Profil Pendiri Pondok Tahfidz Putri Jombang Al-Muanawiyah
Pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muanawiyah setiap tahunnya semakin progress dengan baik, baik kurikulum akademiknya, sarana prasarananya , dan lingkungannya. Semua itu tidak lepas dari polesan sang pendiri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muanawiyah yaitu Ustadz A.Mu’ammar Sholahuddin, S. Pd, M. Pd.
Berikut ini profil singkat beliau dan bagaimana proses berdirinya Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muanawiyah Jombang, Kandang nya macan atau Sangking banyaknya pesantren di Jombang.
Ustadz Amar sapaan beliau setiap hari, beliau lahir di Desa Kecil Kalisari Kec Baureno Kab, Bojonegoro Jawa Timur, menjadi anak bungsu dari 9 saudara, ia terdidik mandiri karena keadaan ekonomi keluarga. Beliau lahir 14 September 1985 saat tulisan ini di realease usia beliau 40 tahun di tahun 2025. Beliau Lulus di MI Tanwiriyah Kalisari pada tahun 1999, ia bersyukur karena lahir di lingkungan pesantren, pagi, siang sore dan malam ada ngaji, karena disana ada madrasah diniyah dan lahirlah Pondok Pesantren Asy-Syafa’ah, Pondok Pesantren desa namun kurikulumnya bagus sekali, ada sorogan setiap minggunya, sorogan Adalah uji coba membaca kitab kuning kosongan di depan kyai pemangku pondok untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman pembelajaran dalam seminggu tersebut.
Disana juga ada Madrasah Tsanawiyah atau kelanjutan jenjang Madrasah Ibtidaiyah, beliau lulus pada tahun 2003, saat lulus tsanawiyah beliau sudah khatam Jurumiyah beberapa kali dan khatam kitab “tausyih ala ibnil Qosim sayarah dari Fathul Qoribil mujib. Melanjutkan ke Pondok Pesantren Attanwir talun sumberrejo Bojonegoro, dengan mengikuti kurikulum berbasis pesantren ala Gontor dan Kurikulum Kemenag, Beliau menjadikan lebih matang lagi dalam pengetahuan Ilmu agama, baik Fiqih, manteq, usul fiiqih dan ilmu dakwah seperti Muhadloroh dan berorganisasi.
Attanwir Adalah pesantren terbesar di Kawasan Bojonegoro, santrinya berbagai kalangan, sempat menjadi kandidat PPM (Pengurus Pelajar Madrasah) saat itu, namun ia gagal dalam pemilihan osis tersebut, ia menjadi Ketua Divisi Penerangan, hal inilah beliau sedikit faham terkait dunia elektronik seperti pemasangan sound system dan terkait ilmu Jurnalistik.
Attanwir mengantarkan beliau lebih dalam lagi terkait organisasi, beliau juga mengikuti organisasi kultural seperti Pasuska Pramuka khusus attanwir, IPNU menjadi ketua ranting Kalisari, dan juga Bhayangkara di Kawasan kec Baureno.
Pasca lulus dari MAI Attanwir 2006 hingga disebut dengan Alumni Attanwir 2006 atau Al-Anam, beliau menginginkan kuliah namun karena keadaan ekonomi keluarga yang menjadikan beliau harus sedikit bersabar untuk menuju jenjang menjadi Mahasiswa, pasca lulus beliau berusaha untuk mewujudkan niat nya melanjutkan jenjang Pendidikan di Kampus, ikut berjualan Map dengan teman-temannya namun gagal, cob ates beasiswa di Kampus UIN walisongo juga tidak berhasil, alhasil beliau bekerja menjadi penjaga air isi ulang gallon, bertempat di rungkut Surabaya, di minimarket Mina, ia mengawali bekerja pertama kalinya, air isi ulang tersebut juga baru buka, hingga beliau belajar banyak ilmu marketing disana, sebar brosur dari rumah ke rumah, kos ke kos dan sekolah ke sekolah.
Dari omset yang masih sedikit hingga menjadi 100 galon perhari. Namun, niat untuk kuliah tetap tidak surut, alhasil kakaknya yang menjadi PNS, Ibu Mahfudlotun nisa (almh) mengirim beliau ke Pare untuk ikut kursu Bahasa Inggris di BEC pare Kediri.
2007 menjadi titik bangkit menjadi pelajar Bahasa inggris di pare, bertemu berbagai kalangan, dari jawa timur hingga luar pulau, menempuh kurang lebih 1 tahun disana dengan rincian 1 bulan Pre-Bec, lalu 2 bulan BTC, 1 Bulan CTC , 3 bulan TC dan 3 bulan MS. Program Mastering System atau MS Adalah program yang dirancang untuk menjadi pengajar Bahasa Inggris, sebulan beliau dikirim mengajar di SMPN 1 Benjeng Gresik.
Setelah lulus dari BEC menjadi Babak baru bagi Ustadz Amar, beliau pergi ke Ibu Kota Jakarta,disana menjadi tentor disebuah Bimbingan Belajar pernah di SEC, LPIA, dan sempat kuliah disana namun tidak dilanjutkan karena harus pulang ke Jawa Timur lagi.