Coding Santri Menguatkan Literasi Digital di Lingkungan Pesantren

Coding Santri Menguatkan Literasi Digital di Lingkungan Pesantren

Dalam perkembangan teknologi saat ini, literasi digital menjadi kebutuhan penting bagi pelajar, termasuk santri. Karena itu, program coding santri di SMP–SMA Qur’an Al Muanawiyah hadir sebagai sarana untuk memperkuat keterampilan digital tanpa menghilangkan identitas Qur’ani. Program ini dirancang agar santri mampu memahami teknologi secara bijak dan memanfaatkannya untuk kebaikan.

Literasi Digital sebagai Kompetensi Dasar Santri Modern

Literasi digital tidak hanya berarti kemampuan memakai perangkat, namun juga kemampuan memahami informasi, menilai keamanannya, dan menggunakannya dengan bertanggung jawab. Santri yang melek digital mampu menghindari hoaks, menjaga etika, dan mengoptimalkan teknologi untuk belajar. Kemampuan ini membuat santri mampu berinteraksi di dunia digital dengan tetap menjaga nilai agama.

Belajar coding melatih pola pikir runtut dan logis. Santri terbiasa membagi masalah menjadi langkah kecil. Pendekatan ini membantu mereka memahami pelajaran lain. Coding juga mendorong kemandirian belajar. Santri belajar mencari solusi, menguji perintah, dan memperbaiki kesalahan. Keterampilan tersebut menjadi bagian dari literasi digital yang kuat.

Baca juga: Program IT Pesantren Al Muanawiyah Didik Santri Terampil Digital

Tahapan Pembelajaran Coding Block

Pada tahap awal, santri menggunakan platform coding block sebagai media latihan. Platform ini membantu mereka mengenali konsep perintah, urutan, dan logika. Dengan alat itu, santri membuat game sederhana atau animasi kecil. Kegiatan ini menyenangkan. Selain itu, santri dapat melihat langsung hasil kerja mereka. Pendekatan seperti ini membuat proses belajar lebih efektif.

gambar siswa berpakaian baju pramuka sedang belajar koding
Potret suasana ekstrakurikuler koding dan kecerdasan artifisial di SMP-SMA Qur’an Al Muanawiyah

Santri kemudian diajak mengenal AI generatif. Mereka mempelajari cara memakai aplikasi AI dengan aman dan sesuai kebutuhan. Selain itu, mereka belajar menyusun prompt yang tepat. Prompt digunakan untuk kelas, pencarian informasi, dan pembuatan konten edukatif. Dengan bimbingan guru, santri memahami batasan penggunaan AI. Literasi ini penting agar mereka dapat memanfaatkan teknologi tanpa terjebak penyalahgunaan.

Baca juga: Pentingnya Adab Sebelum Ilmu di Era Digital

Setiap proyek coding didokumentasikan oleh santri. Dokumentasi tersebut melatih kemampuan menyusun laporan dan menjelaskan proses kerja. Kegiatan ini memperkuat literasi informasi. Santri juga belajar menjaga etika digital, seperti menghargai karya orang lain, tidak menjiplak, dan mematuhi aturan hak cipta. Sikap ini penting untuk membentuk karakter santri yang berakhlak dalam dunia maya.

Menumbuhkan Minat Santri pada Dunia STEM

Program coding santri mendorong rasa ingin tahu terhadap dunia sains dan teknologi. Banyak santri mulai tertarik pada bidang informatika, robotika, dan matematika. Ketertarikan ini menjadi modal penting untuk pendidikan lanjutan. Karena itu, program ini tidak hanya bermanfaat saat ini, tetapi juga menentukan arah masa depan mereka.

Al Muanawiyah berharap kegiatan ini membentuk santri yang unggul dalam akhlak dan teknologi. Santri diharapkan mampu memberi manfaat bagi masyarakat melalui karya digital yang baik. Program ini memperkuat komitmen pesantren dalam memadukan pendidikan agama dengan kemampuan abad ke-21. Dengan cara ini, santri dapat menghadapi perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas Qur’ani.

Keunggulan Pondok Tahfidz Jombang Mencetak Hafizhah Qur’an

Keunggulan Pondok Tahfidz Jombang Mencetak Hafizhah Qur’an

Jombang telah lama dikenal sebagai kota santri. Tradisi keilmuan Islam berkembang sejak berdirinya pesantren legendaris seperti Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari, serta Pondok Pesantren Tambakberas yang dirintis oleh KH Abdul Wahab Hasbullah. Seiring perjalanan waktu, berbagai lembaga tahfidz tumbuh di daerah ini. Karena itu, wajar jika banyak orang tua memilih pondok tahfidz Jombang sebagai tempat bagi anak mereka untuk memperdalam hafalan Al-Qur’an. Tradisi Qurani menjadi kekuatan utama pendidikan tahfidz di wilayah ini.

Santri di Jombang dibiasakan bangun sebelum subuh. Mereka memulai hari dengan muroja’ah. Setelah itu, kegiatan talaqqi dilakukan bersama ustadz. Cara ini meniru metode klasik yang menekankan ketelitian bacaan. Intinya, hafalan harus dijaga melalui pengulangan yang teratur. Dalam beberapa pesantren, santri juga mengikuti tasmi’ pekanan. Kegiatan ini menjadi sarana evaluasi hafalan agar tetap kuat dan stabil.

Metode Tahfidz yang Terbukti Efektif

Banyak pesantren di Jombang menggabungkan metode takrir dan tasmi’. Santri mengulang ayat secara mandiri. Kadang-kadang mereka saling menyimak untuk memperbaiki bacaan. Biasanya, jadwal setoran dilakukan dua kali sehari. Kegiatan tersebut membangun kedisiplinan dan konsistensi. Beberapa pondok memiliki program bertingkat agar santri dapat berkembang sesuai kemampuan.

Di sisi lain, perkembangan teknologi turut dimanfaatkan. Aplikasi rekaman membantu santri mengevaluasi bacaan mereka sendiri. Namun, pemakaian teknologi tetap dibatasi agar tidak mengganggu adab belajar. Para guru berpengalaman selalu mendampingi proses tahfidz. Dengan cara itu, kekeliruan bacaan dapat diperbaiki sejak dini. Hingga kini, pondok tahfidz Jombang tetap menjadi pusat pendidikan Qurani yang dipercaya masyarakat.

gambar santri putri sedang mengaji Al Qur'an disimak teman lain
Pelaksanaan kegiatan tasmi’ hafalan di Pondok Tahfidz Al Muanawiyah Jombang

Pembinaan Karakter dalam Tradisi Pesantren

Santri tidak hanya diminta menghafal. Mereka juga dididik untuk menjaga akhlak. Para ustadz mengingatkan bahwa hafalan harus membentuk karakter. Santri diarahkan menjadi pribadi yang rendah hati dan disiplin. Hasilnya, banyak alumni tampil sebagai guru tahfidz, imam masjid, dan pembina Qurani di berbagai daerah. Mereka membawa nilai-nilai pesantren yang santun dan penuh adab.

Di tengah tradisi tersebut, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang hadir dengan konsep pembinaan hafalan yang terarah. Programnya menggabungkan disiplin tahfidz dan pembinaan karakter. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, Anda dapat mendaftarkan putri Anda melalui website resmi Al Muanawiyah. Semoga langkah ini menjadi awal perjalanan Qurani yang berkah.

Pendidikan Pondok Pesantren Pembentuk Karakter Santri

Pendidikan Pondok Pesantren Pembentuk Karakter Santri

Pendidikan pondok pesantren memiliki cara tersendiri dalam membentuk karakter para santri. Sistem yang sudah mengakar sejak berabad-abad ini menjaga kesinambungan ilmu, adab, dan spiritualitas. Bahkan, dalam suasana belajar yang berjalan selama 24 jam, santri ditempa bukan hanya melalui materi kitab kuning, tetapi juga lewat pembiasaan akhlak yang diterapkan dalam berbagai aktivitas harian.

Lingkungan yang Menguatkan Kemandirian

Sejak awal, santri dibiasakan hidup mandiri. Mereka mengatur jadwal, menjaga kebersihan, serta memenuhi kebutuhan sehari-hari secara bertanggung jawab. Intinya, pola hidup komunal melatih ketangguhan mental. Biasanya, mereka juga terlibat dalam kepengurusan kamar dan kegiatan asrama, sehingga kemampuan sosial berkembang secara alami.

Baca juga: 7 Manfaat Mondok untuk Menciptakan Generasi Islami dan Mandiri

Keteladanan Guru yang Membangun Adab

Dalam pendidikan pondok pesantren, sosok kiai dan ustadz menjadi teladan yang sangat memengaruhi karakter santri. Nyatanya, santri belajar bukan hanya dari materi yang dibacakan dalam kitab, tetapi juga dari sikap dan akhlak gurunya. Contohnya, kesederhanaan, kesabaran, serta ketulusan diamalkan setiap hari dan akhirnya membentuk kepribadian para santri.

gambar santri putri sedang setoran hafalan Al Qur'an ke ustadz
Potret penerapan adab dalam pendidikan pondok peesantren Al Muanawiyah Jombang

Tradisi Ilmu yang Mengikat Komitmen Moral

Tradisi kajian kitab kuning menjadi pusat kegiatan pesantren. Santri diajak memahami dalil, sekaligus menghubungkannya dengan akhlak dan kehidupan nyata. Karenanya, ilmu agama tidak berhenti pada hafalan. Mereka dibimbing untuk mengamalkan nilai agama dengan konsisten. Sementara itu, kegiatan seperti zikir dan mujahadah menumbuhkan kedalaman spiritual.

Baca juga: Santri Melek Teknologi Bukti Adaptasi Pesantren di Era Modern

Kehidupan Komunitas yang Menumbuhkan Sikap Moderat

Kehidupan sehari-hari di pesantren membuat santri terbiasa menghadapi perbedaan latar belakang, bahasa, hingga budaya. Mulanya terasa menantang, tetapi lambat laun mereka memahami pentingnya toleransi. Akhirnya, kebersamaan tumbuh kuat dan membentuk santri yang berjiwa moderat.

Pendidikan pondok pesantren terus menjadi model pembinaan karakter yang terbukti efektif di Indonesia. Dengan kombinasi antara adab, ilmu, dan pembiasaan spiritual, santri tumbuh menjadi generasi yang matang secara moral dan sosial. Jika Anda ingin merasakan langsung bagaimana pembinaan karakter itu diterapkan pada santri putri masa kini, Anda bisa mengenal lebih dekat sistem pendidikan berakhlak Qurani di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang.

Teladan Pendidikan Karakter Islam dari Pertempuran Surabaya

Teladan Pendidikan Karakter Islam dari Pertempuran Surabaya

Al MuanawiyahPendidikan karakter Islam tidak hanya bisa dipelajari di kelas atau pondok, tetapi juga dari sejarah perjuangan bangsa. Salah satu contoh paling nyata adalah Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Hari Pahlawan ini memperingati semangat para pemuda dan pejuang yang berani mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat juang mereka menunjukkan nilai-nilai karakter Islami seperti keberanian, disiplin, kesabaran, dan pengorbanan demi kebenaran.

Sejarah Singkat Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya bermula ketika kedatangan pasukan Sekutu, yang membawa misi membebaskan tawanan perang Eropa dan melucuti tentara Jepang, memicu ketegangan dengan pemuda Surabaya. Pada 30 Oktober 1945, Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin pasukan Sekutu, tewas dalam baku tembak di sekitar Jembatan Merah. Peristiwa ini memicu perlawanan arek-arek Surabaya yang dikenal dengan tekad dan keberanian luar biasa. Perjuangan mereka menjadi simbol nasionalisme, sekaligus refleksi nilai-nilai karakter yang kuat, seperti keberanian dan kesetiaan kepada bangsa.

gambar beberapa orang Indonesia membawa senjata dalam pertempuran Surabaya
Foto pertempuran Surabaya 10 November 1945 (sumber: Antara)

Pendidikan Karakter Islam dari Pertempuran Surabaya

Keberanian dan Keteguhan Iman

Para pemuda Surabaya menghadapi musuh yang lebih kuat dengan tekad membara. Keberanian mereka mencerminkan salah satu prinsip pendidikan karakter Islam: menegakkan kebenaran dengan iman dan keberanian. Akhlak Islami mengajarkan bahwa keberanian bukan sekadar fisik, tetapi juga moral—berani membela yang benar, menolong yang lemah, dan bersikap adil, sebagaimana dicontohkan para pemuda Surabaya.

Disiplin dan Kerjasama dalam Perjuangan

Selain keberanian, disiplin dan kerjasama menjadi kunci kemenangan moral dalam pertempuran. Disiplin artinya konsisten dalam menjalankan perintah Allah dan aturan yang benar, sementara kerjasama antarpejuang mencerminkan ukhuwah Islamiyah. Kedua nilai ini relevan dengan pendidikan karakter Islam modern, karena karakter sejati terlihat saat menghadapi tantangan dan bekerja sama untuk maslahat umat.

Semangat Juang dan Dedikasi

Semangat juang dan dedikasi para pahlawan Surabaya menjadi teladan penting dalam pendidikan karakter Islam. Generasi muda, termasuk santri, dapat meniru keikhlasan berjuang demi kebaikan, kesabaran menghadapi kesulitan, dan ketekunan menegakkan prinsip. Nilai-nilai ini menguatkan integritas pribadi sekaligus membangun masyarakat yang beradab.

Refleksi: Mengaitkan Sejarah dengan Pembelajaran Karakter

Melalui Pertempuran Surabaya, pendidikan karakter Islam dapat diinternalisasi dalam pondok pesantren: keberanian, kesabaran, disiplin, kerjasama, dan dedikasi. Dengan memahami sejarah, generasi muda dapat meneladani semangat kepahlawanan yang berlandaskan akhlak Islam. Pendidikan karakter Islami membimbing mereka untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi luhur, ikhlas, dan tangguh menghadapi tantangan.

Pondok Putri dan Peranannya dalam Mencetak Muslimah Mandiri

Pondok Putri dan Peranannya dalam Mencetak Muslimah Mandiri

Pondok Putri menjadi wujud nyata pendidikan Islam yang berfokus pada pembinaan generasi perempuan. Di lembaga seperti Pondok Putri Al Muanawiyah Jombang, para santriwati tidak hanya menuntut ilmu agama, tetapi juga dilatih untuk menjadi pribadi berakhlak dan bertanggung jawab. Melalui sistem yang terarah, pondok pesantren putri hadir sebagai ruang tumbuh bagi calon muslimah unggul.

Pendidikan Islam untuk Perempuan di Era Modern

Pendidikan Islam untuk perempuan memiliki peran penting di tengah arus modernisasi. Santriwati belajar memaknai kemandirian, kedisiplinan, dan ukhuwah di lingkungan yang religius. Kegiatan sehari-hari disusun untuk menumbuhkan kepekaan sosial serta semangat saling menghargai di antara sesama.

Di Al Muanawiyah, pembinaan akhlak menjadi prioritas utama. Santriwati dibimbing agar mampu meneladani sikap Rasulullah SAW dalam tutur kata dan perbuatan. Setiap kegiatan diarahkan untuk menanamkan nilai kejujuran, kesabaran, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

Program Tahfidz Al-Qur’an dan Pengembangan Potensi Santriwati

Program tahfidz Al-Qur’an yang diterapkan di pondok ini dirancang dengan metode menyenangkan. Santriwati dapat menghafal dengan bimbingan musyrifah berpengalaman dan lingkungan yang kondusif. Melalui rutinitas tahfidz, mereka belajar istiqamah dan fokus dalam menjaga kalam Allah. Selain itu, kegiatan tambahan seperti pelatihan public speaking, keterampilan, dan kewirausahaan juga diadakan untuk memperluas wawasan santriwati.

gambar laptop, mixer sound, dan alat perekam dan peralatan multimedia lainnya
Foto pembinaan keterampilan santri Al Muanawiyah di bidang multimedia

Lingkungan religius yang diciptakan membuat suasana belajar terasa menenangkan. Setiap santriwati mendapatkan kesempatan mengembangkan potensi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan menyeluruh agar santriwati tumbuh menjadi muslimah cerdas, santun, dan berdaya guna. Dari sinilah lahir santriwati berprestasi yang siap berkiprah di masyarakat dengan akhlakul karimah.

Baca juga: Pendidikan Pesantren Al Muanawiyah Siapkan Pemimpin Muslim

Lingkungan Pertemanan Pondok Putri yang Sehat Tanpa Senioritas

Salah satu hal yang membuat santriwati betah di Pondok Putri Al Muanawiyah adalah suasana pertemanan yang hangat. Tidak ada senioritas atau perlakuan yang membeda-bedakan antara santri baru dan lama. Semua santriwati saling menghormati dan mendukung satu sama lain. Lingkungan yang terbuka ini membuat mereka bebas berekspresi, menampilkan bakat, dan berani berpendapat tanpa rasa takut.

Hubungan yang akrab antar-santri membentuk rasa kekeluargaan yang kuat. Setiap prestasi disambut dengan dukungan bersama, bukan persaingan yang menekan. Nilai kebersamaan ini menumbuhkan kepercayaan diri santriwati untuk terus berkembang dan menjadi muslimah mandiri yang siap menghadapi tantangan kehidupan.

Jika kamu sedang mencari tempat terbaik untuk pendidikan putri berbasis Al-Qur’an dan akhlakul karimah, Pondok Putri Al Muanawiyah bisa menjadi pilihan yang tepat. Temukan informasi lengkap mengenai program tahfidz, kegiatan santriwati, dan sistem pendidikan Islami melalui laman resmi kami.

Refleksi Semangat Santri dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober

Refleksi Semangat Santri dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Sumpah Pemuda, peristiwa penting yang menjadi tonggak persatuan nasional. Pada Kongres Pemuda II tahun 1928 di Jakarta, para pemuda dari berbagai daerah berikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa — Indonesia. Ikrar itu menegaskan tekad generasi muda untuk bersatu melawan penjajahan dan membangun identitas bangsa yang merdeka.

Semangat yang lahir adalah semangat kebersamaan, perjuangan, dan tanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa. Nilai-nilai itu tetap relevan hingga hari ini, terutama bagi kalangan santri yang juga memiliki semangat juang dalam menegakkan ilmu dan akhlak.

teks sumpah pemuda
Teks sumpah pemuda (sumber: rri.co.id/canva)

Santri dan Semangat Persatuan

Santri adalah bagian penting dari sejarah perjuangan bangsa. Di masa sebelum kemerdekaan, banyak santri yang ikut memperjuangkan kemerdekaan melalui jalan dakwah, pendidikan, dan perlawanan terhadap penjajah. Mereka berjuang tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan ilmu dan doa.

Kini, semangat Sumpah Pemuda menjadi pengingat bahwa santri pun harus menjaga persatuan dan terus berkontribusi bagi Indonesia. Persatuan tidak hanya berarti satu bahasa atau satu bangsa, tetapi juga kesatuan visi dalam menebar manfaat. Santri di pondok pesantren seperti PPTQ Al Muanawiyah diajarkan untuk menjadi generasi Qur’ani yang cinta tanah air, berakhlak, dan siap berkhidmah kepada umat.

Baca juga: Teladan Hari Pahlawan: Perjuangan Islam di Masa Walisongo

Refleksi Semangat Sumpah Pemuda bagi Santri

Makna Sumpah Pemuda bagi santri adalah panggilan untuk bersatu dalam kebaikan dan ilmu. Di tengah tantangan zaman digital, santri dituntut tetap menjaga adab dan nilai-nilai Qur’ani. Menghafal Al-Qur’an, berdakwah dengan hikmah, serta berinovasi dalam karya adalah bentuk nyata perjuangan santri masa kini.

Seperti para pemuda 1928 yang berani bermimpi besar, santri juga perlu memiliki tekad yang sama — membangun Indonesia dengan cahaya Al-Qur’an. Melalui hafalan, pendidikan, dan semangat kewirausahaan Islami, santri modern menjadi pahlawan dalam menebar keberkahan dan menjaga moral bangsa.

Di momentum Sumpah Pemuda, mari seluruh santri memperbaharui tekad: bersatu dalam iman, berkarya dengan ilmu, dan berjuang demi kemaslahatan umat. Sebab, sejatinya semangat pemuda yang sejati adalah semangat yang berakar pada keimanan dan keteguhan hati.

Refleksi Hari Pahlawan, Menjadi Pejuang di Jalan Kebaikan

Refleksi Hari Pahlawan, Menjadi Pejuang di Jalan Kebaikan

Hari Pahlawan mengingatkan kita pada pengorbanan luar biasa para pejuang bangsa. Namun, dalam pandangan Islam, setiap amal yang dilakukan untuk kebaikan juga bisa bernilai perjuangan. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.

Makna ini mengajarkan bahwa pahlawan sejati tidak hanya yang berjuang di medan perang, tetapi juga mereka yang berjuang menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan perbuatan sederhana, jika diniatkan ikhlas, bisa menjadi amal jariyah yang mengangkat derajat seseorang di sisi Allah.

Menjadi Pahlawan di Masa Kini

Zaman boleh berubah, tetapi nilai perjuangan tidak pernah pudar. Di masa kini, menjadi pahlawan berarti berani menolak keburukan, menebar ilmu, dan menjaga amanah. Para guru, santri, dan orang tua yang mendidik generasi Qur’ani juga pahlawan tanpa tanda jasa.

Di lingkungan pesantren seperti PPTQ Al Muanawiyah, semangat itu terus tumbuh. Setiap ayat yang dihafal dan setiap doa yang dilantunkan menjadi bagian dari jihad ilmu yang mulia. Anak-anak yang menuntut ilmu Al-Qur’an juga melatih kesabaran, ketekunan, dan kejujuran.

Di Hari Pahlawan ini, kita diingatkan bahwa perjuangan tidak hanya di medan perang, tetapi juga dalam menegakkan kebaikan sehari-hari. Kisah Syurti, santri penghafal Al-Qur’an yang tekun menyelesaikan hafalannya meski sempat sakit, menjadi teladan nyata. Ketekunan dan istiqamahnya mengajarkan santri lain untuk pantang menyerah. Bahkan, para santri modern yang juga entrepreneur muda menunjukkan bahwa menghafal Al-Qur’an dan membangun usaha halal bisa berjalan beriringan. Mereka adalah pahlawan masa kini yang menebar manfaat, menegakkan akhlak, dan memberi inspirasi bagi generasi Qur’ani di era modern.

gambar santri putri setoran hafalan Al Qur'an
Potret perjuangan pahlawan di masa kini dengan menghafal Al-Qur’an

Makna Hari Pahlawan bagi Umat Islam

Hari Pahlawan hendaknya menjadi momentum memperkuat niat berjuang di jalan Allah. Kebaikan kecil seperti membantu sesama, menjaga kejujuran, dan menguatkan ukhuwah Islamiyah termasuk wujud perjuangan yang berharga.

Mari menjadikan setiap langkah hidup sebagai perjuangan menuju ridha-Nya. Seperti para pejuang terdahulu, semoga kita juga menjadi pahlawan dalam versi terbaik kita: di rumah, di pesantren, dan di masyarakat. Dengan semangat Hari Pahlawan, setiap amal baik sehari-hari menjadi bukti kepahlawanan modern yang inspiratif.

Selain itu, Hari Pahlawan mengingatkan santri untuk menumbuhkan kepedulian sosial, berbagi ilmu, dan menolong teman-teman yang membutuhkan. Dengan demikian, perjuangan setiap individu menjadi bagian dari perjalanan bangsa menuju kebaikan dan keberkahan.

Perjuangan Syurti Menjadi Penghafal Al-Qur’an di Tengah Sakit

Perjuangan Syurti Menjadi Penghafal Al-Qur’an di Tengah Sakit

Suasana haru menyelimuti PPTQ Al Muanawiyah Jombang pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Hari itu, Ulfa Malikhatul Azizah, santri asal Ngawi yang akrab disapa Mbak Syurti, resmi menuntaskan setoran hafalan Al-Qur’annya. Ia menjadi santri ke-15 yang khatam Al-Qur’an di PPTQ Al Muanawiyah, menorehkan jejak manis di tengah perjuangan panjang yang penuh ujian.

Perjalanan hafalannya tidak mudah. Mbak Syurti mulai menjadi santri di PPTQ Al Muanawiyah sejak tahun 2021. Sebelumnya, ia telah menimba ilmu di pondok lain dengan fokus pada kitab kuning. Namun, pada tahun 2023, kesehatannya sempat menurun hingga ia harus pulang ke kampung halaman di Ngawi selama beberapa bulan. Meski begitu, semangatnya tidak pernah padam. Di awal tahun 2024, ia kembali ke pondok dengan tekad baru untuk menyelesaikan hafalannya.

foto santri putri sedang setoran hafaln Al Qur'an ke guru
Potret haru menyelimuti setoran terakhir Syurti di PPTQ Al Muanawiyah Jombang

Peran Keluarga Bagi Penghafal Al-Qur’an

Dukungan keluarga menjadi bagian penting dari perjalanannya. Keluarga Mbak Syurti dikenal sebagai keluarga penghafal Al-Qur’an. Ibunya seorang hafidzah, dan adiknya juga tengah menempuh jalan yang sama. Di rumah mereka berdiri sebuah musholla kecil dan TPQ, tempat masyarakat sekitar belajar membaca dan mencintai Al-Qur’an. Dari sanalah, nilai istiqamah dan kecintaan terhadap kalam Allah tumbuh dalam dirinya.

Menjadi penghafal Al-Qur’an bukan sekadar mengingat ayat, tetapi juga menanamkan maknanya dalam hati dan perilaku. Perjalanan Mbak Syurti mengingatkan bahwa setiap ujian hanyalah bagian dari proses menuju kemuliaan. Di saat tubuh lemah, ia tetap kuat karena hatinya dihidupkan oleh ayat-ayat Allah. Itulah makna sejati dari istiqamah—bertahan di jalan kebenaran meski langkah terasa berat.

Baca juga: Motivasi Menghafal Al-Qur’an: Tidak Mondok Bukan Hambatan

Kini, setelah resmi khatam, Mbak Syurti ingin terus menjaga hafalannya dan menjadi pengingat bagi teman-temannya. Ia percaya, menjaga hafalan adalah bagian dari menjaga diri dari kelalaian. “Saya ingin terus muroja’ah dan semoga bisa membantu adik-adik lain agar semangat menghafal juga,” ucapnya penuh tekad.

Semangat dan keteladanan Mbak Syurti menjadi bukti bahwa jalan penghafal Al-Qur’an adalah jalan mulia yang penuh cahaya. Siapa pun yang menapakinya akan selalu dituntun oleh keberkahan, bahkan ketika menghadapi kesulitan sekalipun.

Mari ikuti jejak para penghafal Al-Qur’an seperti Mbak Syurti. Bergabunglah bersama PPTQ Al Muanawiyah Jombang, tempat para santri menumbuhkan iman, ilmu, dan hafalan dengan penuh cinta kepada Al-Qur’an.

Pendidikan Pesantren Al Muanawiyah Siapkan Pemimpin Muslim

Pendidikan Pesantren Al Muanawiyah Siapkan Pemimpin Muslim

Al MuanawiyahHari Santri Nasional 2025 menjadi momentum untuk kembali meneguhkan arah pendidikan pesantren. Di tengah derasnya arus informasi dan konten digital, santri diharapkan mampu menjaga aqidah dan jati diri Islam. Tantangan di era baru ini bukan hanya tentang kemampuan berpikir kritis, tetapi juga keteguhan hati dalam menghadapi pengaruh pemikiran yang menyesatkan.

Menjaga Aqidah di Tengah Arus Konten Digital

Di masa kini, konten media sosial berlari begitu cepat. Semua ingin menjadi viral, memburu FYP, namun sering kali kehilangan makna dan konteks. Di sinilah pentingnya peran santri sebagai penjaga keseimbangan. Santri bukan hanya diajarkan untuk membaca dan menghafal, tapi juga memahami nilai-nilai kebenaran agar tidak terbawa arus informasi yang menyesatkan.

gamabr para santri sedang berdoa ilustrasi pendidikan pesantren
Pendidikan pesantren Al Muanawiyah yang mengedepankan adab dan keilmuan

Pendidikan pesantren Al Muanawiyah menanamkan prinsip bahwa ilmu harus dibarengi dengan adab dan aqidah yang lurus. Dengan bekal ini, santri dapat memilah mana pemikiran yang membawa manfaat dan mana yang justru menjauhkan dari kebenaran.

Baca juga: Refleksi Makna Hari Santri Nasional 2025 di Era Digital

Santri Aktif, Zaman Pun Tak Takut Dihadapi

Menjadi santri berarti siap untuk ikut aktif dalam perubahan zaman. Di era kebaruan ini, santri dituntut untuk mampu berpikir luas tanpa meninggalkan akar keislamannya. Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah, setiap kegiatan dirancang agar santri belajar bertanggung jawab, disiplin, dan mandiri — mulai dari ibadah harian hingga pembelajaran formal. Manfaat mondok bukan hanya untuk mendapatkan ijazah, tetapi juga membiasakan amalan yang baik dalam keseharian santri.

Semangat kebersamaan, kesabaran, dan keikhlasan menjadi bahan bakar utama perjuangan mereka. Di sinilah nilai pendidikan pesantren bersinar: membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga tangguh secara spiritual dan emosional.

Melangkah Bersama Cahaya Ilmu

Berdirinya Al Muanawiyah bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan gerakan mencetak generasi yang siap memperbaiki kebaharuan. Santri diajak untuk selalu memperbarui diri tanpa kehilangan arah. Mereka belajar bahwa menjaga aqidah bukan berarti menutup diri, tetapi menghadirkan nilai-nilai Islam di tengah kemajuan zaman.

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan kepada para santri untuk terus melangkah di jalan ilmu dan perjuangan ini. Karena dari pesantrenlah lahir generasi yang bukan hanya pintar berbicara, tetapi juga berani menjaga kebenaran.

Mencetak Santri Pejuang yang Tangguh dari Al Muanawiyah

Mencetak Santri Pejuang yang Tangguh dari Al Muanawiyah

Menjadi santri pejuang adalah keputusan yang menuntut kesiapan mental dan fisik. Keputusan ini bukan sekadar mengikuti rutinitas belajar, tetapi juga menerima berbagai tantangan yang membentuk karakter. Perjuangan menuntut ilmu di pesantren menuntut kedisiplinan tinggi, kesabaran, dan ketekunan. Santri harus mampu menyeimbangkan waktu antara kegiatan spiritual, akademik, dan sosial.

Pilihan ini juga berarti siap menghadapi hari-hari penuh rutinitas yang padat. Meski terkadang melelahkan, pengalaman tersebut memberi pelajaran berharga tentang keteguhan hati dan dedikasi.

Aktivitas Harian yang Menempa Mental

Kehidupan di pesantren sarat dengan aktivitas yang membentuk karakter. Santri memulai hari dengan tahajud, diikuti dengan kegiatan belajar mengaji, kelas akademik, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Rutinitas ini menanamkan disiplin sejak dini dan menyiapkan mental untuk menghadapi tantangan kehidupan.

Selain belajar, para santri juga terlibat dalam kegiatan kebersihan, organisasi, dan pelayanan sosial. Semua itu menjadi latihan tanggung jawab dan kemandirian. Kehidupan di pesantren memang sederhana, namun di balik kesederhanaan itu tersimpan semangat juang yang luar biasa. Setiap aktivitas menjadi sarana pembentukan karakter yang kuat dan berjiwa ikhlas.

Di PPTQ Al Muanawiyah, misalnya, santri mendapatkan kesempatan belajar berbagai ilmu, mulai dari hafalan Al-Qur’an hingga pengembangan keterampilan sosial. Kegiatan ini bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai kesabaran dan ketekunan. Aktivitas yang padat dan bervariasi membantu mereka memahami Adab Menuntut Ilmu secara lebih mendalam.

gambar santri putri setoran hafalan Al Qur'an
Potret santri pejuang setoran hafalan Al-Qur’an di Al Muanawiyah

Hikmah dari Perjuangan Santri

Setiap perjuangan yang dilalui santri memberi hikmah yang mendalam. Kedisiplinan, kesabaran, dan ketekunan yang dilatih di pesantren menjadi bekal hidup yang sangat berharga. Santri belajar bahwa setiap tetes keringat dan malam yang dilewati dengan tahajud atau hafalan membawa keberkahan.

Selain itu, perjuangan mereka membangun karakter yang tangguh dan berbudi pekerti luhur. Aktivitas di pesantren seperti Program Unggulan Tahfidz di PPTQ Al Muanawiyah tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan rasa empati, kerja sama, dan kepedulian terhadap sesama. Semua ini menjadikan santri pejuang pribadi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kaya nilai spiritual dan moral.