Wakaf Pendidikan Pembangunan Gedung Baru Al-Muanawiyah

Wakaf Pendidikan Pembangunan Gedung Baru Al-Muanawiyah

Sejarah mencatat, wakaf pendidikan telah menjadi bagian penting dalam membangun peradaban Islam sejak masa Rasulullah ﷺ. Pada awalnya, wakaf digunakan untuk menyediakan kebutuhan umat, seperti sumur, kebun, dan tanah yang hasilnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Perkembangan berikutnya, wakaf menjadi pilar utama dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Bangunan, madrasah, perpustakaan, dan pusat ilmu besar di dunia Islam—seperti Al-Azhar di Mesir—berdiri kokoh berkat wakaf kaum Muslimin. Tradisi inilah yang terus dilanjutkan hingga kini, termasuk oleh pesantren-pesantren di Indonesia, yang menjadikan wakaf sebagai sarana membangun gedung, asrama, dan fasilitas belajar demi mencetak generasi Qur’ani yang berilmu dan berakhlak mulia.

foto gedung Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al Muanawiyah Jombang
Gedung PPTQ Al Muanawiyah Jombang yang sudah digunakan para santri penghafal Al-Qur’an

Wakaf pendidikan adalah salah satu amal jariyah yang pahalanya terus mengalir selama manfaatnya dirasakan. Saat ini, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah sedang membangun gedung baru tiga lantai yang akan difungsikan sebagai asrama santri dan ruang kelas sementara bagi murid SMP Quran Al-Muanawiyah dan SMA Quran Al-Muanawiyah. Pembangunan ini menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan ruang belajar dan tempat tinggal santri yang semakin bertambah setiap tahunnya.

Keterbatasan fasilitas saat ini membuat beberapa ruang belajar digunakan secara bergantian, dan asrama menjadi padat. Dengan adanya gedung baru, diharapkan santri dapat belajar dengan lebih nyaman, memiliki lingkungan yang kondusif, dan mendapatkan fasilitas yang mendukung hafalan Al-Qur’an serta pembelajaran formal.

Manfaat Pembangunan Gedung Baru

  1. Asrama layak untuk menampung lebih banyak santri dari berbagai daerah.

  2. Ruang kelas representatif untuk mendukung kegiatan belajar SMP Quran Al-Muanawiyah dan SMA Quran Al-Muanawiyah..

  3. Lingkungan yang kondusif untuk menghafal Al-Qur’an dan pembinaan akhlak.

  4. Amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Landasan Syariah Wakaf Pendidikan

Wakaf merupakan amal yang dianjurkan dalam Islam karena manfaatnya berkelanjutan. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Wakaf pendidikan termasuk dalam sedekah jariyah yang manfaatnya terus dirasakan selama gedung dan fasilitas digunakan untuk menuntut ilmu.

Mari menjadi bagian dari pembangunan ini melalui wakaf pendidikan. Kontribusi Anda, sekecil apa pun, akan menjadi bekal pahala yang terus mengalir. Untuk informasi lebih lengkap dan tata cara berwakaf, silakan kunjungi website resmi wakaf Pondok Tahfidz Al Muanaiwyah Jombang.

Asbabun Nuzul Surat Al-Bayyinah dan Pesan Pentingnya

Asbabun Nuzul Surat Al-Bayyinah dan Pesan Pentingnya

Asbabun nuzul surat Al-Bayyinah berkaitan dengan hakikat bukti nyata yang dibawa Rasulullah ﷺ dan sikap yang seharusnya diambil manusia terhadapnya. Al-Bayyinah adalah surah ke-98 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari delapan ayat. Surah ini turun di Madinah, pada masa umat Islam mulai berinteraksi lebih intens dengan kaum Yahudi, Nasrani, dan juga penduduk asli Arab yang masih memegang kemusyrikan. Saat itu, kondisi sosial dipenuhi perbedaan keyakinan dan ketegangan politik. Sebagian Ahlul Kitab sudah mengetahui tanda-tanda kenabian Muhammad ﷺ dari kitab mereka, namun penolakan tetap terjadi.

لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ ۝١ رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ ۝٢ فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌۗ ۝٣

“Orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (kekufuran mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran suci (Al-Qur’an), yang di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).” (QS. Al Bayyinah ayat 1-3)

Baca juga: Asbabun Nuzul Surat Al-Insyirah: Saat Hidup Terasa Berat

Asbababun Nuzul Surat Al-Bayyinah

Menurut riwayat dari Ibnu Abbas, turunnya surat ini berkaitan dengan perbedaan sikap Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta kaum musyrikin Arab terhadap ajaran Islam. Sebagian dari mereka telah mengetahui tanda-tanda kenabian Muhammad ﷺ dari kitab suci mereka. Namun, ketika bukti nyata datang, banyak yang menolak karena fanatisme golongan dan kepentingan duniawi.

Riwayat lain dari Al-Baihaqi menyebutkan, surah ini turun untuk menjawab kebingungan. Orang-orang yang mengira bahwa kaum Yahudi dan Nasrani pasti akan beriman ketika Nabi Muhammad ﷺ diutus sebagaimana yang tercantum dalam makna syahadat. Ternyata kenyataannya berlawanan. Sehingga Allah menurunkan penjelasan bahwa mereka tidak akan berpisah dari keyakinan lama hingga bukti yang jelas datang, yaitu risalah Islam.

Asbabun nuzul surat Al-Bayyinah, penolakan, rejection, rejected, laki-laki yang menolak, penolakan kafir Quriaisy
Ilustrasi penolakan kafir Quraisy sebagai asbabun nuzul surat Al-Bayyinah

Pesan Penting dari Surat Al-Bayyinah

Ayat-ayat dalam surah ini menegaskan bahwa petunjuk sejati datang melalui Al-Qur’an yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ. Surah Al-Bayyinah juga memerintahkan manusia untuk menyembah Allah dengan tulus, shalat, dan menunaikan zakat sebagai wujud ketaatan.

Asbabun nuzul surat Al-Bayyinah ini mengingatkan kita bahwa penolakan terhadap kebenaran seringkali bukan karena kurangnya bukti.  Melainkan karena hati yang tertutup. Oleh karena itu, seorang Muslim perlu terus membuka diri terhadap ilmu, menjaga kemurnian tauhid, dan menjadikan ibadah sebagai pusat kehidupan.

Sejarah Shalat: Perjalanan Agung yang Penuh Hikmah

Sejarah Shalat: Perjalanan Agung yang Penuh Hikmah

Sejarah shalat memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Ibadah ini tidak disampaikan melalui perantara malaikat seperti syariat lainnya. Perintah shalat diberikan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ saat peristiwa Isra’ Mi’raj. Perjalanan agung tersebut terjadi pada masa dakwah di Makkah, tepatnya setelah Nabi mengalami kesedihan mendalam akibat wafatnya Abu Thalib dan Khadijah.

 

Perjalanan Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa

Isra’ dimulai ketika Nabi dibawa dari Masjidil Haram menuju Masjid Al Aqsa. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam firman-Nya, QS. Al Isra’ ayat 1

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ۝١

Artinya: “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

sejarah shalat masjid al aqsa peristiwa isra' mi'raj, turunnya perintah shalat
Masjidil Aqsa, tempat bermulanya sejarah shalat

Perjalanan Mi’raj dari Masjid Al Aqsa ke Langit

Dari sana, beliau naik ke langit dalam peristiwa Mi’raj. Di setiap tingkatan langit, Nabi bertemu dengan para nabi terdahulu. Nabi Adam, Isa, Yahya, Yusuf, Idris, Harun, Musa, hingga Ibrahim menyambut beliau dengan penuh penghormatan. Pertemuan itu menjadi simbol bahwa risalah Nabi Muhammad ﷺ adalah kelanjutan dari risalah para nabi sebelumnya.

Baca juga: Manfaat Rukuk Shalat untuk Kesehatan dan Jiwa

Sesampainya di Sidratul Muntaha, Nabi menerima perintah awal untuk melaksanakan shalat lima puluh waktu sehari. Saat kembali, Nabi Musa menasihati agar meminta keringanan kepada Allah. Dengan penuh kasih, Allah mengurangi jumlahnya hingga menjadi lima waktu sehari. Meski jumlahnya berkurang, pahalanya tetap setara lima puluh waktu.

Shalat menjadi tiang agama dan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah ini mengajarkan kedisiplinan waktu, kekhusyukan hati, dan kebersihan jiwa. Perintahnya yang disampaikan langsung kepada Nabi menunjukkan betapa pentingnya kedudukan shalat dibanding ibadah lainnya.

Hingga kini, sejarah shalat menjadi pengingat bahwa ibadah ini adalah anugerah besar. Setiap rakaat yang kita lakukan bukan sekadar rutinitas, melainkan warisan dari peristiwa agung yang menghubungkan bumi dan langit. Menghayati sejarah shalat membantu kita menjalankannya dengan kondisi mental health yang baik dan penuh syukur. Dengan begitu, shalat benar-benar menjadi cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Doa Khotmil Qur’an: Lafadz, Asal Usul, dan Maknanya

Doa Khotmil Qur’an: Lafadz, Asal Usul, dan Maknanya

Doa khotmil Qur’an adalah doa yang dibaca setelah seseorang selesai membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Selain itu, doa tersebut lazim dibaca saat mengadakan acara khataman bersama. Doa ini merupakan ungkapan syukur kepada Allah atas nikmat dapat menyelesaikan bacaan Al-Qur’an sekaligus permohonan agar bacaan tersebut menjadi amal yang diridhai.

Lafadz Doa Khotmil Qur’an

Berikut salah satu lafadz yang umum dibaca di berbagai pesantren:

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ، وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيتُ، وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ، وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ، وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

“Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur’an. Jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku terhadap apa yang telah kulupa darinya, ajarkanlah kepadaku apa yang belum kuketahui, dan berilah aku rezeki membacanya pada waktu malam dan siang. Jadikanlah ia sebagai hujjah (pembela) bagiku, wahai Rabb semesta alam.”

lafadz doa khotmil qur'an
Doa Khotmil Qur’an

Asal Usul dan Riwayat Doa

Doa ini diriwayatkan dari sebagian sahabat dan ulama salaf, di antaranya berasal dari riwayat Imam Nawawi dalam kitab At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an. Meskipun tidak ada dalil yang mewajibkan bacaan khusus, para ulama menganjurkan membaca doa syukur dan permohonan kebaikan setelah khatam. Doa ini kemudian berkembang di berbagai tradisi pesantren di Nusantara, sering dibaca bersama dalam acara khataman, termasuk di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Muanawiyah Jombang.

Makna Doa Khotmil Qur’an

Makna utama doa ini adalah memohon agar Al-Qur’an tidak hanya dibaca, tetapi juga dihafal, diamalkan, dan menjadi petunjuk hidup. Selain itu, doa ini mengajarkan kita untuk terus menjaga hubungan dengan Al-Qur’an dan memohon perlindungan dari kelupaan. Berikutnya, juga sebagai ungkapan harapan agar mendapat syafaat darinya di hari kiamat.

Baca juga: Kisah Ali bin Abi Thalib dalam Perjalanannya Bersama Al-Qur’an

Doa ini bukan sekadar bacaan penutup setelah menyelesaikan Al-Qur’an. Ia adalah ungkapan syukur seorang hamba atas nikmat yang Allah berikan. Membaca dan menuntaskan Al-Qur’an adalah anugerah besar yang tidak semua orang dapatkan. Dalam doa ini, seorang muslim memohon agar Al-Qur’an menjadi cahaya hidupnya. Ia berharap ayat-ayat tersebut menjadi penuntun di dunia dan pembela di akhirat. Doa ini juga berisi permintaan agar Allah menjaga hafalan yang telah diusahakan. Selain itu, memohon tambahan ilmu dan semangat untuk terus membaca Al-Qur’an. Makna terdalamnya adalah janji untuk mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menghayatinya, hati menjadi lebih tenang dan langkah semakin terarah. Al-Qur’an pun akan menjadi pedoman sejati menuju keridhaan Allah.

Komitmen dan Capaian Milad ke-5 Pesantren Tahfidz Jombang

Komitmen dan Capaian Milad ke-5 Pesantren Tahfidz Jombang

Al Muanawiyah  Tepat pada momentum milad ke-5, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muanawiyah Jombang menorehkan capaian luar biasa dalam dunia pendidikan tahfidz. Berdiri sejak lima tahun lalu, pesantren tahfidz Jombang ini telah berhasil mencetak puluhan penghafal Al-Qur’an mutqin 30 juz dari berbagai angkatan.

Dengan mengusung tagline “The Pesantren of Holding Qur’an,” Al-Muanawiyah dikenal sebagai pesantren tahfidz putri yang menekankan kualitas hafalan, adab terhadap Al-Qur’an, serta pembinaan spiritual yang menyeluruh. Para santri tidak hanya ditargetkan untuk menghafal, tetapi juga menjaga hafalan dalam jangka panjang melalui metode sistematis dan terbukti efektif.

Foto beberapa santri putri sedang tilawah Al-Qur'an saat wisuda tahfidz

Komitmen perwujudan visi misi pesantren tahfidz Jombang Al-Muanawiyah dalam Wisuda Tahfidz I tahun 2023

Metode Tahfidz Efektif di Al-Muanawiyah

Salah satu keunggulan pesantren tahfidz Jombang ini terletak pada metode pembinaan yang terukur dan disiplin. Setiap santri menjalani muroja’ah berkala, evaluasi hafalan mingguan, serta pembiasaan ibadah seperti qiyamullail dan dzikir harian. Semua program itu bertujuan menumbuhkan karakter santri yang tangguh, rendah hati, dan cinta Al-Qur’an.

“Metode Al-Muanawiyah menekankan pada muroja’ah teratur, evaluasi rutin, serta penguatan ruhiyah melalui dzikir dan qiyamullail. Inilah yang membentuk hafidzah yang kuat hafalan dan akhlaknya,” ujar salah satu pembina tahfidz.

Baca juga: Tips Murojaah Hafalan Al-Qur’an Ala Pesantren Tahfidz

Santri dari Berbagai Daerah

Menariknya, para santri Al-Muanawiyah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jombang, Sidoarjo, Gresik, hingga luar provinsi. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem pembinaan yang diterapkan telah dipercaya banyak wali santri yang menginginkan putrinya menjadi hafidzah berakhlak Qurani. Selain itu, suasana pesantren yang hangat dan penuh semangat ukhuwah membuat para santri betah dalam proses belajar. Manfaat mondok di sini tidak hanya dirasakan oleh santri, tetapi juga wali santri dan masyarakat sekitar.

Momentum Syukur dan Komitmen Ke Depan

Milad ke-5 bukan hanya peringatan usia, tetapi juga menjadi ajang muhasabah dan rasa syukur atas karunia Allah SWT. Ke depan, Al-Muanawiyah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan, memperluas manfaat dakwah Qurani, dan menjadi pesantren tahfidz Jombang yang unggul dalam mutu dan akhlak.

Sebagai bentuk komitmen dakwah pendidikan, Al-Muanawiyah terus membuka peluang bagi calon santri yang ingin menempuh jalan mulia menghafal Al-Qur’an. Bagi para orang tua yang mendambakan putrinya tumbuh menjadi hafidzah berakhlak Qurani, pesantren ini menjadi pilihan yang tepat.

Manfaat Shalat Dhuha yang Sayang Jika Dilewatkan

Manfaat Shalat Dhuha yang Sayang Jika Dilewatkan

Di tengah kesibukan pagi hari, tak sedikit orang yang melupakan satu amalan ringan namun penuh keberkahan: shalat dhuha. Padahal, manfaat shalat dhuha sangat besar, bukan hanya dari sisi spiritual, tapi juga dari segi psikologis dan sosial.

Shalat dhuha merupakan ibadah sunnah yang dilakukan di waktu dhuha, yaitu mulai sekitar 20 menit setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur. Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan umatnya untuk rutin menunaikannya, karena keutamaan yang terkandung di dalamnya sangat luar biasa.

Baca juga: Sejarah Shalat: Perjalanan Agung yang Penuh Hikmah

Manfaat Shalat Dhuha Membuka Pintu Rezeki

Salah satu manfaat yang paling dikenal adalah sebagai pembuka rezeki. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat di awal siang (dhuha), niscaya Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga akhir hari.”
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Melalui shalat dhuha, seorang hamba menunjukkan tawakal dan keyakinannya bahwa rezeki sejati datang dari Allah, bukan hanya dari usaha semata.

manfaat shalat dhuha menurut hadits nabi yang digambarkan dengan laki laki bersujud di masjid dengan sorotan sinar cahaya sebagai tanda waktu dhuha
Manfaat shalat dhuha menurut hadits nabi

 

Mengganti Sedekah 360 Sendi

Setiap manusia memiliki 360 sendi yang harus disyukuri dengan bentuk kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap sendi tubuh manusia wajib disedekahi setiap hari. Dua rakaat shalat dhuha mencukupi semuanya.”
(HR. Muslim)

Dengan kata lain, shalat dhuha adalah bentuk sedekah spiritual yang menggantikan ratusan amal kebaikan fisik.

Mendatangkan Ketenangan Jiwa

Manfaat shalat dhuha tidak hanya tampak dalam urusan duniawi, tetapi juga berdampak besar bagi mental health. Menunaikan shalat dhuha di pagi hari—ketika udara masih segar dan suasana relatif tenang—membantu menenangkan pikiran, menjernihkan fokus, serta mengurangi stres. Banyak yang merasakan, setelah shalat dhuha, hati terasa lebih lapang dan siap menghadapi rutinitas harian.

Dicintai dan Dicontohkan oleh Nabi ﷺ

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata:

“Rasulullah biasa mengerjakan shalat dhuha empat rakaat dan menambah sesuai yang Allah kehendaki.”
(HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwa shalat dhuha termasuk amalan yang dijaga Nabi, dan menjadi ciri khas orang-orang shalih. Dengan menirunya, kita ikut dalam barisan orang-orang yang dicintai Allah.

Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menit untuk dua rakaat. Namun manfaat shalat dhuha sangat besar: menenangkan jiwa, mencukupi kebutuhan hidup, mengganti ratusan sedekah, dan menjadi jalan mendekatkan diri pada Allah. Mulailah dari sekarang, walau hanya dua rakaat setiap hari. Siapa tahu dari shalat dhuha yang kita jaga, Allah membukakan rezeki, kesehatan, dan jalan kemudahan dalam hidup kita.

Hari Terakhir MATSABA, Santri Baru Unjuk Karya di Pentas Seni

Hari Terakhir MATSABA, Santri Baru Unjuk Karya di Pentas Seni

Rabu, 17 Juli 2025 – Hari ketiga sekaligus hari terakhir Masa Ta’aruf Santri Baru (MATSABA) Pondok Pesantren Tahfidz Putri Al-Muanawiyah Jombang ditutup dengan semarak acara pentas seni, menampilkan potensi dan kreativitas para santri.

Sejak pagi, para santri disibukkan dengan outbond dan latihan pentas seni. Mereka tampak antusias dan kompak menyiapkan berbagai penampilan seperti tarian tradisional, Arabic songfashion show, dan drama dalam rangkaian “Al Muanawiyah Got Talent”. Latihan ini bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari pembentukan karakter percaya diri dan semangat kebersamaan.

Outbond kegiatan luar kelas masa orientasi ta'aruf santri baru pondok pedsantren tahfidz quran la muanawiyah jombang
Keseruan outbond santri baru Al Muanawiyah Jombang

Pada siang hari, santri mengikuti materi adab dan tata krama di pesantren, yang menjadi salah satu bekal penting dalam kehidupan mondok. Materi ini mengajarkan bagaimana adab kepada guru, adab berteman, dan adab terhadap lingkungan. Poin pentingnya adalah bahwa adab adalah kunci utama dalam menuntut ilmu yang bermanfaat dan berkah.

Baca juga: Santri Menjalani Tes Baca Kitab di Hari Kedua MATSABA

Malam harinya, seluruh santri berkumpul untuk menyaksikan puncak acara: Pentas Seni dan Penutupan Masa Ta’aruf Santri Baru. Tawa, haru, dan semangat berpadu saat santri menampilkan karya terbaik mereka di panggung sederhana, namun penuh makna. Para ustadzah turut memberi apresiasi dan semangat, menjadikan acara ini sebagai kenangan indah yang membekas bagi para santri baru.

Tampilan Pentas Seni Santri dalam MATSABA 2025

Tampilan Arabic Song

Menyanyi arabic song masa orientasi ta'aruf santri baru pondok pesantren tahfidz quran al muanawiyah jombang
Persembahan Arabic Song santri baru Al Muanawiyah Jombang

Penampilan Arabic Song dan Fashion Show

Arabic song masa orientasi ta'aruf santri baru pondok pesantren tahfidz quran al muanawiyah jombang
Asyiknya tarian Arabic Song dan fashion show santri baru Al Muanawiyah Jombang

Tarian Tradisional

Tarian tradisional masa orientasi ta'aruf santri baru pondok pesantren tahfidz quran al muanawiyah jombang
Tarian tradisional yang kreatif dari santri baru Al Muanawiyah Jombang

Persembahan Puisi

Puisi masa orientasi ta'aruf santri baru pondok pesantren tahfidz quran al muanawiyah jombang
Puisi persembahan yang menyentuh dari santri baru Al Muanawiyah Jombang

Drama

Drama masa orientasi ta'aruf santri baru pondok pesantren tahfidz quran al muanawiyah jombang
Santri baru Al Muanawiyah Jombang dengan percaya diri menampilkan drama

Kegiatan pentas seni bukan hanya bentuk ekspresi, tapi juga cara pondok membina santri agar mampu menyampaikan nilai-nilai kebaikan lewat media yang kreatif dan mendidik. Dengan berakhirnya rangkaian orientasi ini, para santri baru siap menjalani hari-hari pembelajaran dengan semangat tinggi dan bekal adab yang kuat. Semoga menjadi awal yang baik untuk menjadi penghafal Al-Qur’an yang shalihah dan berakhlak mulia.

Anak Shalihah Dimulai Dari Ilmu yang Bermanfaat

Anak Shalihah Dimulai Dari Ilmu yang Bermanfaat

Al-Muanawiyah – Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki ilmu yang bermanfaat Dalam Islam, itu semua terangkum dalam satu cita-cita besar: menjadikan anak sebagai anak shalih atau shalihah. Namun, cita-cita ini tidak bisa terwujud hanya dengan niat. Diperlukan langkah nyata—terutama dalam memilih tempat menuntut ilmu terbaik dan terus mengiringi anak dengan doa serta dukungan yang tulus.

 

Pentingnya Ilmu yang Bermanfaat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa ilmu bermanfaat bukan hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga bagi orang tuanya. Ketika seorang anak belajar dengan ikhlas, memahami ilmu agama, dan mengamalkannya—maka pahala itu juga akan terus mengalir kepada orang tua.

Karena itu, orang tua sebaiknya tidak hanya mengejar pendidikan yang bergengsi, tetapi juga memilih pendidikan yang mendidik hati dan jiwa anak agar ilmunya menjadi berkah dan bernilai ibadah.

Para santri sedang mengaji kitab kuning di pesantren, menggambarkan pentingnya ilmu agama sebagai dasar membentuk anak shalihah
Peran orangtua agar anak shalih shalihah dan ilmu bermanfaat

 

Peran Orang Tua dalam Keberkahan Ilmu Anak

Berikut beberapa peran orangtua yang bisa dilakukan agar ilmu anak menjadi berkah, kuat, dan bermanfaat sepanjang hidupnya:

1. Memilih Sekolah atau Pesantren yang Mendidik Akhlak dan Adab
Ilmu tanpa akhlak bisa menjadi bumerang. Pilihlah tempat belajar yang tidak hanya mengajarkan hafalan, tapi juga membentuk karakter. Pondok tahfidz yang berfokus pada adab, disiplin, dan cinta Al-Qur’an adalah investasi terbaik untuk masa depan anak.

2. Mendoakan Anak Secara Rutin
Salah satu bentuk dukungan terbaik orang tua adalah doa yang tak putus. Doa orangtua memiliki kekuatan luar biasa. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tiga doa yang mustajab, tanpa keraguan padanya: doa orang tua untuk anak…”
(HR. Tirmidzi)

Setiap kali anak belajar, murojaah, atau menghadapi ujian, iringilah dengan doa. Mohonkan kepada Allah agar anak diberikan ilmu yang bermanfaat, hati yang lapang, dan niat yang lurus.

3. Memberi Teladan dan Dukungan Emosional
Anak akan lebih mudah menerima ilmu jika didukung oleh suasana rumah yang tenang dan penuh kasih sayang. Jauhkan anak dari tekanan dan perbandingan yang tidak sehat. Jadilah orang tua yang hadir secara utuh, baik secara materi, emosional, maupun spiritual. Tanamkan juga adab menuntut ilmu yang baik di manapun mereka berada.

Ilmu yang Berkah Melahirkan Anak Shalih dan Shalihah

Ketika anak belajar di tempat yang benar, dengan niat yang benar, dan mendapat dukungan penuh dari orang tua, maka besar kemungkinan ia tumbuh menjadi anak shalih atau shalihah. Inilah anak yang tidak hanya berhasil secara akademik, tetapi juga membawa cahaya bagi keluarga di dunia dan akhirat.

Ilmu yang bermanfaat dan penuh keberkahan akan menumbuhkan kesadaran untuk selalu mendekat kepada Allah, menolong sesama, dan menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Dan semua itu dimulai dari doa dan pilihan orang tua yang penuh cinta dan tanggung jawab.

Tidak ada amal yang sia-sia ketika orang tua menyekolahkan anak di tempat yang baik dan terus mendoakan agar ilmunya membawa manfaat. Di balik setiap santri yang istiqamah, ada orang tua yang tidak pernah berhenti bersujud. Di balik anak yang hafal Al-Qur’an, ada orang tua yang memilih jalan hidup yang penuh keberkahan.

Mari kita jadikan anak-anak kita sebagai penyambung amal jariyah, dengan ilmu yang bermanfaat dan hati yang bersih. Karena dari santri yang shalih dan shalihah, lahirlah generasi yang menyejukkan mata dan membanggakan di hadapan Allah.

Selamat Datang Santri Baru di PPTQ Al-Muanawiyah Jombang

Selamat Datang Santri Baru di PPTQ Al-Muanawiyah Jombang

Ucapan selamat datang kepada santri baru dari pengasuh PPTQ Al Muanawiyah Jombang

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk menuntut ilmu dalam ridha-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan umat beliau hingga akhir zaman.

Dengan hati yang penuh rasa syukur, kami mengucapkan selamat datang kepada santri baru Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muanawiyah Jombang. Selamat melangkah ke rumah kedua yang insya Allah dipenuhi keberkahan, cinta Al-Qur’an, dan semangat belajar yang tak pernah padam.

Rumah Kedua untuk Tumbuh Bersama Al-Qur’an

Pondok ini berdiri dengan semangat untuk membentuk pribadi muslimah yang kaffah — cerdas dalam berpikir, santun dalam bersikap, kuat dalam ibadah, dan tulus dalam beramal. Setiap santri baru diharapkan tumbuh menjadi hafidzah yang bukan hanya mutqin hafalannya, tetapi juga kokoh adabnya.

adab pesantren adab belajar adab menuntut ilmu. santri pondok pesantren tahfiz putri Jombang sedang mengaji kitab kuning
Potret adab pesantren saat santriwati PPTQ Al Muanawiyah Jombang sedang mengikuti kajian kitab kuning

Di sini, kalian akan dibimbing melalui metode tahfidz yang sistematis, muroja’ah berkala, evaluasi hafalan mingguan, serta penguatan spiritual lewat qiyamullail dan dzikir harian. Semua program itu dirancang untuk menumbuhkan kecintaan kepada Al-Qur’an sekaligus melatih kedisiplinan dan keteguhan hati.

Suasana Penuh Kasih dan Kedisiplinan

Selamat datang di lingkungan yang religius, hangat, dan penuh kasih sayang. Kalian akan belajar, beribadah, dan hidup bersama teman-teman dari berbagai daerah yang memiliki satu cita-cita — menjadi generasi Qurani yang berakhlak mulia. Jika rindu rumah, pandanglah Al-Qur’an; di dalamnya ada ketenangan yang menyejukkan hati.

Di pondok ini, setiap pagi dimulai dengan salam dan senyum, setiap malam diakhiri dengan doa dan muroja’ah. Di sela-sela hafalan, ada tawa, cerita, dan persaudaraan yang akan kalian kenang selamanya.

Mari Melangkah dengan Ikhlas

Untuk seluruh santri baru, selamat memulai perjalanan indah ini. Jadikan setiap ayat yang dihafal sebagai cahaya dalam langkah kalian. Semoga Allah menjadikan Al-Muanawiyah tempat tumbuhnya hafidzah yang unggul dalam hafalan, beradab, dan berakhlak Qurani. Perjuangan kalian tidak akan sia-sia. Setiap usaha belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah amalan terbaik dan insyaAllah akan mendapatkan keberkahan dan pahala yang terbaik pula.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ustadz A. Mu’ammar Sholahuddin, S.Pd., M.Pd.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muanawiyah Jombang