Teladan Sedekah dari Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar

Teladan Sedekah dari Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar

Asma’ binti Abu Bakar adalah salah satu sahabiyah Nabi ﷺ yang namanya tercatat indah dalam sejarah Islam. Ia bukan hanya dikenal sebagai sosok pemberani yang mendukung dakwah Rasulullah, tetapi juga sebagai teladan sedekah yang luar biasa. Kisah hidupnya menunjukkan bahwa harta sekecil apa pun bisa menjadi jalan keberkahan jika diberikan dengan ikhlas.

Asma’ binti Abu Bakar adalah putri dari Abu Bakar Ash-Shiddiq sekaligus kakak dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma. Ia termasuk sahabiyah mulia yang hidup di masa awal Islam dan dikenal dengan julukan Dzatun Nithaqain (wanita yang memiliki dua ikat pinggang), karena keberaniannya saat membantu Rasulullah ﷺ dan ayahnya dalam peristiwa hijrah. Selain dikenal pemberani, Asma’ juga merupakan teladan dalam keteguhan iman, kesabaran, serta kedermawanan yang menjadikannya contoh abadi bagi umat Islam, khususnya dalam hal sedekah dan kepedulian sosial.

Kisah Teladan Sedekah Asma’ binti Abu Bakar

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah ﷺ menasihati Asma’:

“Janganlah engkau hitung-hitung (sedekahmu), nanti Allah pun akan menghitung (pahala untukmu).”

Pesan ini menjadi pedoman hidup Asma’. Ia senantiasa membagikan apa yang dimilikinya, meski dalam keadaan terbatas. Baginya, memberi tidak pernah mengurangi harta, melainkan justru melipatgandakan keberkahan. Dari sinilah kita belajar bahwa teladan sedekah harta terletak pada keikhlasan, bukan pada jumlahnya.

gambar wanita mengenakan hijab dan cadar hitam dengan mata diblur sebagai ilustrasi Asma' binti Abu Bakar
Teladan sedekah dari Asma’ binti Abu Bakar (gambar hanya ilustrasi)

 

Ayat Al-Qur’an tentang Sedekah

Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 261:

“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini mempertegas keyakinan yang dipegang Asma’ binti Abu Bakar, bahwa sedekah adalah jalan untuk melipatgandakan kebaikan di dunia dan akhirat.

Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar adalah teladan sedekah yang abadi. Ia mengajarkan bahwa berbagi tidak membutuhkan kekayaan berlimpah, melainkan keyakinan pada janji Allah. Dengan menyisihkan sebagian rezeki melalui sedekah, infak, maupun wakaf, kita pun bisa mengikuti jejak kebaikan para sahabat Nabi.

Semangat kedermawanan yang dicontohkan Asma’ binti Abu Bakar bisa menjadi teladan sedekah bagi kita hari ini. Salah satu bentuk nyata adalah mendukung perjuangan para penghafal Al-Qur’an. PPTQ Al Muanawiyah saat ini tengah membangun gedung untuk para santri tahfidz. Dengan ikut berdonasi, kita tidak hanya beramal jariyah, tetapi juga turut menjaga generasi Qur’ani yang akan menjadi cahaya umat di masa depan. Mari salurkan sedekah terbaik kita untuk wakaf pondok tahfidz ini, agar pahala mengalir tiada henti.

Alasan Di Balik Penyebutan Hari Jumat Sayyidul Ayyam

sayyidul ayyam hari Jumat, keutamaan hari Jumat. Kalender Friday Hari Jumat
Keutamaan hari Jumat sebagai sayyidul ayyam

Hari Jumat sayyidul ayyam adalah sebutan yang diberikan Rasulullah ﷺ untuk menegaskan kemuliaan hari ini di atas hari-hari lainnya. Istilah sayyidul ayyam berarti “penghulu hari-hari”, yaitu hari yang memiliki keistimewaan besar bagi umat Islam. Dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Al-Albani dalam Sahih al-Jami’ no. 2279. Riwayat Ibnu Majah no. 1084 dan An-Nasa’i no. 1374, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ، وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ، فِيهِ خَمْسُ خِلَالٍ: خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ، وَأَهْبَطَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ إِلَى الأَرْضِ، وَفِيهِ تَوَفَّى اللَّهُ آدَمَ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ، وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ، وَلاَ سَمَاءٍ وَلاَ أَرْضٍ وَلاَ رِيحٍ وَلاَ جِبَالٍ وَلاَ بَحْرٍ إِلاَّ وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya:
“Sesungguhnya hari Jumat adalah pemimpin hari-hari (sayyidul ayyam) dan yang paling agung di sisi Allah, bahkan lebih agung daripada hari Idul Adha dan Idul Fitri. Pada hari itu ada lima peristiwa: Allah menciptakan Adam, menurunkannya ke bumi, mewafatkannya, pada hari itu ada satu waktu yang tidaklah seorang hamba memohon kepada Allah sesuatu melainkan Allah memberinya selama ia tidak meminta yang haram, dan pada hari itu Kiamat akan terjadi. Tidaklah ada malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin, gunung, atau laut kecuali mereka khawatir pada hari Jumat.”

Keistimewaan hari Jumat tidak hanya terkait dengan sejarah penciptaan manusia, tetapi juga karena hari ini menjadi waktu khusus untuk beribadah. Allah ﷻ memerintahkan kaum muslimin untuk meninggalkan segala aktivitas dunia ketika adzan Jumat berkumandang, dan bersegera menuju dzikir kepada-Nya (QS. Al-Jumu’ah: 9). Perintah ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan hari Jumat di sisi Allah.

Amalan Utama di Sayyidul Ayyam

Selain shalat Jumat, terdapat banyak amalan sunnah yang dianjurkan, seperti membaca surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat, mandi sunnah sebelum berangkat shalat, dan memperbanyak doa di waktu mustajab antara ashar dan maghrib. Para ulama menegaskan, amalan di hari Jumat akan dilipatgandakan pahalanya.

Tradisi ulama salaf juga menempatkan hari Jumat sebagai momentum utama untuk memperbanyak sedekah. Mereka meyakini bahwa sedekah di hari yang mulia ini membawa keberkahan berlipat, sesuai dengan semangat memuliakan sayyidul ayyam. Di berbagai pesantren di Jombang, para santri terbiasa mengisi hari Jumat dengan khataman Al-Qur’an, kajian kitab kuning, dan doa bersama untuk umat Islam.

Dengan segala keutamaannya, wajar jika hari Jumat disebut sebagai penghulu segala hari. Ini bukan sekadar penamaan simbolis, tetapi sebuah pengakuan atas kedudukan spiritualnya yang istimewa. Mari kita isi hari Jumat dengan amal terbaik, sehingga setiap pekan kita mendapatkan keberkahan yang dijanjikan Allah ﷻ.

Bagi Anda yang ingin menghidupkan sunnah sedekah di hari Jumat sekaligus mendukung pendidikan para santri, Pondok Pesantren Al-Mu’anawiyah Jombang membuka peluang donasi dan wakaf pendidikan. Informasi selengkapnya dapat diakses melalui website resmi  kami.

Mengamalkan Sunnah Hari Jumat untuk Menyambut Keberkahan

sunnah hari Jumat dengan ilustrasi pria Muslim berpakaian bersih rapi dan bersedekah di hari Jumat
Amalan yang dianjurkan sebagai sunnah hari Jumat

Hari Jumat bukan sekadar hari biasa bagi umat Islam. Ia adalah hari yang paling utama dalam sepekan, hari yang diberkahi dan penuh kemuliaan. Dalam banyak hadits, Rasulullah ﷺ memberikan perhatian khusus terhadap hari Jumat, bahkan menyebutnya sebagai “sayyidul ayyam” atau penghulu segala hari. Maka, meneladani sunnah hari Jumat bukan hanya bentuk kecintaan kepada Nabi, tetapi juga jalan untuk meraih berbagai keberkahan dunia dan akhirat.

Sunnah Hari Jumat yang Bisa Diamalkan

Berikut beberapa sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan pada hari Jumat. Meski tampak sederhana, namun setiap amal ini memiliki nilai besar di sisi Allah.

1. Mandi Jumat

Salah satu sunnah yang paling dikenal adalah mandi sebelum berangkat salat Jumat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang sudah baligh” (HR. Bukhari dan Muslim). Meskipun disebut “wajib”, para ulama menjelaskan bahwa maksudnya adalah sangat dianjurkan bagi mereka yang hendak mengikuti salat Jumat di masjid.

2. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian

Sunnah selanjutnya adalah mengenakan pakaian bersih dan rapi, serta memakai minyak wangi. Ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk tampil sopan dan bersih ketika beribadah. Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ biasa mengenakan pakaian terbaiknya setiap Jumat.

3. Membaca Surah Al-Kahfi

Di antara sunnah hari Jumat yang dianjurkan adalah membaca Surah Al-Kahfi. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. Al-Hakim). Membaca surah ini memberikan pelindung dari fitnah Dajjal dan menyegarkan ruhani.

4. Perbanyak Shalawat

Hari Jumat juga menjadi waktu utama untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi ﷺ. Dalam hadits disebutkan bahwa shalawat yang dibaca di hari Jumat akan langsung disampaikan kepada beliau.

5. Berdoa di Waktu Mustajab

Terdapat satu waktu di hari Jumat yang sangat mustajab untuk berdoa. Meskipun waktu pastinya berbeda-beda pendapat, banyak ulama bersepakat bahwa waktu tersebut adalah menjelang maghrib. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk bermunajat pada Allah di waktu ini.

Menghidupkan Sunnah di Tengah Aktivitas

Dalam era modern yang serba cepat, mengamalkan sunnah terkadang terasa berat. Namun, dengan niat yang kuat dan perencanaan yang baik, setiap Muslim bisa menjadikan hari Jumat sebagai momentum spiritual. Cobalah bangun lebih pagi, siapkan pakaian terbaik, baca Surah Al-Kahfi sebelum aktivitas, dan sempatkan sejenak untuk shalawat serta doa.

Dengan membiasakan sunnah hari Jumat, kita tak hanya menjaga hubungan dengan Allah, tetapi juga membentuk karakter diri yang disiplin dan beradab.

Keutamaan Sedekah di Hari Jumat

Gedung pondok pesantren tahfidz putri Al Muanawiyah Jombang tempat menimba ilmu Al-Qur’an yang bisa dibantu melalui sedekah di hari Jumat
Keutamaan sedekah di Hari Jumat melalui wakaf pendidikan

Hari Jumat adalah hari istimewa dalam Islam. Banyak amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari penuh berkah ini, salah satunya adalah sedekah di hari Jumat. Sayangnya, sebagian kaum Muslimin belum sepenuhnya memahami keutamaannya, padahal ini adalah amalan ringan yang pahalanya besar. Dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ, hari Jumat disebut sebagai sayyidul ayyam (penghulu segala hari). Maka, tidak mengherankan jika amalan yang dilakukan pada hari ini pun dilipatgandakan pahalanya, termasuk dalam hal bersedekah.

Mengapa Sedekah di Hari Jumat Lebih Utama?

Hari Jumat memiliki keistimewaan tersendiri dibanding hari-hari lainnya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa amalan pada hari Jumat lebih utama dibanding amalan di hari-hari lain, sebagaimana bulan Ramadhan lebih utama dari bulan lainnya.

Beberapa ulama juga menyebut bahwa sedekah di hari Jumat memiliki nilai spiritual yang lebih besar karena:

  • Hari Jumat adalah hari berkumpulnya kaum Muslimin dalam shalat berjamaah.

  • Doa-doa pada hari Jumat lebih mustajab, termasuk doa orang yang bersedekah.

  • Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan memperbanyak amalan kebaikan di hari ini.

“Sedekah di hari Jumat dibandingkan sedekah di hari lain, seperti sedekah di bulan Ramadhan.”
(Lathaiful Ma’arif, Ibn Rajab)

Sedekah yang Bernilai Jariyah: Wakaf untuk Pendidikan

Selain sedekah biasa, salah satu bentuk sedekah yang bisa terus mengalir pahalanya adalah wakaf pendidikan. Wakaf termasuk dalam kategori sedekah jariyah, yakni amalan yang tidak terputus meski seseorang telah meninggal dunia.

Dengan berwakaf untuk pendidikan, Anda tidak hanya membantu operasional lembaga keislaman atau pondok pesantren, tetapi juga ikut membangun masa depan generasi Qur’ani. Setiap huruf Al-Qur’an yang dihafal santri, setiap ilmu yang mereka pelajari, akan menjadi pahala yang terus mengalir bagi para pewakafnya.

Jangan biarkan hari Jumat berlalu tanpa amal. Di antara banyak bentuk kebaikan yang bisa dilakukan, sedekah di hari Jumat adalah ladang amal yang luas dan mudah dikerjakan. Apalagi jika diarahkan untuk sesuatu yang manfaatnya terus berlanjut, seperti wakaf pendidikan.

Yuk, salurkan wakaf pendidikan Anda sekarang di sini dan raih keutamaan sedekah yang terus mengalir hingga akhirat.