap penuntut ilmu.

1. Dzaka’ (Kecerdasan)

Cerdas bukan berarti harus jenius. Yang dimaksud adalah kecerdikan memahami pelajaran dan cepat menangkap penjelasan guru. Pelajar yang beretika saat belajar juga akan lebih mudah menerima ilmu.

2. Hirsh (Semangat dan Niat Kuat)

Tanpa semangat, belajar hanya akan terasa berat. Santri yang punya tekad kuat akan tetap belajar meski dalam keadaan lelah. Ini adalah sikap mental yang mendukung adab saat belajar.

3. Ijtihad (Kesungguhan dan Usaha Serius)

Belajar butuh perjuangan. Keseriusan akan membentuk konsistensi. Santri yang sungguh-sungguh tidak menunda hafalan dan tidak lalai dalam murojaah. Etika belajar dalam Islam mengajarkan disiplin dan kerja keras. Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an. Kita juga hendaknya menerapkan tips menghafal Al-Qur’an yang baik agar hafalan tidak cepat hilang.

Para siswa putri sedang melaksanakan ANBK di SMPQ Al Muanawiyah Jombang, menggambarkan semangat dan adab menuntut ilmu dalam lingkungan pendidikan Islam.
Adab menuntut ilmu yang diterapkan siswa SMPQ Al Muanawiyah Jombang

4. Bulghah (Bekal yang Cukup)

Bekal yang cukup membuat santri bisa belajar dengan tenang. Makanan, alat tulis, dan tempat tinggal yang layak adalah bagian dari penunjang keberhasilan. Orang tua juga berperan dalam memberikan dukungan.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kita Harus Menghafal Al-Qur’an

5. Irsyad Ustadz (Bimbingan Guru)

Seorang murid tidak akan berhasil tanpa guru. Dalam Islam, adab kepada guru adalah bagian dari adab menuntut ilmu. Menjaga perkataan, mendengarkan dengan saksama, dan meminta nasihat adalah kunci keberkahan ilmu. Begitu pula para pengajar di sekolah tempat anak menuntut ilmu, harus dipastikan profesional dan berkompeten.

6. Thuluz Zaman (Waktu yang Panjang)

Belajar bukan proses instan. Hafalan dan pemahaman butuh waktu. Santri perlu sabar dan tekun. Seorang pelajar yang memiliki etika belajar yang baik akan menghargai proses ini.

Kitab Ta’lim Muta’allim mengajarkan bahwa adab menuntut ilmu dalam Islam lebih utama dari sekadar ilmu itu sendiri. Dengan cerdas, semangat, sungguh-sungguh, cukup bekal, bimbingan guru, dan waktu yang konsisten, pelajar muslim bisa meraih keberhasilan. Santri yang berakhlak mulia akan mendapat ilmu yang bermanfaat, serta mengangkat derajat dirinya dan keluarganya.