3 Kebiasaan yang Dibenci Allah Menurut Kitab Nashaihul Ibad

3 Kebiasaan yang Dibenci Allah Menurut Kitab Nashaihul Ibad

Al-Muanawiyah – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali terjebak dalam kebiasaan yang tampak ringan namun memiliki dampak besar terhadap hubungan dengan Allah. Kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani memberikan nasihat berharga mengenai 3 kebiasaan yang dibenci Allah. Nasihat ini bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga panduan agar seorang muslim bisa menjaga diri dari sifat-sifat tercela yang dapat merusak amal ibadah dan hubungan sosial. Dengan memahami pesan ini, kita bisa lebih berhati-hati dalam melangkah dan berusaha menjadi hamba yang diridhai-Nya.

3 tiga kebiasaan yang dibenci Allah: banyak bicara, banyak makan, banyak tidur
3 kebiasaan yang dibenci Allah

 

1. Tidak Banyak Bicara

Menjaga lisan adalah langkah awal dalam menyucikan hati. Terlalu banyak bicara—terutama hal yang sia-sia—dapat menimbulkan banyak masalah, termasuk jatuh ke dalam dosa seperti ghibah, fitnah, atau bohong. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Diam bukan berarti pasif, tetapi selektif dalam berbicara. Kata-kata yang keluar dari lisan hendaknya dipilih yang membawa manfaat. Semakin sedikit bicara yang tidak perlu, semakin jernih hati dalam menerima nasihat dan petunjuk dari Allah.

2. Tidak Banyak Tidur

Tidur secukupnya penting untuk kesehatan, tetapi tidur berlebihan bisa menyebabkan kemalasan dan melemahkan semangat beramal shalih. Orang yang sibuk menyucikan jiwanya akan memanfaatkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui qiyamullail, membaca Al-Qur’an, atau berzikir.

Sebaliknya, orang yang banyak tidur biasanya melewatkan waktu berharga untuk introspeksi atau ibadah. Tidur yang berlebihan juga dapat mematikan hati, membuat pikiran tumpul, dan menjauhkan dari perenungan terhadap kebesaran Allah.

Baca juga: Bahaya Banyak Tidur Bagi Hati Menurut Islam

3. Tidak Banyak Makan

Makan berlebihan bisa menumpulkan hati dan memperkuat hawa nafsu. Rasulullah ﷺ mengajarkan agar seorang Muslim makan secukupnya: sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga udara. Kebiasaan makan secukupnya juga melatih kesabaran, kepedulian, dan empati kepada orang yang kekurangan.

Dalam konteks tazkiyatun nafs, mengurangi makan bukan semata-mata demi kesehatan jasmani, tapi lebih dari itu—untuk menundukkan keinginan duniawi dan memperkuat jiwa agar lebih fokus pada Allah. Nafsu yang lapar akan lebih mudah dilatih dan diarahkan.

Menjauhi 3 kebiasaan yang dibenci Allah sebagaimana dijelaskan dalam Nashaihul ‘Ibad merupakan bentuk nyata keseriusan seorang muslim dalam memperbaiki diri. Allah membenci sifat-sifat buruk bukan tanpa alasan, melainkan karena kebiasaan itu bisa menjerumuskan manusia pada kelalaian, perpecahan, dan kerugian di dunia maupun akhirat. Dengan memperbaiki akhlak dan meninggalkan kebiasaan yang dibenci Allah, kita berharap mendapat rahmat-Nya, hidup lebih berkah, dan selamat di yaumil hisab kelak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *