Kitab Risalatul Mahidh dan Pentingnya untuk Mempelajarinya

Kitab Risalatul Mahidh dan Pentingnya untuk Mempelajarinya

Kitab Risalatul Mahidh adalah salah satu karya penting dalam khazanah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang fiqih wanita. Disusun oleh Syaikh Muhammad bin Isma‘il al-Kahlani ash-Shan‘ani, seorang ulama besar asal Yaman pada abad ke-12 Hijriyah, kitab ini menjadi rujukan penting di pondok pesantren putri. Beliau dikenal sebagai tokoh yang memiliki keluasan ilmu, mendalam dalam memahami dalil. Selanjutnya beliau juga mampu menyajikan pembahasan fiqih secara runtut dan mudah dipahami.

Nama Risalatul Mahidh sendiri diambil dari kata “al-mahidh” yang berarti haid. Sesuai judulnya, kitab ini membahas secara rinci hukum-hukum yang berkaitan dengan darah haid, nifas, dan istihadhah. Penjelasannya disertai dalil dari Al-Qur’an, hadits Nabi, serta pandangan para ulama dari berbagai mazhab, sehingga kitab ini menjadi rujukan penting yang diakui keotentikannya.

Kitab risalatul mahidh yang berisi fiqh wanita
Kitab risalatul mahidh (foto: shopee.co.id)

Isi Kitab Risalatul Mahidh

Secara garis besar, isi kitab meliputi: definisi haid dan tanda-tandanya, masa minimal dan maksimal haid, perbedaan haid, istihadzoh, dan nifas, serta pengaruhnya terhadap ibadah seperti shalat, puasa, dan thawaf. Kitab ini juga membahas panduan kebersihan, adab, dan etika yang dianjurkan bagi wanita Muslimah dalam kondisi tersebut. Sehingga tidak hanya fokus pada hukum tetapi juga aspek moral dan kesehatan.

Pentingnya mempelajari kitab ini tidak bisa diabaikan, terutama bagi para santri putri dan pendidik. Pengetahuan yang benar tentang hukum haid akan mencegah kesalahan dalam beribadah dan memberi bekal untuk mengajarkan materi ini kepada masyarakat. Karena darah yang keluar dari farji’ wanita sangat berkaitan dengan status dan batasan ibadah. Memahami pembahasan fiqih wanita sejak dini akan membantu membentuk generasi Muslimah yang taat, bersih, dan terjaga kehormatannya.

Di Pondok Pesantren Al Muanawiyah, Risalatul Mahidh menjadi salah satu kitab pokok dalam kurikulum madrasah diniyah. Pengajarannya dilakukan secara sistematis dengan bimbingan ustadzah yang berpengalaman. Sehingga santri tidak hanya memahami teori, tetapi juga praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang pembelajaran kitab ini, silakan kunjungi website resmi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah, untuk informasi lengkap program pendidikan dan pendaftaran.

Puncak Milad ke-5, Pengasuh Menegaskan Komitmen Bersama

Puncak Milad ke-5, Pengasuh Menegaskan Komitmen Bersama

Sabtu, 9 Agustus 2025 menjadi malam penuh keberkahan bagi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang. Puncak Milad ke-5 yang dilaksanakan ba’da Isya ini dihadiri jajaran asatidzah, santri, wali santri, serta masyarakat sekitar. Acara diawali dengan pengajian bersama ibu-ibu masyarakat sekitar ba’da maghrib. Dilanjutkan oleh puncak acara yang dibuka dengan lantunan sholawat oleh tim banjari Al Muanawiyah. Berikutnya penampilan para pemenang lomba, mauidzoh hasanah dari pengasuh, dan ditutup dengan doa bersama. Tak lupa juga pemberian apresiasi bagi santri dan asatidzah terbaik, sebagai bentuk pemberian motivasi agar terus megoptimalkan kontribusi terbaiknya.

foto bersama pengasuh pondok dan para santri yang menerima apresiasi dalam acara puncak milad ke-5 PPTQ Al Muanawiyah Jombang
Pemberian apresiasi saat malam puncak milad ke-5 Al Muanawiyah Jombang

Pengasuh pondok, A. Muammar Sholahudin, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan rasa syukur mendalam atas perjalanan lima tahun Al Muanawiyah. Beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus, santri, asatidzah, dan donatur yang telah mendukung perkembangan pondok, sambil mengenang perjuangan mengembangkan pondok ini,

“Saya ingat lima tahun lalu bagaimana kita menerima 2 orang santri pertama. Tujuan awal saya hanyalah untuk menjaga hafalannya Uma (Ita Harits). Akhirnya saya buatkan website, poster, saya desain sendiri. Rancangan program belum matang, jelas bingung ini santri mau dikasih apa, diajak ngapain. Akhirnya simakan dulu sampai menunggu santri baru lainnya. Alhamdulillah 1 minggu kemudian, datanglah 7 santri. Jadi awal berdiri kita punya 9 santri.”

Baca juga: Mbah Bolong dan Warga Meriahkan Kajian Milad ke-5

Dalam mauidzoh hasanah, beliau juga menegaskan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang juga angin yang menerpanya. Maka penting agar selalu meluruskan niat dan komitmen bersama. Beliau berpesan kepada asatidzah agar selalu meluruskan niat: menjaga dan mengamalkan hafalan Al-Qur’an bagi yang sudah memiliki hafalan. Kemudian, memberikan pelayanan terbaik untuk para penghafal Al-Qur’an.

Pesan Milad ke-5 dari Kepala Sekolah SMPQ Al Muanawiyah

Ustadzah Lia Amirotus Zakiyah, S.Pd., Kepala SMPQ Al Muanawiyah, turut berbagi kenangan perjuangan awalnya.

“Saya ingat betul tahun 2022, pertama kali saya ke sini kelas belum ada bangkunya. Muridnya juga hanya sedikit. Saya sampai ragu apa betul sekolah ini, rasanya ingin mundur. Tetapi ibu saya berpesan, niatkan untuk mengamalkan ilmu, insyaAllah nanti berkah. Alhamdulillah 3 tahun berjalan, pertumbuhannnya sangat pesat. Fasilitas bertambah, sudah terakreditasi A, itu adalah capaian yang patut kita apresiasi bersama.”

Kegiatan malam itu ditutup dengan pemutaran video recap, doa bersama, dan makan malam yang penuh kehangatan. Puncak Milad ke-5 ini menjadi momen refleksi agar terus menjaga visi Al Muanawiyah. Menjadi lembaga terdepan dalam mencetak generasi Qur’ani yang berilmu, berakhlak, dan bermanfaat bagi umat. Semoga langkah ini senantiasa diridai Allah, diberi kekuatan untuk istiqamah, dan menjadi sumber kebermanfaatan bagi santri, wali santri, pengasuh, asatidz, serta warga sekitar.

Saksikan rekaman ulang kegiatan tersebut di kanal YouTube Al Muanawiyah

Pentingnya Adab Sebelum Ilmu di Era Digital

Pentingnya Adab Sebelum Ilmu di Era Digital

Adab mencerminkan kesiapan hati dan jiwa dalam menerima ilmu. Apalagi di era digital seperti sekarang, ilmu bisa didapat dengan cepat. Namun, satu hal sering dilupakan: pentingnya adab sebelum ilmu. Padahal, para ulama terdahulu sangat menekankan bahwa akhlak harus didahulukan sebelum ilmu masuk ke hati. Seorang murid yang mengamalkan adab kepada guru, menjaga sopan santun di majelis ilmu, serta menunjukkan kesungguhan dalam belajar, akan lebih mudah menerima ilmu yang masuk. Sebaliknya, ilmu yang datang kepada orang yang sombong dan tidak beradab seringkali tidak menetap dan tidak membuahkan hikmah.

Imam Malik bin Anas, seorang ulama besar Madinah, menjadi contoh terbaik. Ibunya berkata, “Pergilah ke Rabi’ah, pelajarilah adabnya sebelum kau ambil ilmunya.” Nasihat itu bukan sekadar petuah. Ia menjadi fondasi kesuksesan Imam Malik dalam keilmuannya.

Seorang ulama zuhud yang lain, Abdullah bin Mubarak, pernah berkata,

“Kami mempelajari adab selama 30 tahun dan ilmu selama 20 tahun.”

Itu menunjukkan pentingnya adab sebelum ilmu sebagai bekal utama memperoleh ilmu yang bermanfaat. Contoh lain datang dari Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau tidak hanya belajar dari Imam Syafi’i, tetapi juga sangat menghormatinya. Ia lebih memilih mendengar dan menyimak adab gurunya dibanding langsung bertanya atau mengoreksi.

gambar siswa sekolah membungkuk memberi penghormatan sebagai ilustrasi dari adab sebelum ilmu
Menghormati guru adalah salah satu bentuk pentingnya adab sebelum ilmu

Pentingya Adab di Era Digital

Kini, kita bisa belajar dari video ceramah, e-book, dan kelas daring. Namun, adab tetap penting. Misalnya, tidak memotong penjelasan guru saat Zoom. Atau, tidak asal menyebar ilmu tanpa memahami isinya. Karena itu, tetap jaga sikap hormat, meski hanya lewat layar.

Adab juga tampak dari kesiapan belajar. Datang tepat waktu, mencatat dengan serius, dan tidak melakukan kegiatan lain saat guru berbicara. Hal-hal kecil ini mencerminkan penghormatan terhadap ilmu dan pengajarnya. Singkatnya, pentingnya adab sebelum ilmu tidak hanya berlaku di pesantren, tetapi juga di dunia digital. Ilmu tanpa adab akan sulit berbekas dan membawa manfaat jangka panjang.

Bagi yang ingin belajar adab dari kitab klasik seperti Ta’lim Muta’allim dan yang lainnya, banyak pondok pesantren yang mengajarkannya secara sistematis. Salah satunya Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang , untuk membentuk generasi berilmu dan berakhlak mulia.