Al Muanawiyah – Sejarah Nahdlatul Ulama menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Organisasi ini lahir dari semangat keagamaan dan kebangsaan para ulama di masa penjajahan. Saat itu, muncul kekhawatiran terhadap ancaman kolonial dan derasnya pengaruh modernisasi yang dapat melemahkan nilai-nilai Islam di Nusantara. Dari sinilah lahir gerakan besar yang kelak dikenal dengan Nahdlatul Ulama.
Awal Mula Berdirinya Nahdlatul Ulama
Pada awal abad ke-20, dunia Islam tengah menghadapi perubahan besar. Di satu sisi, muncul pembaruan pemikiran keagamaan yang cenderung rasional dan berorientasi ke Barat. Terjadinya penjajahan di berbagai wilayah Muslim, termasuk Indonesia, masih kuat menekan kehidupan sosial dan spiritual umat.
Atas dasar alasan itulah, para ulama pesantren di Jawa Timur merasa perlu membentuk wadah yang dapat menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Sekaligus memperjuangkan kemerdekaan umat. Salah satu tokoh sentralnya adalah KH Hasyim Asy’ari, ulama karismatik pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Beliau bersama para kiai seperti KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syamsuri, dan sejumlah ulama pesantren lainnya menggagas lahirnya NU. Organisasi yang tidak hanya mengurus masalah agama, tetapi juga sosial, ekonomi, dan politik umat.

Sejarah Terbentuknya NU
Sebelum berdirinya NU, para ulama telah membentuk berbagai organisasi pendahulu. Contohnya Nahdlatul Wathan (1916) yang bergerak di bidang pendidikan dan Taswirul Afkar (1918) yang menjadi wadah diskusi pemikiran Islam. Kedua organisasi ini menjadi fondasi penting bagi lahirnya gerakan yang lebih besar.
Setelah melalui berbagai musyawarah dan dukungan kuat dari jaringan pesantren, akhirnya organisasi Nahdlatul Ulama secara resmi didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 M (16 Rajab 1344 H) di Surabaya, Jawa Timur.
Tujuan utama pendirian NU adalah untuk menjaga kemurnian ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Selain itu, tujuannya untuk memperjuangkan kemaslahatan umat di tengah perubahan zaman. Dalam perkembangannya, NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berperan besar dalam dunia pendidikan, sosial, dan perjuangan kemerdekaan.
Baca juga: Sejarah Hari Santri Nasional dari Resolusi Jihad
Peran dan Perjuangan Santri
Sejak awal berdirinya, Nahdlatul Ulama tidak hanya berfokus pada bidang keagamaan, tetapi juga menanamkan semangat kebangsaan. Para kiai dan santri NU ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu tonggak sejarahnya adalah fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Sebuah seruan untuk mempertahankan kemerdekaan yang akhirnya menjadi dasar penetapan Hari Santri Nasional.
Hingga kini, semangat perjuangan itu terus hidup dalam diri para santri dan kader NU di seluruh Indonesia. Mereka tidak hanya menuntut ilmu di pesantren, tetapi juga aktif dalam pembangunan bangsa melalui berbagai bidang — pendidikan, sosial, teknologi, dan dakwah.
Sejarah Nahdlatul Ulama lahir dari rahim perjuangan para ulama dan santri yang mencintai tanah air. Kini, tugas generasi muda adalah meneruskan perjuangan tersebut. Menjaga tradisi Islam yang rahmatan lil ‘alamin, memperkuat ilmu dan akhlak, serta membawa nilai-nilai pesantren ke tengah masyarakat modern.
Karena perjuangan para kiai dan santri tidak berhenti di masa lalu — ia terus berlanjut dalam setiap langkah santri yang menebar ilmu dan kebaikan di era sekarang.




