Keutamaan Sedekah di Hari Jumat

Keutamaan Sedekah di Hari Jumat

Hari Jumat adalah hari istimewa dalam Islam. Banyak amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari penuh berkah ini, salah satunya adalah sedekah di hari Jumat. Sayangnya, sebagian kaum Muslimin belum sepenuhnya memahami keutamaannya, padahal ini adalah amalan ringan yang pahalanya besar. Dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ, hari Jumat disebut sebagai sayyidul ayyam (penghulu segala hari). Maka, tidak mengherankan jika amalan yang dilakukan pada hari ini pun dilipatgandakan pahalanya, termasuk dalam hal bersedekah.

Gedung pondok pesantren tahfidz putri Al Muanawiyah Jombang tempat menimba ilmu Al-Qur’an yang bisa dibantu melalui sedekah di hari Jumat
Keutamaan sedekah di Hari Jumat melalui wakaf pendidikan

Mengapa Sedekah di Hari Jumat Lebih Utama?

Keutamaan hari Jumat terbilang istimewa dibanding hari-hari lainnya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa amalan pada hari Jumat lebih utama dibanding amalan di hari-hari lain, sebagaimana bulan Ramadhan lebih utama dari bulan lainnya.

Beberapa ulama juga menyebut bahwa sedekah di hari Jumat memiliki nilai spiritual yang lebih besar karena:

  • Hari Jumat adalah hari berkumpulnya kaum Muslimin dalam shalat berjamaah.

  • Doa-doa pada hari Jumat lebih mustajab, termasuk doa orang yang bersedekah.

  • Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan memperbanyak amalan kebaikan di hari ini.

“Sedekah di hari Jumat dibandingkan sedekah di hari lain, seperti sedekah di bulan Ramadhan.”
(Lathaiful Ma’arif, Ibn Rajab)

Sedekah yang Bernilai Jariyah: Wakaf untuk Pendidikan

Selain sedekah biasa, salah satu bentuk sedekah yang bisa terus mengalir pahalanya adalah wakaf pendidikan. Wakaf termasuk dalam kategori sedekah jariyah, yakni amalan yang tidak terputus meski seseorang telah meninggal dunia.

Dengan berwakaf untuk pendidikan, Anda tidak hanya membantu operasional lembaga keislaman atau pondok pesantren, tetapi juga ikut membangun masa depan generasi Qur’ani. Setiap huruf Al-Qur’an yang dihafal santri, setiap ilmu yang mereka pelajari, akan menjadi pahala yang terus mengalir bagi para pewakafnya.

Jangan biarkan hari Jumat berlalu tanpa amal. Di antara banyak bentuk kebaikan yang bisa dilakukan, sedekah di hari Jumat adalah ladang amal yang luas dan mudah dikerjakan. Apalagi jika diarahkan untuk sesuatu yang manfaatnya terus berlanjut, seperti wakaf pendidikan.

Yuk, salurkan wakaf pendidikan Anda sekarang di wakaf PPTQ Al Muanawiyah Jombang dan raih keutamaan sedekah yang terus mengalir hingga akhirat.

Amal Sunnah di Penghujung Muharam yang Tak Boleh Terlewat

Amal Sunnah di Penghujung Muharam yang Tak Boleh Terlewat

Bulan Muharam adalah salah satu bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Keutamaannya tidak hanya pada awalnya, tetapi juga hingga penghujungnya. Maka, menyambut 5 hari terakhir bulan Muharram dengan amal-amal sunnah adalah bentuk kesungguhan seorang muslim dalam mengejar keberkahan waktu.

Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai “Syahrullah al-Muharram”—bulan Allah yang dimuliakan. Dalam bulan ini, pahala amal kebaikan dilipatgandakan, sementara dosa pun semakin berat timbangannya. Oleh karena itu, amal-amal sunnah seperti puasa, sedekah, dan memperbanyak ibadah sangat dianjurkan.

amal sunnah terbaik bulan muharam muharram
Amal sunnah terbaik di bulan Muharam

Amal Sunnah di Bulan Muharam yang Bisa Diperbanyak

Berikut beberapa amalan sunnah yang bisa dimaksimalkan di akhir bulan Muharram:

1. Puasa Sunnah

Meski puasa Asyura (10 Muharram) telah berlalu, puasa sunnah tetap dianjurkan di hari-hari lain. Nabi ﷺ menganjurkan puasa di bulan Muharam karena memiliki keutamaan yang besar. Puasa Senin dan Kamis, atau puasa ayyamul bidh (13, 14, 15 Hijriyah), jika bertepatan di akhir Muharram, sangat layak dihidupkan.

2. Perbanyak Dzikir dan Istighfar

Salah satu cara menutup bulan dengan kebaikan adalah memperbanyak istighfar. Muhasabah diri dan memperbanyak dzikir bisa menjadi amalan ringan namun bermakna besar. Sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar hati semakin dekat kepada-Nya. Jangan lupa untuk senantiasa melantunkan doa agar keturunan kita menjadi anak yang shalih shalihah.

3. Sedekah dan Membantu Sesama

Memanfaatkan waktu-waktu mulia dengan berbagi adalah pilihan cerdas. Sedekah tidak hanya berupa uang, tetapi juga makanan, tenaga, atau perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Amalan ini menjadi sebab dilapangkannya rezeki dan diampuni dosa.

Baca juga: Sedekah Abu Bakar dan Umar di Perang Tabuk

 

4. Menjaga Shalat Berjamaah dan Qiyamul Lail

Muharam adalah kesempatan menyemarakkan kembali semangat ibadah. Perbanyak shalat sunnah, termasuk qiyamul lail (shalat malam), sebagai bentuk kedekatan kepada Allah. Apalagi di akhir bulan, amal-amal kita akan diangkat dan dicatat.

5. Niatkan Hijrah dan Perubahan Diri

Karena Muharram adalah pembuka tahun hijriah, mari menjadikan momen akhir ini untuk memperbaharui niat, memperkuat azzam, dan meninggalkan kebiasaan buruk. Hijrah bukan soal tempat, tetapi tentang memperbaiki diri.

Penutup Muharam dengan Amal Sunnah Terbaik

Banyak orang semangat di awal, tapi lupa menutup dengan baik. Padahal, penutupan yang baik adalah kunci diterimanya amal. Dalam 5 hari terakhir bulan Muharram ini, kita bisa memaksimalkan amal sunnah sebagai bentuk kesungguhan mempersembahkan yang terbaik kepada Allah ﷻ.

“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada penutupnya.”
(HR. Bukhari)

Salah satu bentuk amal jariyah yang tak terputus meski kita telah tiada adalah wakaf untuk pendidikan. Wakaf ini menjadi ladang pahala abadi karena setiap ilmu yang dipelajari, setiap hafalan Al-Qur’an yang dilantunkan, dan setiap santri yang tumbuh menjadi da’i akan menjadi aliran keberkahan bagi sang pewakaf.

Yuk, maksimalkan hari-hari terakhir Muharram dengan bersedekah dan berwakaf untuk pendidikan santri. Jadilah bagian dari perubahan masa depan melalui amal terbaik hari ini.

Doa Orangtua Anak Pondok Agar Menjadi Shalih Shalihah

Doa Orangtua Anak Pondok Agar Menjadi Shalih Shalihah

Setiap orang tua tentu mendambakan anak yang shalih dan shalihah—anak yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, dan membawa keberkahan bagi keluarga. Bagi orang tua yang menitipkan anak di pondok pesantren tahfidz, harapan ini semakin besar: semoga anak tumbuh dengan akhlak mulia, hati yang terpaut pada Al-Qur’an, dan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat.

Namun mendidik anak bukan tugas pesantren semata. Doa orangtua untuk anak di pondok adalah bagian penting yang tidak tergantikan. Di balik keberhasilan anak dalam menjaga hafalan, menuntut ilmu, dan beradaptasi dengan kehidupan pesantren, ada doa orang tua—dalam sunyi, dalam sujud, dalam harap yang tidak pernah putus.

Baca juga: Tips Murojaah Hafalan Al-Qur’an Ala Pesantren Tahfidz

Mengapa Doa Orangtua untuk Anak di Pondok Itu Begitu Penting?

Dalam Islam, doa orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mustajab. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tiga doa yang dikabulkan tanpa keraguan padanya: doa orang tua untuk anak, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.”
(HR. Tirmidzi)

Doa orangtua anak pondok bukan hanya penguat semangat, tapi juga penjaga hati mereka dari kejauhan. Saat anak-anak menghadapi ujian, rasa rindu rumah, atau kesulitan memahami pelajaran, doa ayah dan ibu dari rumah adalah penopang utama yang tidak terlihat namun nyata terasa.

Ilustrasi kedua telapak tangan terangkat ke langit dengan latar siluet matahari, menggambarkan doa orangtua agar anak pondok menjadi shalih dan shalihah.
doa orangtua anak shalih shalihah

 

Contoh Doa dari Al-Qur’an untuk Anak yang Belajar di Pesantren

Berikut beberapa doa agar anak menjadi shalih dan shalihah yang bisa dibaca oleh orang tua setiap hari, terutama saat anak sedang mondok:

1. Doa Nabi Ibrahim agar dikaruniai anak shalih:
“Rabbi hab li minas shalihin.”
(Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku [anak] yang termasuk orang-orang shalih.)
(QS. As-Saffat: 100)

2. Doa agar anak dan keturunan senantiasa menegakkan shalat:
“Rabbi-j‘alni muqimas shalati wa min dzurriyyati, rabbana wa taqabbal du‘a.”
(Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap mendirikan shalat…)
(QS. Ibrahim: 40)

3. Doa agar anak diberikan ilmu dan pemahaman agama:
“Rabbi zidni ilma.”
(Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.)
(QS. Taha: 114)

Doa ini juga termasuk dalam doa sebelum belajar yang sering kita baca.

Doa-doa ini menjadi bekal spiritual orang tua yang menitipkan anaknya di pondok. Semakin rutin dibaca, semakin kuat hubungan batin antara orang tua dan anak, meskipun berjauhan.

Peran Orang Tua Tidak Berakhir Saat Anak Masuk Pesantren

Banyak yang mengira bahwa setelah anak masuk pesantren, semua tanggung jawab berpindah ke ustadz dan ustadzah. Padahal, peran doa orangtua anak pondok tetap menjadi tiang utama keberhasilan pendidikan. Justru di sinilah orang tua memasuki fase baru dalam mendidik: mendidik dengan keteladanan, kesabaran, dan doa yang tidak pernah putus.

Pesantren adalah ladang ilmu, tetapi doa dari rumah adalah cahaya yang menuntun langkah anak setiap hari. Doa yang penuh cinta, disertai ikhtiar dan kepercayaan, akan menjadi sebab datangnya keberkahan dalam proses belajar mereka.

Baca juga: Keteladanan Cinta Mu’adz bin Jabal Kepada Al-Qur’an

Doa, Sedekah, dan Niat yang Tulus: Penyempurna Perjuangan

Anak-anak di pesantren tidak pernah benar-benar sendiri. Mereka dikelilingi oleh guru, pembina, dan teman yang membersamai dalam kebaikan. Namun lebih dari itu, mereka dibentengi oleh doa orang tua. Tambahkan juga dengan sedekah dan wakaf pondok tahfidz serta menyempurnakan amanah sebagai wali santri, seperti menjaga hubungan baik dengan guru dan memenuhi kewajiban secara tepat waktu. Semua itu menjadi bagian dari ikhtiar agar ilmu anak lebih berkah.

Jangan pernah remehkan doa orangtua untuk anak yang mondok di pesantren. Doa yang terus dipanjatkan menjadi sebab turunnya rahmat, terbukanya kemudahan hafalan, dan tumbuhnya akhlak mulia dalam diri anak. Ketika orang tua sungguh-sungguh mengiringi anak dengan doa, maka insya Allah, anak-anak itu akan tumbuh menjadi shalih dan shalihah, penerus amal jariyah bagi kedua orang tuanya. Karena di balik santri yang tangguh dan hafidzah yang istiqamah, selalu ada doa orang tua yang penuh cinta dan harap.