Puasa adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki banyak hikmah. Namun agar ibadah ini diterima, seorang Muslim perlu memahami syarat wajib dan syarat sah puasa dengan benar. Kedua hal ini sering dianggap sama, padahal maknanya berbeda. Mengetahuinya dapat membantu setiap Muslim memastikan bahwa puasanya tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sah secara syariat.
Baca juga: Pengertian dan Rukun Puasa dalam Islam
Syarat Wajib Puasa
Syarat wajib puasa adalah ketentuan yang membuat seseorang dikenai kewajiban untuk berpuasa. Jika belum memenuhi syarat ini, maka puasa belum diwajibkan atasnya. Para ulama menjelaskan beberapa syarat wajib, di antaranya:
1. Islam
Puasa hanya diwajibkan bagi orang Islam. Bagi non-Muslim, ibadah ini tidak memiliki nilai syariat hingga ia memeluk Islam.
2. Baligh
Puasa menjadi kewajiban bagi yang sudah mencapai usia baligh. Anak-anak dianjurkan berpuasa sejak dini untuk membiasakan diri, tetapi belum berdosa jika meninggalkannya.
3. Berakal Sehat
Orang yang kehilangan akal atau sedang tidak sadar tidak diwajibkan berpuasa, karena tidak memiliki kemampuan untuk berniat dan menahan diri.
4. Mampu dan Tidak dalam Uzur Syar’i
Seseorang yang sedang sakit berat, lanjut usia, atau dalam perjalanan jauh boleh tidak berpuasa, namun wajib menggantinya sesuai ketentuan syariat.

Syarat Sah Puasa
Berbeda dari syarat wajib, syarat sah puasa berkaitan dengan diterima atau tidaknya ibadah di sisi Allah. Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka puasanya tidak sah. Berikut syarat-syaratnya:
1. Islam dan Berakal
Sebagaimana syarat wajib, orang yang tidak beriman atau tidak sadar tidak sah puasanya, karena puasa merupakan ibadah yang membutuhkan niat dan kesadaran.
2. Suci dari Hadats Besar
Bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, tidak sah berpuasa. Ia wajib menggantinya di hari lain setelah suci.
3. Mengetahui Waktu Puasa
Seseorang harus mengetahui kapan waktu puasa dimulai dan berakhir, yaitu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika keliru dalam waktu, misalnya makan setelah fajar karena tidak tahu, maka puasanya batal.
4. Niat Sebelum Fajar
Niat merupakan unsur penting dalam sahnya puasa. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud).
Niat dapat diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati, yang terpenting adalah kesungguhan untuk menunaikan ibadah karena Allah.
Agar Puasa Diterima dengan Sempurna
Memahami syarat wajib dan sah puasa bukan sekadar pengetahuan fikih, tetapi bentuk kehati-hatian dalam beribadah. Dengan mengetahui hal ini, seorang Muslim akan lebih teliti dan tidak mudah lalai.
Puasa yang sah akan membuka jalan menuju keberkahan dan ampunan Allah. Karena itu, penting bagi kita untuk terus memperdalam ilmu, agar ibadah yang dilakukan benar-benar diterima.
Tingkatkan pemahaman Anda tentang puasa dan adabnya bersama para guru di majelis ilmu terdekat. Semakin paham ilmunya, semakin besar peluang ibadah Anda diterima dengan sempurna.
