Sedekah Abu Bakar dan Umar di Perang Tabuk

Sedekah Abu Bakar dan Umar di Perang Tabuk

Dalam sejarah Islam, banyak kisah inspiratif tentang keikhlasan sahabat Nabi ﷺ dalam berinfak di jalan Allah. Salah satunya adalah peristiwa yang terjadi menjelang Perang Tabuk, ketika Rasulullah ﷺ menyeru kaum muslimin untuk bersedekah demi mendukung perjuangan. Pada saat itulah tercatat kisah mulia tentang sedekah Abu Bakar dan Umar.

sedekah harta rampasan perang, harta karun. kisah sedekah Umar bin Khattab dan Abu Bakar di Perang Tabuk
Ilustrasi sedekah harta perang Sayyidina Umar dan Abu Bakar (gambar hanya ilustrasi. foto: freepik)

 

Kisah Sedekah Abu Bakar dan Umar

Ketika Rasulullah ﷺ mengajak para sahabat untuk memberikan harta mereka, Umar bin Khattab r.a. datang dengan membawa setengah dari hartanya. Rasulullah ﷺ kemudian bertanya, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Umar?” Umar menjawab, “Aku tinggalkan sebanyak yang kubawa.”

Tak lama kemudian, Abu Bakar r.a. pun datang dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?” Ia menjawab, “Aku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya.”

Kedua sahabat mulia ini memperlihatkan bagaimana kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya mampu mendorong mereka untuk bersedekah dengan penuh keikhlasan.

Pondok Quran Almuanawiyah Jombang

Sedekah Melipatgandakan Kebaikan

Allah berfirman:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 261).

Allah ﷻ dalam surah Al-Baqarah ayat 261 menjelaskan bahwa sedekah ibarat menanam sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh bulir, dan setiap bulir berisi seratus biji. Artinya, satu amal kebaikan bisa dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih sesuai kehendak Allah.

Ayat ini memberi isyarat bahwa harta yang kita keluarkan tidak akan hilang, melainkan justru berkembang menjadi pahala yang berlipat ganda. Sama seperti benih yang ditanam di tanah subur, ia akan tumbuh dan memberi hasil yang berlimpah. Maka, sedekah tidak mengurangi harta, tetapi menambah keberkahan hidup di dunia dan akhirat.

Baca juga: Cerita Teladan Sedekah dari Ummu Umarah

Kisah sedekah Abu Bakar dan Umar dalam Perang Tabuk menjadi teladan bagi umat Islam untuk senantiasa berinfak di jalan Allah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semangat mereka adalah cermin bahwa harta yang kita miliki sesungguhnya hanyalah titipan, dan pengorbanan di jalan Allah akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Mari kita lanjutkan semangat kedermawanan para sahabat dengan mendukung pendidikan Islam. Melalui program Wakaf Pendidikan Al Muanawiyah, setiap rupiah yang kita sisihkan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Bergabunglah bersama para pewakaf, insyaAllah menjadi bekal terbaik menuju akhirat.

Tips Menghafal Al-Qur’an dengan Mudah Melalui Pengulangan

Tips Menghafal Al-Qur’an dengan Mudah Melalui Pengulangan

Menghafal Al-Qur’an adalah ibadah mulia yang dijanjikan banyak keutamaan. Namun, tidak sedikit yang merasa sulit menjaga hafalan agar tetap kuat. Salah satu tips menghafal Al-Qur’an yang terbukti efektif adalah melakukan pengulangan (tikrar) sesering mungkin.

 

Pentingnya Pengulangan dalam Menghafal

 

Dalam tradisi para ulama, pengulangan menjadi kunci keberhasilan hafalan. Hafalan yang tidak diulang akan cepat hilang, sebagaimana hadits Rasulullah SAW

 (( إنَّمَامَثَلُ صَاحبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الإِبِلِ المُعَقَّلَةِ ، إنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أمْسَكَهَا ، وَإنْ أطْلَقَهَا ذَهَبَتْ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang menghafal Al-Qur’an adalah seperti unta yang diikat dengan tali. Jika dijaga, maka tidak akan lari. Jika dibiarkan tanpa diikat, maka akan lepas.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789]

 

Rasulullah ﷺ juga memberikan teladan. Beliau sering membaca ayat-ayat yang sama dalam shalat malam, bahkan berulang kali. Cara sahabat Nabi menghafal Al-Qur’an juga dituntun untuk banyak diulang dalam shalat. Hal ini menunjukkan bahwa pengulangan adalah metode yang diajarkan langsung oleh Nabi.

Allah SWT pun berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk diingat, maka adakah yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).

Ayat ini memberi isyarat bahwa Al-Qur’an memang dimudahkan untuk dihafal, salah satunya melalui pengulangan yang konsisten.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kita Harus Menghafal Al-Qur’an

Alasan Ilmiah Metode Pengulangan

 

Dari sisi ilmiah, otak manusia memiliki mekanisme spaced repetition, yaitu kemampuan menyimpan informasi lebih kuat ketika diulang secara berkala. Setiap kali hafalan dibaca ulang, jalur saraf di otak akan semakin kuat, sehingga ayat-ayat Al-Qur’an lebih mudah melekat dalam ingatan jangka panjang.

Selain itu, penelitian dalam bidang neurosains menunjukkan bahwa hafalan yang sering diulang akan berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Dengan demikian, pengulangan bukan sekadar rutinitas, tetapi strategi ilmiah yang sangat efektif.

Program Pengulangan di PPTQ Al Muanawiyah

 

Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al Muanawiyah, metode pengulangan menjadi bagian penting dari kurikulum tahfidz. Santri dibimbing agar selalu menjaga hafalannya melalui program-program khusus, antara lain:

  • Tasmi’ kelipatan 5 juz, untuk melatih mental dan konsistensi hafalan.

  • Tilawah harian 5 juz, agar santri terbiasa mengulang bacaan dalam jumlah banyak.

  • Ayatan, yaitu pengulangan ayat-ayat dengan sambung ayat secara terfokus untuk memperkuat hafalan detail.

Dengan program ini, santri tidak hanya menghafal, tetapi juga mampu menjaga hafalan tetap kuat sepanjang waktu.

mengulang ayat tasmi' hafalan ujian terbuka wisuda tahfidz pondok pesnatren tahfidz putri Al Muanawiyah Jombang
Tips menghafal Al-Qur’an dengan pengulangan di PPTQ Al Muanawiyah

Dari uraian di atas, jelas bahwa salah satu tips menghafal Al-Qur’an paling efektif adalah pengulangan sesering mungkin. Baik dari sisi syariat maupun ilmu pengetahuan, pengulangan terbukti menjaga hafalan agar tidak mudah hilang.

PPTQ Al Muanawiyah telah menerapkan metode ini secara sistematis melalui berbagai program. Mari turut serta mendukung lahirnya generasi Qur’ani dengan bergabung dalam Wakaf Pendidikan Al Muanawiyah. Dukungan Anda akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bersama lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari para santri.

Bangunan Hasil Wakaf di Indonesia yang Terkenal

Bangunan Hasil Wakaf di Indonesia yang Terkenal

Wakaf sejak dulu dikenal sebagai salah satu instrumen ibadah sosial dalam Islam. Jika pada masa awal wakaf lebih sering berupa tanah untuk masjid atau pemakaman, kini wakaf berkembang menjadi sarana produktif yang lebih luas. Salah satunya adalah pembangunan lembaga pendidikan. Tidak sedikit sekolah dan kampus besar di Indonesia berdiri di atas bangunan hasil wakaf, yang terus memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi Muslim.

Sejarah Wakaf untuk Pendidikan

Dalam sejarah Islam, wakaf pendidikan sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Banyak madrasah, perpustakaan, hingga universitas Islam klasik di Baghdad, Mesir, hingga Andalusia, berdiri dari dana dan aset wakaf. Model inilah yang kemudian diikuti di Indonesia. Wakaf untuk pendidikan menjadi salah satu amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, karena ilmunya diwariskan dari generasi ke generasi.

Contoh Bangunan Hasil Wakaf di Indonesia

Salah satu contoh nyata adalah Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Kampus ini awalnya berdiri dari tanah wakaf yang diberikan para tokoh umat Islam. Hingga kini, UII berkembang menjadi salah satu universitas Islam modern dan berpengaruh di Indonesia. Ribuan mahasiswa setiap tahun belajar di atas tanah wakaf tersebut, membuktikan bahwa wakaf bukan sekadar ibadah, tapi juga investasi peradaban.

gambar kompleks bangunan Universitas Islam Indonesia sebagai bangunan hasil wakaf
Contoh bangunan hasil wakaf, Universitas Islam Indonesia (foto: www.uii.ac.id)

Selain UII, banyak pesantren modern di Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan juga berdiri di atas lahan wakaf. Contohnya Pondok Modern Darussalam Gontor, yang sejak awal dideklarasikan sebagai lembaga wakaf milik umat, bukan milik pribadi pendirinya. Dengan status wakaf, pesantren ini bisa terus berkembang tanpa terikat kepentingan keluarga atau golongan tertentu.

Baca juga: Sejarah Wakaf Pertama dalam Islam di Masjid Quba

Hikmah Wakaf Pendidikan

Pendidikan merupakan kunci kemajuan bangsa. Ketika wakaf digunakan untuk membangun sekolah dan kampus, maka manfaatnya meluas:

  1. Mencetak generasi berilmu – ribuan santri dan mahasiswa bisa belajar tanpa khawatir biaya tinggi.

  2. Amal jariyah abadi – setiap ilmu yang diajarkan dan diamalkan menjadi pahala yang mengalir bagi pewakaf.

  3. Kemandirian umat – dengan bangunan hasil wakaf, umat Islam tidak harus bergantung pada pihak luar dalam mendirikan lembaga pendidikan.

Bangunan hasil wakaf berupa sekolah, pesantren, dan universitas adalah bukti nyata bagaimana ajaran Islam mampu membangun peradaban. Wakaf bukan hanya ibadah sosial, tetapi juga strategi mencetak generasi unggul. Maka, sudah saatnya kita ikut mendukung program wakaf produktif, agar semakin banyak sekolah dan kampus berdiri di atas tanah wakaf dan memberi manfaat luas bagi umat.

Bagi Anda yang ingin berinvestasi akhirat, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang membuka kesempatan wakaf pendidikan. Dengan wakaf, Anda turut berperan mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia, berilmu, dan siap membangun bangsa. Mari bersama menanam amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus dengan mendukung program wakaf Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah.

Zakat vs Wakaf, Mana yang Lebih Baik untuk Pendidikan?

Zakat vs Wakaf, Mana yang Lebih Baik untuk Pendidikan?

Di Indonesia, pesantren dan lembaga pendidikan Islam sering menjadi sasaran para donatur yang ingin beramal. Namun, muncul pertanyaan: lebih tepatkah mendukung pendidikan dengan zakat atau dengan wakaf? Kedua instrumen ini sama-sama bernilai ibadah, tetapi memiliki aturan yang berbeda.

1. Zakat: Wajib dan Terikat Syariat

Zakat adalah kewajiban setiap Muslim yang telah memenuhi nisab dan haul. Allah ﷻ telah menetapkan penerimanya dalam delapan golongan (ashnaf) pada QS. At-Taubah ayat 60. Di antara golongan itu ada fakir, miskin, dan fi sabilillah yang dapat dikaitkan dengan dunia pendidikan.

Contohnya, santri miskin yang belajar di pesantren dapat menerima zakat. Begitu juga lembaga pendidikan Islam bisa menggunakan dana zakat untuk program fi sabilillah, selama benar-benar mendukung perjuangan di jalan Allah.

Namun, zakat tidak bisa dialihkan sepenuhnya menjadi wakaf pendidikan. Jika seseorang ingin membangun gedung pesantren atau membiayai operasional jangka panjang, itu bukan ranah zakat, melainkan ranah wakaf atau infak.

ilustrasi zakat mal dan wakaf, gambar tangan menggenggam banyak koin emas
Ilustrasi zakat mal

2. Wakaf: Sunnah dan Berorientasi Jangka Panjang

Berbeda dengan zakat, wakaf hukumnya sunnah dan lebih fleksibel. Wakaf biasanya berbentuk tanah, bangunan, atau dana yang dikelola untuk manfaat jangka panjang. Pendidikan menjadi salah satu bidang utama wakaf, terbukti dengan berdirinya banyak pesantren, universitas Islam, hingga rumah sakit berbasis wakaf.

Jika zakat harus segera disalurkan kepada mustahik, keutamaan wakaf justru dikelola agar manfaatnya terus berkelanjutan. Seorang Muslim yang ingin mendukung pesantren agar bertahan lama, membangun asrama, atau memberi beasiswa berkelanjutan, lebih tepat menyalurkan wakaf.

3. Pengelolaannya di Indonesia

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 menegaskan bahwa zakat sebaiknya dikelola oleh lembaga resmi seperti BAZNAS atau LAZ agar terdata dan transparan. Meski begitu, zakat tetap sah jika disalurkan langsung kepada mustahik.

Sedangkan wakaf diatur dalam UU No. 41 Tahun 2004. Wakaf biasanya dikelola oleh nadzir (pengelola wakaf) yang bertugas menjaga dan mengembangkan aset wakaf agar manfaatnya berkesinambungan.

Zakat vs Wakaf untuk Pendidikan

Zakat dan wakaf sama-sama menjadi instrumen penting untuk menjaga keberlangsungan pendidikan Islam di Indonesia. Jika zakat membantu santri dan guru bertahan di tengah keterbatasan, wakaf memastikan bahwa pesantren tetap berdiri kokoh dari generasi ke generasi.

Karena itu, mari kita mulai melihat pendidikan sebagai ladang amal jariyah. Dengan wakaf, setiap rupiah yang kita titipkan akan terus mengalir menjadi pahala selama ilmu dari pesantren itu diajarkan. Bayangkan, doa dari para santri dan generasi Qur’ani kelak bisa menjadi saksi amal kita di hadapan Allah.

Bagi siapa pun yang ingin berkontribusi lebih, menyalurkan wakaf pendidikan melalui pondok pesantren adalah pilihan yang mulia. Tidak perlu menunggu kaya, karena wakaf bisa dimulai dari kecil—yang penting niatnya tulus untuk Allah. Kunjungi website kami untuk mengetahui lebih lanjut program wakaf pembangunan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Jombang.

Referensi:

  1. Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 60.

  2. UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

  3. UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

  4. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

  5. Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Teladan Sedekah dari Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar

Teladan Sedekah dari Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar

Asma’ binti Abu Bakar adalah salah satu sahabiyah Nabi ﷺ yang namanya tercatat indah dalam sejarah Islam. Ia bukan hanya dikenal sebagai sosok pemberani yang mendukung dakwah Rasulullah, tetapi juga sebagai teladan sedekah yang luar biasa. Kisah hidupnya menunjukkan bahwa harta sekecil apa pun bisa menjadi jalan keberkahan jika diberikan dengan ikhlas.

Asma’ binti Abu Bakar adalah putri dari Abu Bakar Ash-Shiddiq sekaligus kakak dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma. Ia termasuk sahabiyah mulia yang hidup di masa awal Islam dan dikenal dengan julukan Dzatun Nithaqain (wanita yang memiliki dua ikat pinggang), karena keberaniannya saat membantu Rasulullah ﷺ dan ayahnya dalam peristiwa hijrah. Selain dikenal pemberani, Asma’ juga merupakan teladan dalam keteguhan iman, kesabaran, serta kedermawanan yang menjadikannya contoh abadi bagi umat Islam, khususnya dalam hal sedekah dan kepedulian sosial.

Kisah Teladan Sedekah Asma’ binti Abu Bakar

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah ﷺ menasihati Asma’:

“Janganlah engkau hitung-hitung (sedekahmu), nanti Allah pun akan menghitung (pahala untukmu).”

Pesan ini menjadi pedoman hidup Asma’. Ia senantiasa membagikan apa yang dimilikinya, meski dalam keadaan terbatas. Baginya, memberi tidak pernah mengurangi harta, melainkan justru melipatgandakan keberkahan. Dari sinilah kita belajar bahwa teladan sedekah harta terletak pada keikhlasan, bukan pada jumlahnya.

gambar wanita mengenakan hijab dan cadar hitam dengan mata diblur sebagai ilustrasi Asma' binti Abu Bakar
Teladan sedekah dari Asma’ binti Abu Bakar (gambar hanya ilustrasi)

 

Ayat Al-Qur’an tentang Sedekah

Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 261:

“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini mempertegas keyakinan yang dipegang Asma’ binti Abu Bakar, bahwa sedekah adalah jalan untuk melipatgandakan kebaikan di dunia dan akhirat.

Kedermawanan Asma’ binti Abu Bakar adalah teladan sedekah yang abadi. Ia mengajarkan bahwa berbagi tidak membutuhkan kekayaan berlimpah, melainkan keyakinan pada janji Allah. Dengan menyisihkan sebagian rezeki melalui sedekah, infak, maupun wakaf, kita pun bisa mengikuti jejak kebaikan para sahabat Nabi.

Semangat kedermawanan yang dicontohkan Asma’ binti Abu Bakar bisa menjadi teladan sedekah bagi kita hari ini. Salah satu bentuk nyata adalah mendukung perjuangan para penghafal Al-Qur’an. PPTQ Al Muanawiyah saat ini tengah membangun gedung untuk para santri tahfidz. Dengan ikut berdonasi, kita tidak hanya beramal jariyah, tetapi juga turut menjaga generasi Qur’ani yang akan menjadi cahaya umat di masa depan. Mari salurkan sedekah terbaik kita untuk wakaf pondok tahfidz ini, agar pahala mengalir tiada henti.

Wakaf Pendidikan Pembangunan Gedung Baru Al-Muanawiyah

Wakaf Pendidikan Pembangunan Gedung Baru Al-Muanawiyah

Sejarah mencatat, wakaf pendidikan telah menjadi bagian penting dalam membangun peradaban Islam sejak masa Rasulullah ﷺ. Pada awalnya, wakaf digunakan untuk menyediakan kebutuhan umat, seperti sumur, kebun, dan tanah yang hasilnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Perkembangan berikutnya, wakaf menjadi pilar utama dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Bangunan, madrasah, perpustakaan, dan pusat ilmu besar di dunia Islam—seperti Al-Azhar di Mesir—berdiri kokoh berkat wakaf kaum Muslimin. Tradisi inilah yang terus dilanjutkan hingga kini, termasuk oleh pesantren-pesantren di Indonesia, yang menjadikan wakaf sebagai sarana membangun gedung, asrama, dan fasilitas belajar demi mencetak generasi Qur’ani yang berilmu dan berakhlak mulia.

foto gedung Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Muanawiyah Jombang
Gedung PPTQ Al Muanawiyah Jombang yang sudah digunakan para santri penghafal Al-Qur’an

Wakaf pendidikan adalah salah satu amal jariyah yang pahalanya terus mengalir selama manfaatnya dirasakan. Saat ini, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah sedang membangun gedung baru tiga lantai yang akan difungsikan sebagai asrama santri dan ruang kelas sementara bagi murid SMP Quran Al-Muanawiyah dan SMA Quran Al-Muanawiyah. Pembangunan ini menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan ruang belajar dan tempat tinggal santri yang semakin bertambah setiap tahunnya.

Keterbatasan fasilitas saat ini membuat beberapa ruang belajar digunakan secara bergantian, dan asrama menjadi padat. Dengan adanya gedung baru, diharapkan santri dapat belajar dengan lebih nyaman, memiliki lingkungan yang kondusif, dan mendapatkan fasilitas yang mendukung hafalan Al-Qur’an serta pembelajaran formal.

Manfaat Pembangunan Gedung Baru

  1. Asrama layak untuk menampung lebih banyak santri dari berbagai daerah.

  2. Ruang kelas representatif untuk mendukung kegiatan belajar SMP Quran Al-Muanawiyah dan SMA Quran Al-Muanawiyah..

  3. Lingkungan yang kondusif untuk menghafal Al-Qur’an dan pembinaan akhlak.

  4. Amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Landasan Syariah Wakaf Pendidikan

Wakaf merupakan amal yang dianjurkan dalam Islam karena manfaatnya berkelanjutan. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Wakaf pendidikan termasuk dalam sedekah jariyah yang manfaatnya terus dirasakan selama gedung dan fasilitas digunakan untuk menuntut ilmu.

Mari menjadi bagian dari pembangunan ini melalui wakaf pendidikan. Kontribusi Anda, sekecil apa pun, akan menjadi bekal pahala yang terus mengalir. Untuk informasi lebih lengkap dan tata cara berwakaf, silakan kunjungi website resmi wakaf Pondok Tahfidz Al Muanaiwyah Jombang.

Alasan Di Balik Penyebutan Hari Jumat Sayyidul Ayyam

sayyidul ayyam hari Jumat, keutamaan hari Jumat. Kalender Friday Hari Jumat
Keutamaan hari Jumat sebagai sayyidul ayyam

Hari Jumat sayyidul ayyam adalah sebutan yang diberikan Rasulullah ﷺ untuk menegaskan kemuliaan hari ini di atas hari-hari lainnya. Istilah sayyidul ayyam berarti “penghulu hari-hari”, yaitu hari yang memiliki keistimewaan besar bagi umat Islam. Dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Al-Albani dalam Sahih al-Jami’ no. 2279. Riwayat Ibnu Majah no. 1084 dan An-Nasa’i no. 1374, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ، وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ، فِيهِ خَمْسُ خِلَالٍ: خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ، وَأَهْبَطَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ إِلَى الأَرْضِ، وَفِيهِ تَوَفَّى اللَّهُ آدَمَ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ، وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ، وَلاَ سَمَاءٍ وَلاَ أَرْضٍ وَلاَ رِيحٍ وَلاَ جِبَالٍ وَلاَ بَحْرٍ إِلاَّ وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya:
“Sesungguhnya hari Jumat adalah pemimpin hari-hari (sayyidul ayyam) dan yang paling agung di sisi Allah, bahkan lebih agung daripada hari Idul Adha dan Idul Fitri. Pada hari itu ada lima peristiwa: Allah menciptakan Adam, menurunkannya ke bumi, mewafatkannya, pada hari itu ada satu waktu yang tidaklah seorang hamba memohon kepada Allah sesuatu melainkan Allah memberinya selama ia tidak meminta yang haram, dan pada hari itu Kiamat akan terjadi. Tidaklah ada malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin, gunung, atau laut kecuali mereka khawatir pada hari Jumat.”

Keistimewaan hari Jumat tidak hanya terkait dengan sejarah penciptaan manusia, tetapi juga karena hari ini menjadi waktu khusus untuk beribadah. Allah ﷻ memerintahkan kaum muslimin untuk meninggalkan segala aktivitas dunia ketika adzan Jumat berkumandang, dan bersegera menuju dzikir kepada-Nya (QS. Al-Jumu’ah: 9). Perintah ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan hari Jumat di sisi Allah.

Amalan Utama di Sayyidul Ayyam

Selain shalat Jumat, terdapat banyak amalan sunnah yang dianjurkan, seperti membaca surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat, mandi sunnah sebelum berangkat shalat, dan memperbanyak doa di waktu mustajab antara ashar dan maghrib. Para ulama menegaskan, amalan di hari Jumat akan dilipatgandakan pahalanya.

Tradisi ulama salaf juga menempatkan hari Jumat sebagai momentum utama untuk memperbanyak sedekah. Mereka meyakini bahwa sedekah di hari yang mulia ini membawa keberkahan berlipat, sesuai dengan semangat memuliakan sayyidul ayyam. Di berbagai pesantren di Jombang, para santri terbiasa mengisi hari Jumat dengan khataman Al-Qur’an, kajian kitab kuning, dan doa bersama untuk umat Islam.

Dengan segala keutamaannya, wajar jika hari Jumat disebut sebagai penghulu segala hari. Ini bukan sekadar penamaan simbolis, tetapi sebuah pengakuan atas kedudukan spiritualnya yang istimewa. Mari kita isi hari Jumat dengan amal terbaik, sehingga setiap pekan kita mendapatkan keberkahan yang dijanjikan Allah ﷻ.

Bagi Anda yang ingin menghidupkan sunnah sedekah di hari Jumat sekaligus mendukung pendidikan para santri, Pondok Pesantren Al-Mu’anawiyah Jombang membuka peluang donasi dan wakaf pendidikan. Informasi selengkapnya dapat diakses melalui website resmi  kami.

Peran Wakaf Pendidikan Mencetak Pemimpin Masa Depan

Peran Wakaf Pendidikan Mencetak Pemimpin Masa Depan

Di tengah tantangan zaman yang kompleks, peran wakaf pendidikan menjadi salah satu kunci dalam pembangunan masyarakat. Menyiapkan generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap memegang tampuk kepemimpinan di masa depan. Wakaf pendidikan bukan hanya amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, tetapi juga investasi strategis untuk kemajuan umat. Dengan memanfaatkan dana wakaf untuk membangun sarana prasarana pendidikan, kita sedang menanam benih peradaban yang akan dituai oleh generasi mendatang.

Berbeda dengan sedekah konsumtif yang habis digunakan dalam waktu singkat, keutamaan wakaf pendidikan memiliki sifat produktif dan berkelanjutan. Bayangkan, sebuah perpustakaan yang dibangun dari dana wakaf akan terus digunakan oleh murid-murid setiap hari, bahkan puluhan tahun ke depan. Setiap buku yang dibaca, pelajaran yang dipahami, dan keberhasilan yang diraih para santri menjadi aliran pahala jariyah bagi para pewakafnya. Inilah mengapa wakaf pendidikan disebut sebagai amal yang “tak lekang oleh waktu.”

foto siswa PPTQ Al Muanawiyah Jombang sedang melaksanakan ANBK ilustrasi peran wakaf pendidikan
Kegiatan ANBK siswa PPTQ AL Muanawiyah yang dapat diselenggarakan dari wakaf pendidikan

Beragam Peran Wakaf Pendidikan

Manfaat wakaf pendidikan sangat luas dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Lembaga pendidikan yang didukung wakaf dapat memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu. Selain itu, pembangunan laboratorium riset dan pelatihan guru-guru terbaik yang  mampu membentuk karakter dan kecerdasan murid. Dari sinilah lahir generasi yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki visi, empati, dan kemampuan memimpin dengan keadilan.

Baca juga: Marak di Kalangan Artis, Bagaimana Hukum Operasi Plastik?

Lebih dari itu, peran wakaf pendidikan turut menjadi solusi atas masalah sosial dan ekonomi. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan masyarakat yang mandiri. Sumber daya yang produktif dapat engurangi angka kemiskinan dan memperkuat daya saing bangsa. Dalam jangka panjang, generasi yang dibentuk melalui pendidikan berbasis wakaf akan mencetak pemimpin berintegritas. Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan prinsip kesejahteraan rakyat.

Mari ambil bagian dalam perubahan besar ini! Wakafkan sebagian harta Anda untuk pembangunan dan pengembangan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang. Setiap rupiah yang Anda salurkan akan menjadi bekal amal yang tak terputus, sekaligus menyiapkan generasi pemimpin yang akan membawa umat menuju kejayaan. Klik wakaf pondok tahfidz untuk info lebih lanjut

Keutamaan Wakaf dan Perbedaannya dengan Sedekah

Keutamaan Wakaf dan Perbedaannya dengan Sedekah

Banyak dari kita yang sudah akrab dengan istilah sedekah. Memberi uang kepada fakir miskin, berbagi makanan kepada tetangga yang membutuhkan, atau membantu korban bencana adalah bentuk sedekah yang pahalanya besar di sisi Allah. Namun, di antara amalan harta dalam Islam, ada satu bentuk kebaikan yang manfaatnya jauh lebih panjang, yaitu wakaf. Mengetahui keutamaan wakaf akan membuat kita semakin semangat untuk beramal demi kehidupan dunia dan akhirat.

Sedekah dan Wakaf: Sama-sama Mulia, Berbeda Dampak

Bayangkan ada dua sahabat bernama Ahmad dan Yusuf. Suatu hari, keduanya sepakat ingin membantu masyarakat sekitar. Ahmad memilih untuk bersedekah dengan membeli 100 bungkus nasi dan membagikannya kepada fakir miskin. Sungguh mulia, karena hari itu banyak perut yang kenyang dan doa yang terpanjat untuknya.

Sementara itu, Yusuf memutuskan untuk mewakafkan sebidang tanahnya agar dibangun sumur air bersih di dekat desa. Tahun demi tahun berlalu, sumur itu terus mengalirkan manfaat. Anak-anak bisa belajar dengan tenang karena air bersih mudah didapat, petani terbantu mengairi sawah, bahkan orang yang belum pernah bertemu Yusuf pun ikut mendoakannya.

Di sinilah perbedaannya terlihat: sedekah Ahmad memberikan kebahagiaan sesaat, sedangkan wakaf Yusuf menghadirkan manfaat yang tak terhitung hingga bertahun-tahun, bahkan setelah ia meninggal dunia.

keutamaan wakaf dibanding sedekah. gambar pembangunan gedung sebagai ilustrasi manfaat dan keutamaan wakaf jangka panjang
Ilustrasi keutamaan wakaf yang manfaatnya mengalir dalam jangka panjang

Apa Itu Wakaf?

Wakaf adalah menyerahkan harta milik pribadi untuk dimanfaatkan oleh umum atau pihak tertentu sesuai syariat, dengan syarat pokok harta tersebut tidak boleh dijual, diwariskan, atau dialihkan. Contohnya wakaf tanah untuk masjid, sekolah, rumah sakit, atau lahan produktif yang hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial.

Allah Ta’ala berfirman:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…” (QS. Ali Imran: 92)

Ayat ini mengajarkan bahwa harta terbaik kita seharusnya digunakan untuk kemaslahatan jangka panjang, salah satunya lewat wakaf.

Baca juga: Hikmah Surat At Tin: Semangat Beramal Shalih di Usia Muda

Keutamaan Wakaf

  1. Pahala Mengalir Tanpa Henti
    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
    Wakaf adalah salah satu bentuk sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir, meski pewakaf telah tiada.

  2. Manfaat Jangka Panjang
    Sedekah memberikan bantuan cepat, sementara wakaf menciptakan manfaat yang dapat dinikmati oleh generasi demi generasi.

  3. Menguatkan Infrastruktur Umat
    Dengan wakaf, kita bisa membangun masjid, sekolah, pondok pesantren, atau fasilitas kesehatan yang akan memperkuat kehidupan sosial dan spiritual umat.

  4. Menyatukan Hati Umat Islam
    Bangunan hasil wakaf menjadi milik bersama yang digunakan untuk kebaikan bersama, sehingga menumbuhkan rasa persaudaraan dan saling peduli.

Keutamaan Wakaf untuk Pendidikan: Warisan Ilmu yang Abadi

Bayangkan jika kita berwakaf untuk membangun ruang kelas baru di pondok pesantren. Setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca santri, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap ilmu yang diajarkan akan menjadi pahala yang terus mengalir untuk kita. Inilah investasi akhirat yang nilainya tak terukur.

Mari wujudkan keutamaan wakaf melalui pembangunan pendidikan di Pondok Pesantren Tahdfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang. Dengan berwakaf, Anda bukan hanya membangun gedung, tetapi juga membangun peradaban dan mencetak generasi yang berilmu dan bertakwa.
Salurkan wakaf pondok tahfidz terbaik Anda. Pahala mengalir, manfaat abadi!

Keutamaan Hari Jumat Bagi Umat Muslim

keutamaan hari jumat bagi muslim digambarkan dengan jamaah shalat jumat
Keutamaan hari Jumat bagi Muslim

Hari Jumat adalah salah satu anugerah besar bagi umat Islam. Ia tidak hanya disebut sebagai Sayyidul Ayyam (penghulu hari-hari), tetapi juga penuh dengan keutamaan spiritual yang sayang jika dilewatkan. Sejak zaman Rasulullah ﷺ, kaum Muslimin diajarkan untuk memuliakan hari Jumat sebagai hari ibadah, doa, dan amalan istimewa.

Berikut adalah beberapa keutamaan hari Jumat yang perlu kita renungi bersama:

1. Hari Terbaik Sepanjang Pekan

Pertama-tama, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat…”

(HR. Muslim)

Hari Jumat memiliki nilai ibadah yang lebih tinggi dibanding hari-hari lainnya. Pada hari ini, Nabi Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan diturunkan ke bumi. Maka, hari Jumat menjadi momentum besar dalam sejarah manusia. Banyak ulama menyebutkan bahwa hari ini adalah waktu terbaik untuk memperbarui komitmen keimanan dan meningkatkan amal saleh.

2. Waktu Mustajab untuk Berdoa

Selanjutnya, pada hari Jumat terdapat satu waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa doa pada waktu ini pasti dikabulkan oleh Allah, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Mayoritas ulama menyebut waktu tersebut adalah antara Ashar hingga Maghrib. Oleh karena itu, sebaiknya kita manfaatkan waktu tersebut dengan memperbanyak doa, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Ini menjadi peluang emas bagi siapa pun yang sedang memiliki hajat, ingin memohon pertolongan, atau berharap ampunan dari Allah.

3. Pahala Amal Dilipatgandakan

Selain itu, hari Jumat juga memiliki keutamaan lipat ganda pahala amal. Sedekah di hari Jumat disebut lebih utama dibanding hari lainnya. Membaca Surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat, dan menghadiri khutbah Jumat termasuk amalan yang sangat dianjurkan.

Bahkan menurut Imam Ibn Qayyim dalam Zadul Ma’ad, hari Jumat bagi sedekah bagaikan bulan Ramadhan bagi hari-hari lainnya. Maka, manfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya untuk menanam pahala jangka panjang.

4. Hari yang Menghapus Dosa Mingguan

Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

“Jumat ke Jumat adalah penghapus dosa di antara keduanya, jika dijauhi dosa-dosa besar.”
(HR. Muslim)

Jelaslah bahwa keutamaan hari Jumat juga membawa keberkahan dalam bentuk pengampunan dosa. Artinya, seseorang yang menjaga shalat Jumat secara rutin dan melakukan kebaikan di antara dua Jumat akan mendapatkan pengampunan dari Allah untuk dosa-dosa kecilnya.

Dengan memahami berbagai keutamaan hari Jumat, kita diingatkan untuk tidak menyia-nyiakan waktu berharga ini. Jadikan hari Jumat sebagai hari refleksi diri, memperbanyak amal, serta sarana untuk mendekatkan diri pada Allah. Mulailah dari hal kecil—berdoa, bersedekah, atau membaca Al-Qur’an. Bahkan, membiasakan diri bershalawat pada hari Jumat bisa menjadi sebab terkabulnya doa dan dekatnya pertolongan Allah.

Mari sempurnakan amalan Jumat kita dengan sedekah terbaik. Wakaf pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk generasi penghafal Al-Qur’an dan calon pemimpin umat. Di hari penuh berkah ini, salurkan wakaf terbaikmu untuk mendukung pendidikan santri di pesantren tahfidz.

Klik di sini untuk berwakaf sekarang dan jadilah bagian dari kebaikan yang terus mengalir