
Sa’ad bin Ubadah atau Abu Tsabit adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang dikenal luas karena kedermawanannya. Beliau berasal dari kaum Anshar, tepatnya dari Bani Khazraj, dan menjadi pemimpin yang disegani di Madinah. Nama lengkapnya adalah Sa’ad bin Ubadah bin Dulaim bin Haritsah Al-Khazraji. Sejak masuk Islam, Sa’ad selalu menggunakan harta, tenaga, dan ilmunya untuk mendukung perjuangan Rasulullah ﷺ.
Sa’ad bin Ubadah dan Kedermawanannya
Setiap hari, Sa’ad membawa semangkuk besar tsarid (roti yang diremukkan lalu dicampur dengan kuah daging) kepada Rasulullah ﷺ. Hidangan itu kemudian dibagikan bersama Nabi kepada para istri beliau. Kebiasaan ini menunjukkan betapa besar kepedulian Sa’ad kepada Rasulullah dan keluarganya.
Kedermawanannya begitu terkenal hingga rumah Sa’ad selalu menjadi tempat persinggahan kaum Muhajirin. Jika rumah seorang Anshar biasanya hanya menampung beberapa tamu, maka rumah Sa’ad bisa menampung hingga 80 orang Muhajirin sekaligus, dan semuanya mendapatkan jamuan terbaik. Hal ini membuktikan bahwa Sa’ad tidak sekadar membantu dengan harta, tetapi juga dengan hati yang ikhlas.
Rasulullah ﷺ bahkan mendoakan khusus untuk keluarga Sa’ad dengan doa:
اللَّهُمَّ اجعَلْ صلَواتِكَ ورَحمتَكَ على آلِ سعد بنِ عُبادَةَ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan rahmat-Mu kepada keluarga Sa’ad bin Ubadah.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Baca juga cerita teladan kedermawanan putri Sayyidina Abu Bakar di sini
Kepribadian
Selain dermawan, Sa’ad juga dikenal sebagai pribadi yang ghayyur (pencemburu dalam kebaikan). Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ سَعْدًا غَيُورٌ ، وَأَنَا غَيُورٌ ، وَاللَّهُ أَغْيَرُ مِنِّي
“Sa’ad itu pencemburu, aku lebih pencemburu darinya, dan Allah lebih pencemburu dariku.” (HR Muslim).
Ia juga seorang yang cerdas, pandai menulis, mahir berenang, dan jago memanah. Karena keunggulannya ini, ia diberi gelar al-kamil (yang sempurna). Dalam peperangan, Rasulullah ﷺ selalu memberi baiat bahwa Sa’ad akan berjuang sampai titik darah penghabisan.
Warisan Teladan
Kedermawanannya bukan hanya tentang berbagi makanan, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya mendukung perjuangan Islam dengan segala yang dimiliki. Beliau memberikan teladan bahwa harta menjadi mulia ketika digunakan untuk menolong agama Allah dan menyejahterakan sesama.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa kedermawanan adalah amalan yang abadi, tidak hanya menolong sesama di dunia tetapi juga menjadi tabungan di akhirat. Semangat beliau dalam memberi dan mendukung perjuangan Rasulullah ﷺ bisa kita teladani dengan cara berbagi sesuai kemampuan kita.
Salah satu bentuk nyata adalah mendukung wakaf pendidikan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang. Dengan berpartisipasi, kita ikut mencetak generasi Qur’ani yang cerdas, berakhlak, dan siap menjadi pejuang Islam di masa depan. Mari meneladani kedermawanan Sa’ad bin Ubadah dengan menyalurkan harta di jalan Allah.
Referensi Amalan Saad bin Ubadah yang Memicu Doa Rasulullah SAW | Republika Online