Ahlussunnah wal jamaah adalah istilah yang telah mengakar kuat dalam sejarah peradaban Islam. Secara etimologis, “Ahlussunnah” berarti para pengikut sunnah Nabi Muhammad ﷺ, sedangkan “wal Jamaah” berarti golongan yang berpegang pada kesatuan umat. Dengan demikian, Istilah ini merujuk pada ajaran Islam yang mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, serta menjaga prinsip persatuan dan keseimbangan dalam kehidupan beragama.
Baca juga: Kurikulum Pondok Pesantren di Era Digital, Masihkah Relevan?
Sejarah Istilah Ahlussunnah wal Jamaah
Istilah ini mulai dikenal luas pada abad ke-2 Hijriah, ketika muncul berbagai aliran pemikiran dan tafsir dalam Islam. Para ulama pada masa itu berusaha meluruskan pemahaman umat agar tidak terpecah akibat perbedaan pandangan politik dan teologis. Salah satu tokoh penting dalam penguatan istilah ini adalah Imam Abu Hasan Al-Asy’ari, yang menegaskan pentingnya berpegang pada ajaran Rasul dan ijma’ ulama sebagai jalan tengah antara ekstrem rasionalisme dan literalisme.
Sebutan ini kemudian menjadi identitas utama mayoritas umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Nusantara. Para ulama seperti Walisongo dan tokoh-tokoh pesantren di Indonesia membawa ajaran ini sebagai dasar dalam menyebarkan Islam yang ramah, santun, dan berimbang antara akal dan dalil.

Makna dan Nilai Ahlussunnah wal Jamaah
Ahlussunnah wal Jamaah mengajarkan tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleransi), dan tawasuth (jalan tengah). Dalam praktiknya, ajaran ini menghindari sikap fanatik berlebihan serta menolak kekerasan atas nama agama. Umat diajak untuk menjaga akidah yang lurus tanpa meninggalkan akhlak mulia dan kasih sayang terhadap sesama.
Di Indonesia, nilai-nilai ini menjadi ruh dari berbagai lembaga keagamaan, termasuk pondok pesantren. Di sanalah, santri belajar bukan hanya ilmu agama, tetapi juga makna kebersamaan dan tanggung jawab sosial.
Semangat Persatuan Umat Islam
Pada era modern, tantangan umat Islam semakin kompleks. Perbedaan pandangan kerap dijadikan alasan untuk saling menjatuhkan. Padahal, prinsip ini justru mengajarkan untuk menguatkan ukhuwah (persaudaraan) di tengah keberagaman. Dengan semangat jamaah, umat diharapkan bisa saling menghargai dan bekerja sama membangun peradaban Islam yang maju dan damai.
Sebagaimana pesan para ulama terdahulu, menjaga kesatuan lebih utama daripada memperdebatkan perbedaan kecil. Persatuan inilah yang menjadi kekuatan umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman.
Mari bersama memperdalam nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah melalui pendidikan dan dakwah yang menyejukkan. Kunjungi PPTQ Al Muanawiyah Jombang dan temukan bagaimana semangat ini terus hidup dalam jiwa para santri yang berjuang untuk ilmu dan persatuan umat.
