Cerita Inspiratif Penghafal Al-Qur’an dari Entrepreneur Muda

Cerita Inspiratif Penghafal Al-Qur’an dari Entrepreneur Muda

Al-MuanawiyahIrma Nurlailatul Mafaza, akrab disapa Nafa, adalah sosok inspiratif berusia 21 tahun asal Gresik. Saat ini ia merupakan santri kelas tahfidz murni di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang, sekaligus mahasiswa STAI Ar Rasyid jurusan Pendidikan Agama Islam. Tidak hanya fokus pada pendidikan dan hafalan, Nafa juga mengelola bisnis Mafaza Fashion yang bergerak di bidang pakaian muslimah seperti abaya dan jilbab, yang sudah berjalan selama satu tahun. Kisahnya layak menjadi cerita inspiratif penghafal Al-Qur’an bagi generasi muda.

cerita inspiratif penghafal Al-Qur'an santri putri tahfidzul Qur'an pondok pesantren tahfidz putri Al Muanawiyah Jombang
Nafa, santri PPTQ Al Muanawiyah yang mengisahkan cerita inspiratif penghafal Al-Qur’an

Awal Perjalanan di PPTQ Al Muanawiyah

Sejak tahun 2021, Nafa resmi menjadi santri di PPTQ Al Muanawiyah. Sebelumnya ia sempat mondok di Kediri dengan membawa hafalan 16 juz. Ia menemukan pondok ini melalui pencarian Google, bukan rekomendasi orang lain. Salah satu alasan memilih pondok ini adalah program tahfidz yang kuat, biaya yang terjangkau, serta fleksibilitas untuk tetap bisa kuliah.

Di awal masuk, jumlah santri hanya sekitar 23 orang. Namun, program yang ditawarkan pondok cukup unggul, salah satunya adalah tilawah lima juz sehari. Menurut Nafa, program ini sangat membantu terutama bagi pembelajar tipe audio yang lebih mudah mengingat ayat-ayat Al-Qur’an dengan sering mendengar bacaan. Selain itu, jadwal pondok yang tertata rapi antara tilawah, murojaah, dan ziyadah membuat manajemen waktu santri semakin terarah.

Baca juga: Nyaris Menyerah, A’yun Lulus Wisuda Tahfidz dan Beasiswa

Dukungan dan Motivasi dalam Menghafal

Nafa menuturkan bahwa dukungan dari orang tua, teman, dan pengasuh sangat berpengaruh dalam perjalanan hafalannya. Ayah Amar, pengasuh pondok, rutin memberikan motivasi sehingga semangatnya selalu terjaga. “Sempat kurang percaya diri dengan kemampuan, tapi Ayah Amar selalu memberikan motivasi sehingga bisa bangkit kembali,” ungkapnya.

Tidak jarang ia menghadapi kesulitan, terutama saat harus menghafal ayat-ayat yang sulit dan mudah lupa. Namun, program tilawah lima juz sehari membuat hafalan semakin kuat. Nafa juga harus membagi waktu dengan kuliah, menyimak hafalan teman, amanah pondok, serta mengurus bisnis yang ia jalani.

tasmi' hafalan Al-Qur'an santriwati Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Muanawiyah
Nafa dalam kegiatan tasmi’ hafalan di PPTQ Al Muanawiyah

Baca juga: Metode Sambung Ayat dan Tasmi’ Agar Hafalan Mutqin

Dari Awal Niat hingga Wisuda Tahfidz

Keinginan menghafal Al-Qur’an sudah muncul sejak kelas 7 SMP. Saat itu, Nafa mencoba menghafal sambil sembunyi-sembunyi karena ingin melakukannya secara pribadi. Dorongan semakin kuat ketika mendengar harapan orang tuanya yang ingin memiliki anak penghafal Al-Qur’an. Di kelas 9 SMP, ia akhirnya menyampaikan keinginan itu secara langsung kepada orang tuanya.

Namun, jalan menuju 30 juz tidaklah mudah. Ada pengorbanan besar, seperti tidak lagi aktif dalam lomba dan organisasi karena fokus pada hafalan di pondok. Setelah delapan tahun berproses, pada Agustus 2024 Nafa berhasil menuntaskan setoran hafalan 30 juz di PPTQ Al Muanawiyah. Tahun ini, ia juga termasuk dalam salah satu santri yang akan mengikuti wisuda tahfidz bil ghoib.

Pesan Motivasi untuk Sesama Penghafal

Bagi Nafa, perjalanan menjadi penghafal penuh dengan suka duka. Meski sempat jatuh bangun, ia tetap teguh menjaga niat. Kisahnya menjadi cerita inspiratif penghafal Al-Qur’an yang meneguhkan semangat banyak orang. Kepada para penghafal Al-Qur’an lainnya, ia berpesan:

“Teruslah berjuang, kegagalan itu pasti ada. Tapi selagi kita selalu berjuang, kita akan menemukan titik keberhasilan. Jadi habiskan porsi kegagalanmu. Semisal 1 orang punya porsi 1000 kegagalan sebelum sukses, kita sudah 1 kali gagal. Maka masih ada jatah gagal 999 kali.”

Perjalanan Nafa menunjukkan bahwa ketekunan, dukungan lingkungan, dan program pondok yang terarah dapat membawa seorang santri mencapai khatam 30 juz. Di sini, setiap santri merasakan manfaat dari tilawah rutin, jadwal murojaah yang disiplin, serta bimbingan pengasuh yang penuh motivasi. Semua proses itu akan bermuara pada momen istimewa, yaitu Wisuda Tahfidz, saat para penghafal Al-Qur’an menuntaskan perjuangannya dengan penuh haru.

Manfaat Tasmi’ Hafalan Bersama Teman Sebaya

Manfaat Tasmi’ Hafalan Bersama Teman Sebaya

Dalam kegiatan tahfidz Al-Qur’an, proses mengulang bacaan atau murojaah menjadi kunci penting dalam menjaga hafalan agar tetap kuat. Salah satu metode yang sangat efektif adalah tasmi’ hafalan, yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain. Kegiatan ini jauh lebih menantang dibanding murojaah sendiri, karena ketika sendirian santri bisa saja membuka mushaf ketika lupa. Namun saat tasmi’, ia harus benar-benar mengandalkan hafalan yang tersimpan dalam ingatan. Berikut adalah beberapa manfaat tasmi’ hafalan ketika disimak oleh teman sebaya:

  1. Menumbuhkan rasa tanggung jawab
    Santri akan lebih serius menjaga hafalan karena harus memperdengarkannya dengan baik di depan orang lain.

  2. Melatih ketelitian dan fokus
    Pendengar dituntut memperhatikan bacaan temannya agar bisa mengoreksi jika terjadi kesalahan.

  3. Memperkuat ukhuwah islamiyah
    Kegiatan tasmi’ menciptakan kebersamaan, saling mendukung, dan memotivasi antar santri.

  4. Melatih kepercayaan diri
    Membaca hafalan di depan teman membuat santri terbiasa tampil, sehingga percaya diri mereka meningkat.

  5. Menguatkan hafalan
    Tantangan memperdengarkan hafalan tanpa membuka mushaf menjadikan hafalan lebih kokoh dan teruji.

  6. Mendapat keberkahan ibadah
    Saling menyimak hafalan juga termasuk bagian dari mengajarkan Al-Qur’an, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Manfaat tasmi' hafalan. kegiatan tahfidz Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Muanawiyah Jombang, tasmi' bil ghoib 30 juz menjelang wisuda tahfidz
Salah satu kegiatan di PPTQ Al Muanawiyah Jombang, tasmi’ hafalan

Penelitian Manfaat Tasmi’ Hafalan

Manfaat tasmi’ hafalan tidak hanya terasa dalam peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an, tetapi juga mendukung tumbuhnya keterampilan belajar bersama. Hal ini sejalan dengan penelitian Ndoye (2017) yang menunjukkan bahwa peer learning melalui mekanisme peer assessment mampu memberikan umpan balik efektif, menciptakan lingkungan belajar yang suportif, serta meningkatkan kolaborasi antarsiswa.

Baca juga: Sejarah KH Hasyim Asy’ari dan Jejak Perjuangannya di Jombang

Dalam konteks tasmi’, ketika santri saling menyimak hafalan temannya, mereka bukan hanya memperbaiki kesalahan bacaan tetapi juga belajar bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri, menguatkan hafalan tanpa bergantung pada mushaf, serta membangun kepercayaan diri untuk tampil di depan orang lain. Dengan demikian, praktik tasmi’ hafalan menjadi metode yang selaras dengan konsep pembelajaran modern, karena mendorong keterlibatan aktif, rasa tanggung jawab, dan semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan belajar.

Di PPTQ Al Muanawiyah Jombang, program tasmi’ hafalan menjadi salah satu tips murojaah hafalan untuk menjaga kualitas hafalan santri. Melalui metode ini, para santri tidak hanya menambah kedekatan dengan Al-Qur’an, tetapi juga melatih mental, kedisiplinan, dan semangat kebersamaan. Untuk mengetahui lebih banyak tentang program pendidikan kami, silakan kunjungi website resmi PPTQ Al Muanawiyah.

Referensi:

Ndoye, Abdou. (2017). Peer/ self-assessment and student learning. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 29(2): 255-269 

Semarak HUT RI Ke-80 Al Muanawiyah Jombang

Semarak HUT RI Ke-80 Al Muanawiyah Jombang

Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia selalu menjadi momen penuh makna bagi seluruh rakyat. Hal ini juga terasa di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al Muanawiyah Jombang. Tahun 2025 ini, pesantren ikut merayakan HUT RI Ke-80 Al Muanawiyah dengan semangat kebersamaan yang luar biasa. Bagi para santri, momentum ini bukan sekadar perayaan, melainkan cara untuk mengenang jasa para pahlawan. Lebih dari itu, santri juga belajar menghayati arti kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.

Rangkaian kegiatan di pesantren berlangsung meriah sekaligus mendidik. Para santri mengikuti berbagai acara dengan penuh antusias. Ada malam kebersamaan dengan bakar-bakar, upacara bendera, hingga lomba-lomba kreatif yang mengasah kerja sama. Selain itu, kegiatan seperti lomba tongkat sahabat, tebak surat, puzzle ayat, balap sarung, dan sendok kelereng membuat suasana semakin hangat.

Tidak berhenti di situ, santri juga diajak memperkuat nilai religius melalui doa dan tahlil bersama. Kemudian, ada pula nonton bareng film bertema nasionalisme yang memberikan pelajaran berharga. Dengan demikian, seluruh kegiatan menghadirkan suasana menyenangkan, penuh tawa, sekaligus mengandung nilai pendidikan.

Peringatan HUT RI Ke-80 pondok pesantren tahfidz putri JOmbang Al Muanawiyah
Semarak peringatan HUT RI ke-80 PPTQ Al Muanawiyah Jombang

Pesan Pengasuh dalam HUT RI Ke-80 Al Muanawiyah

Dalam momen HUT RI Ke-80 Al Muanawiyah, Pengasuh pesantren menyampaikan pesan inspiratif. Pertama, beliau menekankan pentingnya bersatu sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 103:

“وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا”

yang artinya “Berpeganglah kalian semuanya pada tali Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai.”

Selain itu, santri juga diajak untuk memahami arti berdaulat. Menurut beliau, rakyat harus berani menegakkan kebenaran serta menolak kebatilan, bahkan saat pemimpin tidak bersikap adil. Kemudian, beliau menekankan peran santri dalam menjadi bagian dari Indonesia maju. Hal ini bisa diwujudkan dengan cara terbaik sesuai peran masing-masing. Seorang guru mendidik dengan penuh dedikasi. Seorang pemimpin membawa keadilan. Sementara seorang murid berusaha menjadi insan luar biasa yang kelak berkontribusi bagi bangsa.

Selanjutnya, beliau menegaskan bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan harus dijaga dengan sungguh-sungguh. Beliau mengutip sebuah pesan: “When one generation tolerates one sin, the next generation celebrates the sin, then the generation after did not know that it’s sin.” Oleh karena itu, santri diingatkan untuk tidak menormalisasi kesalahan. Sebab, jika hal itu dibiarkan, akan menimbulkan bahaya besar di masa depan.

Peringatan HUT RI Ke-80 Al Muanawiyah menjadi momen penuh hikmah. Di satu sisi, kegiatan menghadirkan keceriaan. Namun di sisi lain, ia juga menanamkan rasa syukur dan tanggung jawab. Harapannya, para santri tidak hanya mampu menjaga nilai kemerdekaan, tetapi juga merawatnya dengan ilmu dan akhlak mulia. Dengan semangat belajar serta tekad kuat, santri Al Muanawiyah siap menjadi generasi penerus bangsa. Mereka diharapkan tumbuh menjadi insan berilmu, berakhlak, dan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Alasan Di Balik Penyebutan Hari Jumat Sayyidul Ayyam

sayyidul ayyam hari Jumat, keutamaan hari Jumat. Kalender Friday Hari Jumat
Keutamaan hari Jumat sebagai sayyidul ayyam

Hari Jumat sayyidul ayyam adalah sebutan yang diberikan Rasulullah ﷺ untuk menegaskan kemuliaan hari ini di atas hari-hari lainnya. Istilah sayyidul ayyam berarti “penghulu hari-hari”, yaitu hari yang memiliki keistimewaan besar bagi umat Islam. Dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Al-Albani dalam Sahih al-Jami’ no. 2279. Riwayat Ibnu Majah no. 1084 dan An-Nasa’i no. 1374, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ، وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ، فِيهِ خَمْسُ خِلَالٍ: خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ، وَأَهْبَطَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ إِلَى الأَرْضِ، وَفِيهِ تَوَفَّى اللَّهُ آدَمَ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ، وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ، وَلاَ سَمَاءٍ وَلاَ أَرْضٍ وَلاَ رِيحٍ وَلاَ جِبَالٍ وَلاَ بَحْرٍ إِلاَّ وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya:
“Sesungguhnya hari Jumat adalah pemimpin hari-hari (sayyidul ayyam) dan yang paling agung di sisi Allah, bahkan lebih agung daripada hari Idul Adha dan Idul Fitri. Pada hari itu ada lima peristiwa: Allah menciptakan Adam, menurunkannya ke bumi, mewafatkannya, pada hari itu ada satu waktu yang tidaklah seorang hamba memohon kepada Allah sesuatu melainkan Allah memberinya selama ia tidak meminta yang haram, dan pada hari itu Kiamat akan terjadi. Tidaklah ada malaikat yang dekat (kepada Allah), langit, bumi, angin, gunung, atau laut kecuali mereka khawatir pada hari Jumat.”

Keistimewaan hari Jumat tidak hanya terkait dengan sejarah penciptaan manusia, tetapi juga karena hari ini menjadi waktu khusus untuk beribadah. Allah ﷻ memerintahkan kaum muslimin untuk meninggalkan segala aktivitas dunia ketika adzan Jumat berkumandang, dan bersegera menuju dzikir kepada-Nya (QS. Al-Jumu’ah: 9). Perintah ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan hari Jumat di sisi Allah.

Amalan Utama di Sayyidul Ayyam

Selain shalat Jumat, terdapat banyak amalan sunnah yang dianjurkan, seperti membaca surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat, mandi sunnah sebelum berangkat shalat, dan memperbanyak doa di waktu mustajab antara ashar dan maghrib. Para ulama menegaskan, amalan di hari Jumat akan dilipatgandakan pahalanya.

Tradisi ulama salaf juga menempatkan hari Jumat sebagai momentum utama untuk memperbanyak sedekah. Mereka meyakini bahwa sedekah di hari yang mulia ini membawa keberkahan berlipat, sesuai dengan semangat memuliakan sayyidul ayyam. Di berbagai pesantren di Jombang, para santri terbiasa mengisi hari Jumat dengan khataman Al-Qur’an, kajian kitab kuning, dan doa bersama untuk umat Islam.

Dengan segala keutamaannya, wajar jika hari Jumat disebut sebagai penghulu segala hari. Ini bukan sekadar penamaan simbolis, tetapi sebuah pengakuan atas kedudukan spiritualnya yang istimewa. Mari kita isi hari Jumat dengan amal terbaik, sehingga setiap pekan kita mendapatkan keberkahan yang dijanjikan Allah ﷻ.

Bagi Anda yang ingin menghidupkan sunnah sedekah di hari Jumat sekaligus mendukung pendidikan para santri, Pondok Pesantren Al-Mu’anawiyah Jombang membuka peluang donasi dan wakaf pendidikan. Informasi selengkapnya dapat diakses melalui website resmi  kami.

KH Ahmad Dahlan: Perintis Pendidikan Modern di Indonesia

KH Ahmad Dahlan: Perintis Pendidikan Modern di Indonesia

KH Ahmad Dahlan adalah tokoh pembaharu Islam yang meninggalkan jejak penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Beliau lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868 dan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang fokus pada dakwah dan pendidikan. Pemikirannya yang progresif membuat sistem pendidikan Islam menjadi lebih relevan dengan perkembangan zaman.

KH Ahmad Dahlan, yang memiliki nama kecil Muhammad Darwis, berasal dari keluarga ulama yang taat beragama. Ayahnya, KH Abu Bakar bin Kiai Sulaiman, adalah seorang khatib di Masjid Agung Yogyakarta. Sedangkan ibunya, Siti Aminah, berasal dari keluarga yang juga mendalami ilmu agama. Lingkungan keluarga yang terbuka terhadap diskusi keagamaan membentuk kecerdasan kritis beliau sejak muda. Pendidikan awal diperoleh dari ayahnya, kemudian dilanjutkan di berbagai pesantren di Jawa. Pada usia 15 tahun, beliau menunaikan ibadah haji dan menetap di Mekkah selama lima tahun untuk memperdalam ilmu agama. Di sana, KH Ahmad Dahlan berinteraksi dengan ulama dari berbagai negara dan mempelajari pemikiran pembaruan Islam yang berkembang di dunia Muslim. Pengalaman inilah yang menumbuhkan kemampuannya menimbang tradisi dengan nalar kritis, sehingga kelak mampu merumuskan gagasan pendidikan Islam yang relevan dengan tantangan zaman.

foto KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah
KH Ahmad Dahlan

Pada awal abad ke-20, KH Ahmad Dahlan melihat keterbatasan sistem pendidikan tradisional yang hanya mengajarkan ilmu agama tanpa keterampilan praktis. Beliau memandang penting menggabungkan ilmu agama dengan pengetahuan umum agar umat Islam mampu bersaing di era modern. Pandangan ini menginspirasi pendirian Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Yogyakarta.

Baca juga: Sejarah KH Hasyim Asy’ari dan Jejak Perjuangannya di Jombang

Lahirnya Organisasi Pendidikan Muhammadiyah

Muhammadiyah berdiri sebagai gerakan pembaruan yang memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum. KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah yang mengajarkan Al-Qur’an, hadits, bahasa Arab, serta ilmu pengetahuan modern seperti matematika, sejarah, dan ilmu alam. Langkah ini tergolong revolusioner pada masanya, karena mampu mematahkan pandangan bahwa pendidikan Islam harus terpisah dari ilmu duniawi. Istrinya, Siti Walidah, juga turut membersamai sepak terjang dakwah beliau dengan mendirikan organisasi perempuan Muhammadiyah bernama ‘Aisyiyah.

Selain itu, sistem pendidikan Muhammadiyah juga menekankan kedisiplinan, kebersihan, dan keteraturan administrasi sekolah. KH Ahmad Dahlan mengadopsi metode pengajaran yang lebih interaktif dibandingkan sistem pesantren tradisional pada masa itu. Hasilnya, lulusan sekolah Muhammadiyah tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengabdi kepada masyarakat.

Baca juga: Sejarah HOS Tjokroaminoto dan Perannya dalam Dakwah Islam

 

Warisan Pendidikan KH Ahmad Dahlan yang Terus Hidup

Kini, Muhammadiyah telah berkembang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Ribuan sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan panti asuhan menjadi bukti nyata keberlanjutan visi beliau. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar yang beliau pegang teguh menjadi landasan seluruh kegiatan organisasi ini.

Perjuangan beliau membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan umat. Dengan memadukan nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan, beliau berhasil membangun fondasi kuat bagi generasi penerus. Semangat pembaruan ini menjadi teladan agar pendidikan selalu relevan menghadapi tantangan zaman.

Mengulas Sejarah Jombang Kota Santri yang Bermakna

Mengulas Sejarah Jombang Kota Santri yang Bermakna

Sejarah Jombang Kota Santri bermula dari akhir abad ke-19. Saat itu, KH. Hasyim Asy’ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun 1899. Pesantren ini menjadi titik awal kebangkitan pendidikan Islam modern di Jombang. Tidak lama kemudian, pesantren lain seperti Tambakberas, Darul Ulum Rejoso, dan Denanyar tumbuh subur. Masing-masing membawa misi yang sama, yaitu mencetak generasi berilmu dan berakhlak mulia.

Ketika fajar menyingsing di Jombang, suara lantunan ayat suci terdengar dari berbagai sudut kota. Dentingan bedug bersahutan, seolah mengabarkan kepada dunia bahwa Jombang bukan sekadar sebuah kabupaten di Jawa Timur, melainkan sebuah pusat peradaban Islam yang telah melahirkan banyak ulama besar.

Para santri berdatangan dari berbagai penjuru nusantara. Mereka belajar kitab kuning, murojaah hafalan Al-Qur’an, dan mendalami ajaran Islam di bawah bimbingan para kiai kharismatik. Kehidupan sederhana di pesantren membentuk karakter disiplin, sabar, dan tawadhu.

sejarah Jombang kota santri, pondok pesantren Jombang. Foto tulisan Jombang Santri di Alun-Alun Jombang sebagai ikon Kabupaten Jombang Jawa Timur
Ikon sejarah Jombang Kota Santri yang terletak di Alun-Alun Jombang

Dari Pondok Mengakar ke Masyarakat

Budaya religius pun meresap ke masyarakat Jombang. Tradisi tahlilan, manaqiban, hingga peringatan Maulid Nabi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di pasar, di sawah, hingga di jalanan, nilai-nilai keislaman terasa kental. Bahkan, alumni pesantren Jombang banyak mendirikan pesantren baru di daerah asal mereka, sehingga pengaruh Jombang menyebar luas.

Peran ulama Jombang juga melampaui batas lokal. KH. Hasyim Asy’ari dan tokoh-tokoh pesantren lainnya turut memimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui dakwah dan pendidikan. Identitas keislaman yang kuat ini membuat Jombang dijuluki Kota Santri.

Baca juga: 7 Manfaat Mondok untuk Menciptakan Generasi Islami dan Mandiri

Hingga kini, sebutan itu tetap melekat. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama menjaga warisan ini melalui perayaan Hari Santri, lomba MTQ, dan festival keagamaan. Setiap acara menjadi pengingat bahwa Jombang memiliki sejarah panjang dalam membina umat.

Sejarah Jombang Kota Santri bukan hanya deretan tanggal dan nama. Ia adalah kisah tentang ketekunan para kiai, semangat para santri, dan kekuatan sebuah kota yang menjadikan agama sebagai napas kehidupan.

Bagi siapa pun yang berkunjung, Jombang menawarkan lebih dari sekadar wisata religi. Ia menawarkan pelajaran hidup: bahwa ilmu dan akhlak adalah pondasi peradaban yang sesungguhnya.

Bagi Anda yang ingin merasakan suasana khas pendidikan di Jombang, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah hadir sebagai pilihan tepat. Pesantren khusus putri ini fokus pada pembinaan hafalan Al-Qur’an dengan lingkungan yang nyaman, program terstruktur, serta bimbingan guru berpengalaman.

Motivasi Penghafal Al-Qur’an: Hafal 18 Juz di Usia 14 Tahun

Motivasi Penghafal Al-Qur’an: Hafal 18 Juz di Usia 14 Tahun

Al-Muanawiyah – Di usia yang masih sangat muda, Syafa’ah Putri Rahmawan sudah memberikan motivasi penghafal Al-Qur’an yang menginspirasi. Santri asal Lamongan ini kini duduk di kelas 9 SMP dan telah menghafal 18 juz Al-Qur’an. Perjalanan ini dimulai dua tahun lalu, ketika ia memutuskan untuk mondok di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang.

Sebelum mondok, Syafa’ah sudah menghafal 2 juz. Motivasi awalnya datang dari acara hafidz cilik di televisi. Ia kagum melihat anak-anak seusianya mampu menghafal Al-Qur’an. Keinginan itu semakin kuat ketika menemukan pondok khusus putri dengan biaya terjangkau.

gambar santri putri yatim di Pondok Pesantren Tahfidz Putri Al Muanawiyah Jombang
Syafa’ah, sosok santriwati pondok tahfidz putri Al Muanawiyah Jombang yang memotivasi penghafal Al-Qur’an

Perjuangan terbesarnya adalah melawan rasa malas. Target pribadinya satu juz per bulan. “Kalau mulai malas, ingat target. Jalani terus aja, nanti perlahan akan sampai,” kenangnya, mengulang pesan motivasi dari salah satu pembimbing. Hidup di pondok juga membuatnya merasa tidak sendirian, karena dikelilingi teman seperjuangan dan rutin mendapatkan motivasi penghafal Al-Qur’an dari ustadz dan ustadzah.

Baca juga: Tips Murojaah Hafalan Al-Qur’an Ala Pesantren Tahfidz

Syafa’ah juga aktif sebagai petugas ubudiyah dan sekretaris kamar. Meski pernah menghadapi konflik kecil dalam pertemanan, hal itu tak sampai mengganggu hafalan. Kehilangan sosok ayah di akhir kelas 6 SD justru menjadi titik tekadnya untuk lebih bersungguh-sungguh, apalagi keluarga mendukung penuh langkahnya.

Tips hafalan versinya sederhana: sering-sering nderes. Setoran setelah Subuh, murojaah sore, dan mengulang sebelum tidur. Target setoran satu halaman, murojaah dua halaman. Ia juga menyukai program Jumat malam yang beragam—dari manakiban, diba’an, hingga sesi motivasi—yang menjadi penyemangat tambahan.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kita Harus Menghafal Al-Qur’an

Menjelang Wisuda Tahfidz 2025

Syafa’ah adalah satu dari 20 an santri yang akan mengikuti wisuda tahfidz 2025 dalam kategori wisuda binadzor. Kategori tersebut diperuntukkan bagi santri yang telah menuntaskan membaca Al-Qur’an 30 juz selama mondok di PPTQ Al Muanawiyah Jombang. Tidak hanya telah selesai membaca 30 juz, bacaannya juga harus dipastikan benar secara tajwid, makhorijul huruf, dan indikator pelafalan lainnya. Berikutnya, santri juga harus lolos tes dan menyetorkan hafalan surat dan doa-doa penting.

Menjelang Wisuda Tahfidz 2025, ia mempersiapkan diri dengan mempelajari tajwid, makhorijul huruf, serta menuntaskan hafalan surat-surat penting seperti Al-Kahfi dan Ar-Rahman. “Rasanya senang sekali bisa sampai di titik ini,” ungkapnya penuh syukur.

Untuk teman-teman yang sedang berjuang, Syafa’ah berpesan,

“Tetap semangat, kita sama-sama berjuang sampai tujuan.”

Sebuah pesan sederhana, namun sarat makna bagi siapa pun yang ingin menapaki jalan mulia para penghafal Al-Qur’an. Baca kisah inspiratif dari ketua OSIS penghafal Al-Qur’an.

Kitab Risalatul Mahidh dan Pentingnya untuk Mempelajarinya

Kitab Risalatul Mahidh dan Pentingnya untuk Mempelajarinya

Kitab Risalatul Mahidh adalah salah satu karya penting dalam khazanah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang fiqih wanita. Disusun oleh Syaikh Muhammad bin Isma‘il al-Kahlani ash-Shan‘ani, seorang ulama besar asal Yaman pada abad ke-12 Hijriyah, kitab ini menjadi rujukan penting di pondok pesantren putri. Beliau dikenal sebagai tokoh yang memiliki keluasan ilmu, mendalam dalam memahami dalil. Selanjutnya beliau juga mampu menyajikan pembahasan fiqih secara runtut dan mudah dipahami.

Nama Risalatul Mahidh sendiri diambil dari kata “al-mahidh” yang berarti haid. Sesuai judulnya, kitab ini membahas secara rinci hukum-hukum yang berkaitan dengan darah haid, nifas, dan istihadhah. Penjelasannya disertai dalil dari Al-Qur’an, hadits Nabi, serta pandangan para ulama dari berbagai mazhab, sehingga kitab ini menjadi rujukan penting yang diakui keotentikannya.

Kitab risalatul mahidh yang berisi fiqh wanita
Kitab risalatul mahidh (foto: shopee.co.id)

Isi Kitab Risalatul Mahidh

Secara garis besar, isi kitab meliputi: definisi haid dan tanda-tandanya, masa minimal dan maksimal haid, perbedaan haid, istihadzoh, dan nifas, serta pengaruhnya terhadap ibadah seperti shalat, puasa, dan thawaf. Kitab ini juga membahas panduan kebersihan, adab, dan etika yang dianjurkan bagi wanita Muslimah dalam kondisi tersebut. Sehingga tidak hanya fokus pada hukum tetapi juga aspek moral dan kesehatan.

Pentingnya mempelajari kitab ini tidak bisa diabaikan, terutama bagi para santri putri dan pendidik. Pengetahuan yang benar tentang hukum haid akan mencegah kesalahan dalam beribadah dan memberi bekal untuk mengajarkan materi ini kepada masyarakat. Karena darah yang keluar dari farji’ wanita sangat berkaitan dengan status dan batasan ibadah. Memahami pembahasan fiqih wanita sejak dini akan membantu membentuk generasi Muslimah yang taat, bersih, dan terjaga kehormatannya.

Di Pondok Pesantren Al Muanawiyah, Risalatul Mahidh menjadi salah satu kitab pokok dalam kurikulum madrasah diniyah. Pengajarannya dilakukan secara sistematis dengan bimbingan ustadzah yang berpengalaman. Sehingga santri tidak hanya memahami teori, tetapi juga praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang pembelajaran kitab ini, silakan kunjungi website resmi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah, untuk informasi lengkap program pendidikan dan pendaftaran.

Mbah Bolong dan Warga Meriahkan Kajian Milad ke-5

Kajian Mbah Bolong, KH Nur Hadi. Pondok Pesantren Tahfidz Putri Al Muanawiyah Jombang. Kajian warga
Kajian Mbah Bolong semarakkan milad ke-5 PPTQ Al Muanawiyah Jombang

Mbah Bolong hadir sebagai pemateri kajian milad ke-5, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al Muanawiyah Jombang. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat malam, 8 Agustus 2025. Kegiatan berlangsung di halaman pondok mulai pukul 19.15 hingga 20.35 WIB, dengan dihadiri warga sekitar.

KH Nur Hadi — atau yang akrab disapa Mbah Bolong — menyampaikan pesan penuh makna tentang pentingnya mensyukuri nikmat, khususnya nikmat lima tahun berdirinya pondok ini. Beliau menekankan bahwa betapa beruntungnya (bejo) orang yang hidupnya dihinggapi Al-Qur’an.

Dalam kajiannya, KH Nur Hadi menguraikan bahwa keberkahan Al-Qur’an datang melalui jalur mulia. Dibawa oleh malaikat terbaik, Malaikat Jibril; diambil dan disebarkan oleh manusia terbaik, Nabi Muhammad ﷺ; pada bulan terbaik, Ramadhan. “Semoga pondok ini bejo, keluarga ini bejo, dan dusun ini bejo karena Qur’an,” ujar beliau, seraya berharap momentum milad ini membawa keberkahan dan barokah bagi semua.

Lebih lanjut, beliau mengajak jamaah memahami makna barokah. “Barokah itu apa? Tambah apik, manfaat,” tuturnya. Artinya, keberkahan adalah sesuatu yang terus bertambah kebaikannya dan memberikan manfaat luas bagi sekitar.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 150 undangan yang merupakan warga dari kurang lebih 3 RT di sekitar pondok, dengan jumlah hadirin mencapai sekitar 140 orang. Suasana penuh kekeluargaan dan kehangatan terlihat jelas sepanjang acara, menguatkan ikatan antara pondok dan masyarakat sekitar.

Pengasuh pondok, A. Mu’ammar Sholahuddin, S. Pd, M. Pd, turut memberikan sambutan dan menyampaikan rasa syukur atas perjalanan lima tahun ini.

“5 tahun Al-Muanawiyah ini sudah luar biasa memberikan banyak manfaat besar untuk walisantri, untuk santri, untuk guru dan warga sekitar. Semoga kebermanfaatan ini langgeng sampai nanti hingga mati,” ujarnya.

Kajian ini adalah rangkaian acara milad yang tak hanya berisi perayaan, tetapi juga penguatan nilai-nilai keislaman. Dengan kehadiran warga, santri, dan pengasuh, kajian Mbah Bolong menjadi momentum mempererat ukhuwah. Selain itu, kegiatan ini turut meneguhkan komitmen bersama dalam membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat.

Saksikan rekaman ulang kajian melalui kanal YouTube Al-Muanawiyah.

Keutamaan Wakaf dan Perbedaannya dengan Sedekah

Keutamaan Wakaf dan Perbedaannya dengan Sedekah

Banyak dari kita yang sudah akrab dengan istilah sedekah. Memberi uang kepada fakir miskin, berbagi makanan kepada tetangga yang membutuhkan, atau membantu korban bencana adalah bentuk sedekah yang pahalanya besar di sisi Allah. Namun, di antara amalan harta dalam Islam, ada satu bentuk kebaikan yang manfaatnya jauh lebih panjang, yaitu wakaf. Mengetahui keutamaan wakaf akan membuat kita semakin semangat untuk beramal demi kehidupan dunia dan akhirat.

Sedekah dan Wakaf: Sama-sama Mulia, Berbeda Dampak

Bayangkan ada dua sahabat bernama Ahmad dan Yusuf. Suatu hari, keduanya sepakat ingin membantu masyarakat sekitar. Ahmad memilih untuk bersedekah dengan membeli 100 bungkus nasi dan membagikannya kepada fakir miskin. Sungguh mulia, karena hari itu banyak perut yang kenyang dan doa yang terpanjat untuknya.

Sementara itu, Yusuf memutuskan untuk mewakafkan sebidang tanahnya agar dibangun sumur air bersih di dekat desa. Tahun demi tahun berlalu, sumur itu terus mengalirkan manfaat. Anak-anak bisa belajar dengan tenang karena air bersih mudah didapat, petani terbantu mengairi sawah, bahkan orang yang belum pernah bertemu Yusuf pun ikut mendoakannya.

Di sinilah perbedaannya terlihat: sedekah Ahmad memberikan kebahagiaan sesaat, sedangkan wakaf Yusuf menghadirkan manfaat yang tak terhitung hingga bertahun-tahun, bahkan setelah ia meninggal dunia.

keutamaan wakaf dibanding sedekah. gambar pembangunan gedung sebagai ilustrasi manfaat dan keutamaan wakaf jangka panjang
Ilustrasi keutamaan wakaf yang manfaatnya mengalir dalam jangka panjang

Apa Itu Wakaf?

Wakaf adalah menyerahkan harta milik pribadi untuk dimanfaatkan oleh umum atau pihak tertentu sesuai syariat, dengan syarat pokok harta tersebut tidak boleh dijual, diwariskan, atau dialihkan. Contohnya wakaf tanah untuk masjid, sekolah, rumah sakit, atau lahan produktif yang hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial.

Allah Ta’ala berfirman:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…” (QS. Ali Imran: 92)

Ayat ini mengajarkan bahwa harta terbaik kita seharusnya digunakan untuk kemaslahatan jangka panjang, salah satunya lewat wakaf.

Baca juga: Hikmah Surat At Tin: Semangat Beramal Shalih di Usia Muda

Keutamaan Wakaf

  1. Pahala Mengalir Tanpa Henti
    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
    Wakaf adalah salah satu bentuk sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir, meski pewakaf telah tiada.

  2. Manfaat Jangka Panjang
    Sedekah memberikan bantuan cepat, sementara wakaf menciptakan manfaat yang dapat dinikmati oleh generasi demi generasi.

  3. Menguatkan Infrastruktur Umat
    Dengan wakaf, kita bisa membangun masjid, sekolah, pondok pesantren, atau fasilitas kesehatan yang akan memperkuat kehidupan sosial dan spiritual umat.

  4. Menyatukan Hati Umat Islam
    Bangunan hasil wakaf menjadi milik bersama yang digunakan untuk kebaikan bersama, sehingga menumbuhkan rasa persaudaraan dan saling peduli.

Keutamaan Wakaf untuk Pendidikan: Warisan Ilmu yang Abadi

Bayangkan jika kita berwakaf untuk membangun ruang kelas baru di pondok pesantren. Setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca santri, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap ilmu yang diajarkan akan menjadi pahala yang terus mengalir untuk kita. Inilah investasi akhirat yang nilainya tak terukur.

Mari wujudkan keutamaan wakaf melalui pembangunan pendidikan di Pondok Pesantren Tahdfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang. Dengan berwakaf, Anda bukan hanya membangun gedung, tetapi juga membangun peradaban dan mencetak generasi yang berilmu dan bertakwa.
Salurkan wakaf pondok tahfidz terbaik Anda. Pahala mengalir, manfaat abadi!