Mandi junub merupakan ibadah penting dalam Islam karena berkaitan langsung dengan sah tidaknya ibadah seperti salat, thawaf, membaca Al-Qur’an, hingga i’tikaf. Allah memerintahkan kesucian sebelum seseorang melaksanakan ibadah:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan junub… hingga kamu mandi.”
(QS. An-Nisa: 43)
Ayat ini menunjukkan bahwa kesucian dari hadats besar adalah syarat mutlak. Karena itu, memahami syarat wajib mandi junub menjadi kewajiban setiap muslim. Adakalanya seseorang mengalami hadats besar tanpa sadar atau merasa ragu apakah sudah wajib mandi atau belum. Penjelasan berikut akan membantu memperjelas batasannya.
Pengertian Hadats Besar
Hadats besar adalah kondisi yang mengharuskan seorang muslim melakukan mandi wajib untuk kembali suci. Selama hadats besar tidak dihilangkan dengan cara yang benar, maka ibadah tertentu tidak boleh dilakukan.
Dalam fikih, para ulama menyebut mandi junub (ghusl) sebagai metode pensucian lengkap yang mencakup seluruh anggota tubuh.
Baca juga: Tata Cara Mandi Junub: Panduan Lengkap Berdasarkan Sunnah
Syarat Wajib Mandi Junub
Berikut beberapa kondisi yang membuat seseorang wajib mandi junub:
1. Keluarnya mani (sperma)
Baik laki-laki maupun perempuan wajib mandi ketika keluar mani disertai syahwat, baik karena mimpi basah, bersentuhan, atau sebab lainnya.
Dalilnya adalah sabda Nabi ﷺ:
“Air (mandi) itu karena air (mani).” (HR. Muslim)
Jika mani keluar tanpa syahwat, seperti karena sakit, mayoritas ulama menyebutkan tidak wajib mandi, namun cukup wudhu.
2. Bertemunya dua kemaluan (jima’)
Meskipun tidak terjadi ejakulasi, mandi tetap wajib.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika dua kemaluan telah saling bertemu, maka wajib mandi.” (HR. Muslim)
Ini menjadi salah satu syarat wajib mandi junub yang paling jelas dalam fikih.
3. Selesainya masa haid pada perempuan
Ketika darah haid berhenti, perempuan wajib mandi sebelum salat dan aktivitas ibadah lainnya.
Hal ini disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 222.
Baca juga: Tanda Suci dari Haid yang Benar agar Ibadah Tidak Keliru
4. Selesainya masa nifas
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Setelah berhenti, perempuan wajib mandi untuk kembali suci.
5. Melahirkan (meski tanpa keluar darah)
Menurut sebagian besar ulama, proses persalinan itu sendiri membuat seseorang wajib mandi, dengan atau tanpa keluarnya darah.

Syarat Sah Mandi Junub
Selain kondisi wajibnya, ada beberapa hal yang menentukan sah tidaknya mandi:
1. Menggunakan air suci lagi mensucikan
Air harus merupakan air yang boleh dipakai bersuci (air mutlak).
2. Tidak ada penghalang air pada tubuh
Misalnya cat kuku, make up tebal, plester, atau benda yang mencegah air menyentuh kulit.
3. Meratakan air ke seluruh tubuh
Ini termasuk bagian dalam telinga, lipatan tubuh, pangkal rambut, hingga sela-sela jari.
4. Niat menghilangkan hadats besar
Tanpa niat, mandi tidak dihitung sebagai ibadah.
Mengapa Penting Memahami Syarat Mandi Junub?
Karena tanpa kesucian, seorang muslim:
-
tidak boleh melaksanakan salat,
-
tidak boleh menyentuh mushaf Al-Qur’an menurut jumhur ulama,
-
tidak sah melaksanakan thawaf,
-
tidak boleh melakukan i’tikaf di masjid.
Bahkan, menjaga kesucian adalah ciri utama orang beriman. Nabi ﷺ memuji kaum Anshar karena perhatian mereka terhadap kebersihan dan kesucian tubuh.
Oleh karena itu, memahami syarat wajib mandi junub membantu seseorang menjalani aktivitas ibadah tanpa ragu, sekaligus menjaga kebersihan diri yang menjadi bagian dari iman.













